17
2.7.1 Klasifikasi ikan nila
Klasifikasi ikan nila Oreochromis niloticus adalah sebagai berikut : Filum
: Chordata Subfilum
: Vertebrata Kelas
: Osteichtyes Subkelas
: Acanthopterygii Ordo
: Percomorphi SubOrdo
: Percoidea Famili
: Cichlidae Genus
: Oreochromis Spesies
: Oreochromis niloticus Saanin, 1984.
2.7.2 Morfologi ikan nila
Ikan nila Oreochromis nilotica memiliki ciri morfologi, yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. tanda
lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal,
putih agak kehitaman bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya
memiliki garis linea lateris yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip
punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar Setiawan, 2012.
Universitas Sumatera Utara
18 Morfologi dan anatomi ikan nila Oreocrhomis nilotica dapat dilihat sebagai
berikut Amri dan Khairuman, 2003.
Gambar 2.1 Morfologi dan Anatomi Ikan Nila
Ikan nila berwarna putih kehitaman, makin ke perut makin terang. Ikan nila mempunyai garis vertical sebanyak 9 sampai 11 buah berwarna hijau
kebiruan. Pada sirip ekor terdapat 6 sampai 12 garis melintang yamg ujungnya berwarna kemerah-merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis-garis miring.
Letak mulut ikan terminal, garis rusuk Linea lateralis terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada dengan jumlah sisik pada garis
rusuk 34 buah Andrianto, 2005. Ikan nila Oreochromis niloticus adalah salah satu jenis ikan air tawar
yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila kini banyak dibudi dayakan di berbagai daerah karena kemampuan adaptasinya bagus di dalam
berbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut. Ikan nila juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat omnivora dan mampu
mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhan cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Para pakar budidaya ikan dari Departemen Perikanan dan
Universitas Sumatera Utara
19 Akuakultur FAO Food and Agriculture Organization menganjurkan agar ikan
nila ini dibudidayakan karena dapat dipelihara di kolam yang sempit, seperti kolam pekarangan atau comberan Ghufran, 2010.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan tumbuhan, pembuatan ekstrak
biji pepaya EBP, skrining fitokimia dari simplisia biji pepaya, karakteristik simplisia, penyiapan hewan percobaan, pengamatan gejala toksisitas, kematian
dan penentuan LC
50
. Data dianalisis dengan uji One Sample T-test untuk melihat perbedaan nyata antar 7 perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan program
SPSS Statistical Product and Service Solution versi 17 dengan taraf kepercayaan 95. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium
Farmakognosi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat