UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
k dan α = Tetapan khas untuk polimer dan pelarutnya
K= 1.181 x 10
-3
dan α = 0.93 pada suhu 25
C
3.3.5 Pengujian Penurunan Kadar Kolesterol secara In Vitro Rudel and
Morris, 1973; Sutioso, 2012; Rao, 1992; Nalole, 2009
3.3.5.1 Pembuatan Reagen FeCl
3
Sebanyak 8,402 gram FeCl
3
.6H
2
O dilarutkan dalam 100 mL asam asetat glasial, larutan ini akan tetap stabil hingga beberapa bulan
kedepan. 3.3.5.2
Pembuatan Asam Asetat 1
Sebanyak 1 mL Asam Asetat glasial dan ad 100 mL dengan
aquades. 3.3.5.3
Pembuatan Larutan Baku Kolesterol Etanol
Dibuat larutan induk kolesterol dengan konsentrasi 1000 ppm yaitu dengan cara melarutkan 100,0 mg serbuk kolesterol dalam 100
mL etanol absolut 95 pada suhu ± 45
o
C diatas waterbath.
3.3.5.4 Pembuatan Kurva Standar
a. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum λ
maks
Dilakukan scanning panjang gelombang dari larutan standar kolesterol dengan konsentrasi 100 ppm dalam labu 5 mL yang diambil
dari larutan induk 1000 ppm sebanyak 0,5 mL lalu di ad dengan etanol 95 sampai volum 5 mL, kemudian ditambahkan 2,0 mL reagen FeCl
3
kemudian divorteks dan didiamkan selama 10 menit, dan menutup lapisan luar tabungnya dengan alumunium voil untuk melindungi dari
cahaya. Lalu masing-masing larutan ditambahkan 1,0 mL H
2
SO
4
p dan campuran larutan dihomogenkan dengan menggunakan vorteks,
kemudian didiamkan selama 30 menit. Dilakukan pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang
400-700 nm.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Baku Kolesterol dan Pengukuran Kurva standar
Dari larutan induk kolesterol konsentrasi 1000 ppm dibuat 5 seri konsentrasi yaitu diambil dari larutan induk tersebut sebanyak 0,5; 0,75;
1; 1,25; dan 1,5 mL kemudian dicukupkan volumenya masing-masing hingga 5 mL dengan etanol 95, sehingga dihasilkan masing-masing
larutan dengan konsentrasi 100, 150, 200, 250, dan 300 ppm. Masing- masing larutan tersebut ditambahkan 2,0 mL reagen FeCl
3
kemudian divorteks dan didiamkan selama 10 menit, dan menutup lapisan luar
tabungnya dengan alumunium voil untuk melindungi dari cahaya. Lalu masing-masing larutan ditambahkan 1,0 mL H
2
SO
4
p dan campuran larutan dihomogenkan dengan menggunakan vorteks, kemudian
didiamkan selama 30 menit dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum 526 nm sesuai hasil scanning sebelumnya.
3.3.5.5 Pengukuran Kadar Kolesterol
Sampel kitosan hasil iradiasi 50 kGy, 100 kGy, 150 kGy dan non iradiasi masing-masing ditimbang sebanyak 30,0 mg triplo lalu
masing-masing dilarutkan dengan asam asetat 1 sebanyak 20 tetes, kemudian masing-masing ditambahkan 5 mL larutan kolesterol dengan
konsentrasi 300 ppm. Campuran masing-masing larutan dihomogenkan dengan menggunakan vorteks dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 60 menit, kemudian disentrifus pada 4000 rpm selama 5 menit. Masing-
masing kolesterol yang tersisa dalam supernatan diambil 5 mL dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Masing-masing
supernatan tersebut ditambahkan 2,0 mL reagen FeCl
3
kemudian divorteks dan didiamkan selama 10 menit, dan menutup lapisan luar
tabungnya dengan alumunium voil untuk melindungi dari cahaya. Lalu masing-masing larutan ditambahkan 1,0 mL H
2
SO
4
p dan campuran larutan dihomogenkan dengan menggunakan vorteks, dengan demikian
jumlah pengenceran terhadap awal sebanyak 56 dan dilanjutkan dengan 58, sehingga total pengenceran 56 x 58 = 2548. Kemudian
didiamkan selama 30 menit dan diukur absorbansinya pada panjang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
gelombang maksimum 526 nm sesuai hasil scanning sebelumnya. Kurva standar digunakan untuk menentukan konsentrasi kolesterol yang
tersisa. Persentase penurunan kadar kolesterol ditentukan dengan rumus :
A =
X100 C
B C
Keterangan : A = penurunan kadar kolesterol
B = kadar kolesterol akhir dikali pengenceran 4825 C = kadar kolesterol awal
3.3.5.6 Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Saphiro Wilk untuk melihat distribusi data dan dianalisis dengan uji Levene untuk melihat
homogenitas data. Jika data terdistribusi normal dan homogenitas maka dilanjutkan dengan uji Analysis of Variance ANOVA satu arah
dengan taraf kepercayaaan 95 sehingga dapat diketahui apakah perbedaan yang diperoleh bermakna atau tidak dengan nilai signifikansi
p≤0,05. Jika terdapat perbedaan bermakna, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT dengan metode LSD Least Significant
Difference Santoso, 2008.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sampel Kitosan dan Iradiasi Kitosan
Kitosan yang digunakan pada penelitian ini adalah produk yang dihasilkan oleh Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi PAIR, BATAN. Bahan
baku kitosan tersebut berasal dari limbah kulit udang yang telah disortir dan hanya diambil bagian punggungnya saja, karena bagian terbaik dari kulit
udang adalah bagian punggung yang lebih mudah diproses. Sedangkan kulit bagian kepala ataupun kaki strukturnya lebih keras sehingga lebih susah
diproses, hal tersebut telah dibuktikan oleh pihak BATAN. Kitin dalam cangkang udang terdapat sebagai mukopolisakarida yang
berikatan dengan garam-garam anorganik, terutama kalsium karbonat CaCO
3
, protein dan lipida termasuk pigmen-pigmen. Oleh karena itu untuk memperoleh kitin dari cangkang udang melibatkan proses-proses
seperti pemisahan protein deproteinasi dengan menggunakan NaOH 1 N dan pemisahan mineral demineralisasi dengan menggunakan HCl 1 N.
Sedangkan untuk mendapatkan kitosan dilanjutkan dengan proses deasetilasi penghilangan gugus asetil yang dilakukan menggunakan NaOH
dengan konsentrasi 50 bv selama 8 jam sambil dipanaskan pada suhu 90
o
C. Kitosan tersusun oleh monomer 2-amino-2-deoksi-D-glukosa dengan ikatan glikosida pada posisi β1,4 sehingga kitosan merupakan polimer
rantai panjang glukosamin dengan rumus molekul C
6
H
11
NO
4
n. Kitin dan kitosan memiliki struktur yang mirip dengan selulosa, sehingga akan
menegalami degradasi bila diiradiasi Kim, 2011. Kitosan yang sudah diproduksi oleh BATAN tersebut kemudian
diiradiasi dengan memasukkan kitosan ke dalam alat iradiator gamma IRKA dimana sebelumnya masing-masing kitosan sesuai dosis radiasi dikemas ke
dalam plastik klip. Iradiasi dilakukan menggunakan sumber radiasi sinar gamma yang berasal dari sumber radiasi isotop
60
Co pada dosis 50, 100, dan 150 kGy dengan kecepatan dosis 10 kGyjam.
Pemilihan dosis tersebut berdasarkan hasil percobaan BATAN sebelumnya bahwa dosis efektif