D. Uji Signifikansi 1. Uji Model Regresi Data Panel Terpilih
Berdasarkan uji yang dilakukan yaitu uji Chow dan uji Hausman, model estimasi
data yang terpilih adalah model fixed effect. Maka selanjutnya dilakukan uji
signifikansi dari model yang terpilih.
Tabel 4.10 Uji Signifikansi
Fixed Effect
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares
Date: 053015 Time: 10:30 Sample: 2011Q1 2014Q4
Periods included: 16 Cross-sections included: 3
Total panel unbalanced observations: 45 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C 1.222478
0.210821 5.798655
0.0000 KAP
5.34E-08 1.05E-08
5.094226 0.0000
NPF -0.508548
0.068982 -7.372177
0.0000 Effects Specification
Cross-section fixed dummy variables R-squared
0.753172 Mean dependent var 1.143778
Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var
0.686805 S.E. of regression
0.357871 Akaike info criterion 0.887153
Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion
1.087893 Log likelihood
-14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987
F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat
1.258736 ProbF-statistic
0.000000
a. Uji Koefisien Determinasi R
2
Nilai R
2
mempunyai interval 0 sampai 1 0 R
2
1. Semakin besar nilai R
2
mendekati 1, maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan semakin mendektai 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan
variabel independen.
5
Dari Tabel Fixed Effect , menunjukkan nilai R Square pada model regresi adalah 0.753172 yang menunjukkan kemampuan variabel independen
KAP dan NPF dalam menjelaskan variabel dependen Fraud adalah sebesar 75,3172 sedangkan sisanya sebesar 24,6828 dijelaskan variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
b. Uji Pengaruh Simultan Uji F
Dalam menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok fit atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat
bebas : df α, k-1, n-k, dimana k adalah jumlah variable independen dan dependen dan n adalah jumlah pengamatan ukuran sampel. Pedoman yang digunakan dalam
pengambilan kesimpulan uji F adalah sebagai berikut: 1. Jika F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Jika F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Dari hasil output, dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 30.51407, dengan
F Tabel dengan df: α, k-1, n-k atau 0.05, 3-1, 45-3 adalah 3,22, yang berarti
5
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition Mc Graw
Hill International edition, Singapore 2009, h. 76.
nilai F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa variable independen KAP dan NPF secara bersama- sama simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen Fraud.
c. Uji Pengaruh Parsial Uji t
Uji t digunakan untuk menguji adanya pengaruh terhadap variabel independen dengan variabel dependen secara individu dengan anggapan variabel lain bersifat
konstan. Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang
berarti jika nilai t hitung t tabel.
6
t tabel t kritis = α ; df= n-k
= 5 ; df = 45- 3 = 0.05 ; df = 42
= 2.019 Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independennya terhadap
variabel dependen:
6
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS” Yogyakarta: CV Andi Offset
,2011, h. 62.
a. Hubungan Linear Variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return
On Asset ROA
Ho : b
1
= 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return On Asset ROA.
Ha : b
1
≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return On Asset ROA.
Berdasarkan hasil uji t, untuk vaiabel Kualitas Aktiva Produktif KAP didapat nilai sebesar 5.094226, yang berarti nilai t hitung 5.094226 t tabel 2.019, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Aktiva Produktif KAP secara parsial dan signifikan serta berpengaruh nyata terhadap
Return On Asset ROA. Hal itu menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif KAP merupakan faktor
yang berpengaruh positif terhadap Return On Asset ROA. Hal ini berarti, apabila KAP semakin meningkat mengakibatkan ROA meningkat, dan jika KAP yang
semakin menurun maka ROA juga turun.
b. Hubungan Linear Variabel Non Performing Financing NPF terhadap
Return On Asset ROA
Ho : b
1
= 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing Financing terhadap Return On Asset ROA.
Ha : b
1
≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing Financing terhadap Return On Asset ROA.
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel Non Performing Financing NPF didapat nilai sebesar -7.372177, yang berarti nilai t hitung 7.372177 t tabel 2.019, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing NPF secara parsial berpengaruh negatif signifikan dan tidak nyata
terhadap Return On Asset ROA. NPF mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan, karena apabila NPF naik
maka jumlah ROA akan turun dan sebaliknya apabila NPF turun maka ROA akan naik. Suatu pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank kepada masyarakat akan
berpotensi timbulnya pembiayaan bermasalah, semakin tinggi NPF maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan
bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar, dan menyebabkan ROA menurun serta kinerja bank akan
menurun juga.
d. Nilai konstanta
Nilai konstanta sebesar 1.222478 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari Kualitas GCG. Size Bank dan Kualitas Aktiva Produktif
KAP dan Non Performing Financing NPF bernilai 0, maka nilai dividend payout
ratio adalah 1.222478 atau 1222.478.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka model persamaan Fixed Effect yang
terbentuk adalah: ROA = 1.222478 + 5.34E-08KAP -0.508548NPF
e. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka penulis dapat menginterprestasikan variabel
– variabel , khususnya variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Fraud, diantaranya:
1. Kualitas Aktiva Produktif KAP Besarnya koefisisen KAP sebesar 5.34E-08 menunjukkan bahwa adanya
hubungan positif antara KAP dan Return On Asset. Hubungan yang positif tersebut menunjukkan apabila KAP suatu bank semakin besar, maka perubahan tingkat ROA
pada suatu bank tersebut akan semakin besar juga, dan akan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi perusahaan aset karena aktiva produktif merupakan komponan
aset yang ditanamkan atau diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan untuk bank. Jadi, semakin berkualitas suatu aset maka akan semakin besar kemungkinan
profit yang akan diterima oleh suatu bank. Hubungan yang positif ini sangat sesuai dengan teori yang ditulis oleh Dahlan
Siamat dan Sinungan bahwa “ jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka
perolehan laba bank juga akan meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana di sisi aktiva produktif.
7
Hubungan yang positif ini juga sesuai dengan Jurnal Anitasari, STEI Tazkia tahun 2011 yang berjudul “ Pengaruh KAP, NPF, TA, NOM, dan BOPO terhadap ROA
perbankan syariah studi kasus pada BMI, BSM, BMS, BRIS pada tahun 2009 –
7
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Jakarta: Fakulttas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, h 101.
2011”, di dalam jurnal nya menyimpulkan bahwa hasil analisis menggunakan regresi panel dengan menggunakan model yang sama dengan penulisan skripsi ini yaitu
model Fixed Effect bahwa Kualitas Aktiva Produktif KAP berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset perbankan syariah. Profitabilitas bank yang diukur dengan instrumen Return On Asset ROA
merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar bank memperoleh laba dari total aktiva. Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva
produktifnya karena sumber utama penghasilan bank berasal dari aktiva produktif. 2. Non Performing Financing NPF
Besarnya koefisien NPF sebesar -0.508548 menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara NPF dan besarnya Return On Asset ROA. Apabila NPF
semakin kecil maka besarnya nilai ROA semakin besar, dan apabila NPF semakin besar maka akan mengakibatkan nilai ROA akan menurun atau kecil. Hal ini sesuai
dengan teori yang ditulis dalam buku Muhammad yaitu “Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah.
”
8
Dahlan Siamat menywbutkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah dapat menimbulkan potensi pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah
adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor
8
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005, h. 265.
kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali nasabah peminjam.
9
Hubungan yang negatif dan signifikan ini tidak sesuai dengan jurnal Anitasari, STEI Tazkia, 2011 karena hasil penilitan dari Anitasari diperoleh bahwa NPF
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel Return On Asset ROA dan penelitian yang di teliti oleh Hendra Gunawan, Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013 yang berjudul
“Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan NPF terhadap Profitabilitas” disimpulkan bahwa Non Performing Financing tidak berpengaruh
tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai 0,642. Menurut penulis, Non Performing Financing sangat berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perbankan syariah yang diukur dengan Return On Asset ROA, karena pada Bank Syariah NPF mencerminkan resiko kredit, semakin kecil
NPF ada suatu bank maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung bank, dan akan menaikkan profitabilitas bank tersebut, dan apabila semakin besar NPF
maka semakin tinggi pula resiko resiko kredit yang ditanggung bank, dan akan mengakibatkan profitabilitas bank menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Non
Performing Financing NPF berpengaruh negatif terhadap proditabilitas bank yaitu Return On Asset ROA.
9
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Jakarta: Fakulttas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005, h. 14.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif KAP dan Non Performing Financing NPF berpengaruh secara simultan
dan parsial atau tidak terhadap Return On Asset ROA Perbankan Syarian dan untuk membangun model regresi yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif
KAP dan Non Performing Financing NPF terhadap Return On Asset ROA secara bersama dan secara parsial. Untuk menganalisisnya, maka dilakukan dengan
analisis teknik model regresi data panel yang menghasilkan suatu model regresi panel, setelah dianalisa maka dapat ditarik kesimpulan, adapun kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan
Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara simultan atau uji F ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen kualitas
aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset, karena memiliki nilai sig. 0,05 0,0000 0,05 dan nilai F
hitung
F
tabel
30.51407 3,22.
2. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara parsial uji t ditemukan hasil yang
menyatakan bahwa Kualitas Aktiva Produktif KAP berpengaruh positif dan
86