6. Implementasi Pengujian Keabsahan Data 8. Implementasi dalam Penelitian

3. Penarikan Kesimpulan Langkah ketiga dalam nalisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini sebagai hipotesis, dan bila didukung oleh data maka akan dapat menjadi teori.

III. 6. Implementasi Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan yang akan dilakukan yaitu meliputi uji kredibilitas validitas internal, uji transferability validitas eksternal, uji dependability reabilitas, dan confirmabilty obyektivitas. Namun yang utama adalah uji kredibilitas data yang dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisa kasus negative dan membercheck. 56 56 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD Bandung: Alfabeta, 2009, , hlm. 294. Dalam melakukan pengujian keabsahan data, peneliti melakukan peningkatan ketekunan, yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan tersebut, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Universitas Sumatera Utara Setelah meningkatkan ketekunan, peneliti juga melakukan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Peneliti melakukan wawancara dengan orang yang berbeda dalam satu institusi dengan tujuan adakah perbedaan pendapat dan data yang diberikan oleh orang-orang tersebut. Selanjutnya, peneliti menggunakan bahan referensi, yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai alat pendukung, peneliti merekam setiap wawancara yang dilakukan dengan semua informan. Dengan demikian, maka keakuratan data yang diperoleh peneliti dapat dipercaya.

III. 8. Implementasi dalam Penelitian

Peranan koordinasi BPBD Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Kota Medan memfokuskan kepada bagaimana koordinasi antara BPBD Kota Medan sebagai institusi yang memiliki fungsi dalam pengkoordinasian dengan dinas-dinas di Kota Medan yang ikut terlibat langsung dalam proses koordinasi tersebut pada saat bencana dan pasca bencana. Peneliti juga ikut melibatkan masyarakat dalam proses koordinasi karena masyarakatmerupakan objek yang menerima bantuan dari pemerintah. Penelitian ini berlangsung kurang lebih selama tiga bulan, peneliti mendapatkan banyak informasi dari berbagai pihak yang terkait mengenai koordinasi saat bencana dan pasca bencana. Banyak hal yang tidak mudah telah Universitas Sumatera Utara dilewati oleh peneliti dan dalam proses penelitian ini ada saja hal yang menghambat proses penelitian tersebut, khususnya dalam pengumpulan data. Salah satu di antaranya adalah ketika malakukan wawancara dengan beberapa informan kunxi. Ada beberapa informan kunci yang sulit ditemui karena banyaknya kegiatan yang dikerjakan oleh informan tersebut. Ada saatnya dimana peneliti harus menunggu dari pagi hingga institusi tersebut tutup sore dan tidak mendapatkan hasil sama sekali. Peneliti harus memiliki kesabaran dan semangat yang stabil ketika menghadapi situasi tersebut. Hambatan lainnya adalah kurangnya informasi yang diberikan oleh informan sehingga pada akhirnya peneliti harus mencari informasi kepada sumber lain dengan catatan sumber lain tersebut masih dalam ruang lingkup tugas yang peneliti tanyakan. Hambatan berikutnya ada pada masyarakat kecamatan yang peneliti wawancarai. Peneliti adalah orang asing bagi masyarakat tersebut. Oleh karena itu, sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan survey lokasi dengan cara mengelilingi beberapa kelurahan yang akan peneliti wawancarai. Selanjutnya peneliti mengunjungi kantor kelurahan untuk meminta izin melakukan penelitian di kelurahan tersebut dan sedikit berbincang-bincang dengan mereka mengenai masalah yang peneliti teliti. Berbagai informasi yang peneliti dapatkan, salah satunya lokasi kelurahan yang tepat untuk peneliti wawancara yang merupakan lokasi yang sering dilanda banjir. Ketika terjun langsung ke lokasi tersebut, ada perasaan takut menghinggapi peneliti karena keadaan lokasi tersebut yang semakin jauh semakin turun ke bawah. Peneltiti Universitas Sumatera Utara berusaha keras agar bisa menjalin hubungan yang baik, serta membuat masyarakat percaya kepada peneliti, dan merasa aman untuk kemudian masyarakat bisa mengungkapkan berbagai informasi terkait penerimaan bantuan untuk korban banjir dari pemerintah. Sejauh peneliti melakukan wawancara, masyarakat yang peneliti wawancara mengungkapkan segala perasaan yang mereka rasakan ketika mengalami bencana hingga pada saat menerima bantuan dari pemerintah. Peneliti sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat pun memberi penjelasan kepada masyarakat mengenai hal yang mereka anggap harus diberikan kepada mereka dan mengenai peraturan yang pemerintah berikan kepada mereka, khususnya dalam pemberian bantuan. Hambatan-hambatan tersebut, khususnya bagi informan kunci, membuat peneliti harus berulang-ulang datang institusi tersebut. Dan untuk masyarakat, peneliti memberikan jaminan kerahasiaan kepada informan yang bersedia memberikan informasi, peneliti berusaha membuat para informan merasa aman ketika memberikan informasi, dengan cara penulis tidak mencantumkan nama- nama informan atau hanya dengan menggunakan inisial nama mereka. Maka, dengan begitu sasaran informasi yang peneliti harapkan pun tercapai.

III. 7. Etika Penelitian