UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
radiasi, hal ini membuktikan bahwa iradiasi tidak menyebabkan pemutusan pada gugus asetilnya COCH
3
akan tetapi pemutusan rantai pada ikatan 1,4-
β-glikosida pada kitosan.
4.3 Berat Molekul Viskositas Mv Kitosan
Berat molekul dapat berpengaruh pada sifat fisika polimer seperti kelarutan dan viskositas. Salah satu metode yang mudah untuk penetapan
berat molekul rata-rata kitosan adalah metode viskositas larutan menggunakan alat viskometer. Keuntungan metode ini antara lain yaitu
lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana
Hwang et al., 1997
. Prinsip pengukuran menggunakan metode ini adalah dengan cara menghitung perbandingan antara waktu alir larutan
polimer terhadap waktu alir pelarut murni yang mengalir melalui pipa kapiler pada jarak tertentu dan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri
Hwang et al., 1997
. Pada pengukuran berat molekul viskositas ini dibuat larutan kitosan
sebanyak 4 seri konsentrasi untuk masing-masing sampel kitosan, kemudian setelah larutan kitosan dibuat didiamkan terlebih dahulu minimal selama 24
jam berdasarkan pengalaman peneliti dari BATAN sebelumnya, hal ini untuk menyempurnakan kelarutan dari kitosan tersebut, karena kitosan yang
baru saja dilarutkan dengan asam biasanya masih terdapat gelembung- gelembung pada larutannya. Kemudian setiap konsentrasi larutan uji
dihitung waktu alir pada suhu 25
o
C dengan selisih perubahan suhu ± 0,3
o
C. Berikut ini hasil pengukuran nilai waktu yang diperoleh pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Tabel Waktu Rata-Rata Tiap Konsentrasi Larutan Dosis Radiasi
kGy Waktu Rata
– Rata detik 0,1
0,2 0,3
0,4 78,99
168,86 295,65
497,69 50
51,73 70,42
94,76 126,16
100 38,44
46,18 53,92
62,12 150
37,39 43,25
50,09 57,42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan dari data tabel 4.2 diatas diketahui bahwa semakin tinggi dosis radiasi maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan oleh masing-
masing larutan untuk mengalir pada pipa kapiler dengan jarak tertentu. Begitu pula dengan semakin besarnya konsentrasi larutan maka semakin
besar pula waktu yang dibutuhkan untuk mengalir. Kemudian hasil yang diperoleh pada tabel diatas diukur viskositas spesifiknya dengan rumus:
Keterangan : : viskositas spesifik
t1 : waktu alir untuk pelarut natrium asetat
T2 : waktu alir untuk larutan uji Berdasarkan rumus diatas untuk menghitung nilai
Ƞsp memerlukan nilai t1 waktu yang dibutuhkan pelarut untuk mengalir pada pipa kapiler
yaitu nilai rata-rata waktu yang didapat sebesar 32,053 detik. Hasil perhitungan viskositas spesifik dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Tabel Viskositas Spesifik dari Berbagai Dosis Radiasi Dosis Radiasi
kGy Ƞsp dari Masing-Masing Konsentrasi Larutan
0,1 0,2
0,3 0,4
1,464 4,269
8,225 14,528
50 0,614
1,197 1,957
2,936 100
0,199 0,441
0,682 0,938
150 0,167
0,349 0,563
0,792
Berdasarkan hasil viskositas spesifik pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis radiasi maka semakin kecil nilai
viskositas spesifik dan sebaliknya nilai viskositas spesifik semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi larutan, hal ini menunjukan
bahwa semakin besar nilai viskositas spesifik semakin besar pula viskositas dari larutan. Sehingga dilihat dari tabel 4.3 di atas kitosan dengan dosis
radiasi 150 kGy memiliki viskositas yang paling kecil dan begitu pula dengan kitosan 0 kGy memiliki viskositas yang paling besar. Nilai
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
viskositas spesifik yang diperoleh tersebut kemudian dimasukkan dalam grafik
ȠspC, sehingga diperoleh nilai viskositas instrinsik yaitu dengan memplotkan hasil
ȠspC terhadap C yang menunjukkan nilai C=0, dan hasilnya tertera pada tabel 4.4 dibawah ini. Kemudian berat molekul
viskositas rata-rata Mv kitosan dihitung dengan menggunakan persamaan Mark-Houwink:
[h ]= k.M
v α
Keterangan: [h]
= Viskositas intrinsik M
= Massa molekul kitosan gmol k dan
α = Tetapan khas untuk polimer dan pelarutnya K= 1.181 x 10
-3
dan α = 0.93 pada suhu 25
C
Tabel 4.4 Tabel Viskositas Instrinsik dan Berat Molekul Viskositas Mv
Dosis Radiasi kGy α
K [Ƞ]
Mv Da
0,93 1,181x10
-3
11,4 19256,405
50 0,93
1,181x10
-3
4,9 7767,204
100 0,93
1,181x10
-3
2,1 3123,135
150 0,93
1,181x10
-3
1,6 2362,672
Hubungan dosis radiasi dengan berat molekul viskositas rata-rata Mv dapat dilihat dengan jelas pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Dosis Radiasi dengan Berat Molekul
Viskositas Mv Kitosan
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000 20000
50 100
150
B er
a t
M o
lek ul
Vis k
o sit
a s
Da
Dosis Radiasi kGy
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan pada tabel 4.4 dan grafik di atas dapat dilihat bahwa iradiasi pada kitosan dengan berbagai dosis radiasi mempengaruhi berat
molekul viskositas M
v
pada kitosan. Semakin tinggi dosis radiasi yang digunakan maka semakin kecil berat molekul viskositas M
v
kitosan yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena radiasi pada kitosan
menyebabkan pemutusan rantai molekul kitosan pada ikatan 1,4- β-glikosida
sehingga menjadi kitosan dengan rantai molekul yang lebih pendek. Semakin pendek jumlah rantai polimer pada kitosan maka semakin kecil
berat molekulnya. Polimer dengan jumlah rantai panjang mempunyai berat molekul yang besar dan memiliki viskositas yang besar pula. Sehingga berat
molekul berbanding lurus dengan viskositas.
4.4 Pengujian Penurunan Kadar Kolesterol secara In Vitro