6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kitosan
2.1.1 Definisi Kitosan dan Proses Pembentukan Kitosan
Kitosan poli-
β-1,4-D-glukosamin merupakan
polimer karbohidrat yang diturunkan dari deasetilasi kitin yang merupakan
biopolimer alami yang berlimpah setelah selulosa No H.K, 2007. Kitin poli-
β-1,4-N-asetil-D-glukosamin merupakan penyusun utama eksoskeleton dari hewan air golongan crustacea seperti kepiting dan
udang. Kulit udang mengandung protein 25-40, kalsium karbonat 45-50, dan kitin 15-20, tetapi besarnya kandungan komponen
tersebut tergantung pada jenis udangnya. Kitosan tersusun oleh monomer 2-amino-2-deoksi-D-
glukosa dengan ikatan glikosida pada posisi β1,4 sehingga kitosan merupakan polimer rantai panjang glukosamin dengan
rumus molekul C
6
H
11
NO
4
n. Kitin dan kitosan memiliki struktur yang mirip dengan selulosa. Perbedaannya terletak pada posisi C2 dimana pada
kitin posisi C2 adalah gugus asetamida, sedangkan pada kitosan posisi C2 adalah gugus amina Kim, 2011.
Gambar 2.1 Perbedaan Struktur Kimia Kitin dan Kitosan
[Sumber : Kim, 2011]
NHCOCH
3
NH
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kitosan dibentuk melalui proses demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Demineralisasi dilakukan dengan menggunakan larutan asam
encer yang bertujuan untuk menghilangkan mineral yang terkandung dalam bahan baku. Deproteinasi dilakukan dengan menggunakan larutan
basa encer untuk menghilangkan sisa-sisa protein yang masih terdapat dalam bahan baku. Dan deasetilasi untuk menghilangkan gugus asetil
Kim, 2011. Proses deasetilasi penghilangan gugus asetil kitin menjadi kitosan
dapat dilakukan secara kimiawi maupun enzimatis. Secara kimiawi, deasetilasi kitin dilakukan dengan penambahan NaOH, sedangkan secara
enzimatis digunakan enzim kitin deasetilase Kim, 2011. Deasetilasi adalah proses pemutusan gugus asetil dari glukosamin, derajat deasetilasi
menunjukkan banyaknya gugus asetil yang putus dari gugus glukosamin dan jumlah presentase dari gugus amino pada struktur polimer. Semakin
besar derajat deasetilasi maka semakin banyak pula kitosan yang terbentuk dari kitin, sehingga lebih mudah larut dalam asam encer. Deasetilasi kitin
akan menghilangkan gugus asetil dan menyisakan gugus amino yang bermuatan positif, sehingga kitosan bersifat polikationik Shahidi et al.,
1999. Proses lepasnya gugus asetil deasetilasi dari bentuk kitin menjadi kitosan dapat diamati dalam Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Deasetilasi Kitin Menjadi Kitosan
[Sumber: Darmanto, 20102011]
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.2 Karakteristik Kitosan