Pengertian Resiko Pembiayaan Resiko Pembiayaan

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut: 1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan a peningkatan produksi, baik secara kumulatif, yaitu jumlah hasil produksi dan b untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang – barang modal capital goods serta fasilitas – fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau persetujuan antara bank dan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang memerlukan dana dengan jangka waktu yang telah disepakati. Pembiayaan dalam perbankan syariah dengan sistem bagi hasil bertujuan untuk memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui usaha investasi, jual beli dan lain sebagainya dan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah bersifat membantu antar manusia.

2. Pengertian Resiko Pembiayaan

Antonio mengemukakan resiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya resiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya penilaian pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibayarnya. Resiko pembiayaan adalah resiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali pembiayaan yang diberikan bank kepada debitur. Dalam praktik perbankan sehari – hari, pengertian kredit bermasalah adalah kredit – kredit yang kategori kolektabilitasnya masuk dalam kriteria kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. 18 Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya pembiayaan bermasalah tersebut dapat berupa berikut ini: a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR Bad Debt Ratio menjadi semakin besar menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. d. Return On Asset ROA mengalami penurunan. 19 18 M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, h. 121. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan resiko pembiayaan adalah Non Performing Financing NPF. Non Performing Financing NPF adalah analog dari Non Performing Loan NPL pada bank konvensional merupakan rasio Financing menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai berikut: NPF = x 100

F. Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah : Studi pada 3 bank umum syariah Tahun 2011 – 2014

3 10 116

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 9