6. Taruna Siaga Bencana TAGANA Kota Medan

3. Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan; 4. Pemnyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; 5. Pelaksanaan tugas lain yang biberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan dan Dinas Kesehatan Kota Medan berperan dalam penanggulangan bencana banjir di Kota Medan pada tahap saat bencana. Apabila kekurangan tenaga, kedua dinas penerintah Kota Medan tersebut bekerja sama dengan Taruna Siaga Bencana TAGANA yang berada di bawah wewenang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan.

IV. 6. Taruna Siaga Bencana TAGANA Kota Medan

TAGANA Taruna Siaga Bencana merupakan tim evakuasi disebut sebagai Tim Reaksi Cepat dalam Peraturan Kepala BNPB yang dibentuk di bawah wewenang Dinas Sosial Kota Medan. TAGANA adalah relawan dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang bantuan social. TAGANA merupakan perwujudan dari penanggulangan bencana bidang bantuan social berbasis masyarakat. Anggota TAGANA adalah seluruh warga Negara Indonesia pria dan wanita berumur 18 s.d 45 tahun disebut anggota aktif TAGANA serta terhimpun atau berasal dari kelompok masyarakat atau organisasi tertentu. Untuk anggota TAGANA yang berumur 45 tahun diorganisir dalam LEGIUN TAGANA. Universitas Sumatera Utara Seorang anggota TAGANA dinyatakan sah sebagai anggota resmi jika telah mendapat surat keterangan dari dirjen Banjamsos setelah melalui proses pelatihan baik yang diadakan oleh Depsos Pusat, DinasInstitusi Sosial Provinsi dan KabKota serta institusi yang mendapat pengakuan dari Depsos. Setiap anggota TAGANA akan mendapat Nomor Induk Anggota NIA TAGANA melalui seleksi yang dilakukan oleh yang berwenang berdasarkan ketentuan dan pedoman yang berlaku. Anggota TAGANA Kota Medan sampai saat ini berjumlah 100 orang. Dasar hukum yang melandasi pembentukan Taruna Siaga Bencana TAGANA, yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82HUK2006. TAGANA memiliki tiga prinsip, yaitu One Command, One Rule, dan One Corps.Unity. Ada tiga bentuk kegiatan yang dilakukan TAGANA yaitu pada pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Kegiatan yang TAGANA kerjakan ketika pra bencana yaitu melakukan pendataan wilayah rawan bencana dimana yang bersangkutan berada, melakukan kajian dan analisa resiko bencana, melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat serta membentuk Kampung Siaga Bencana, melakukan penguatan jaringan kerjasama, menyusun rencana aksi, dan melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Pada saat bencana, kegiatan yang dilakukan adalah mengaktifkan semua sistem, menghimpun data dan informasi, mengerahkan semua potensi, menyalurkan bantuan dan penyelenggaraan dapur umum, melakukan antisipasi dampak bencana lanjutan dan menyiapkan bantuan lanjutan. Universitas Sumatera Utara Pada pasca bencana, kegiatan yang mereka kerjakan adalah membuat catatan dan seleksi dampak bencana, menyusun rencana rehabilitasi, melakukan kajian dampak bencana, melakukan rujukan, melakukan evakuasi, dan menyusun laporan. Yang termasuk memberikan pembinaan kepada TAGANA yaitu Departemen Sosial dan dinasinstansi social provinsi, kabupatenkota, selaku pembina fungsional dan teknis dan operasional, instansi terkait selaku Pembina teknis sesuai kebutuhan dan BNPBBPBD selaku koordinator penanggulangan bencana serta berperan sebagai pembina umum berjenjang. TAGANA lebih banyak berperan pada tahap upaya penanggulangan bencana saat bencana. Pada tahap pasca bencana, ada beberapa dinas pemerintah Kota Medan yang turut bekerja sama menanggulangi masalah bencana banjir. Namun dalam pemelitian ini, peneliti hanya menyoroti satu dinas saja, yaitu Dinas Bina Marga Kota Medan.

IV. 7. Dinas Bina Marga Kota Medan