Tinjauan Tentang Cara-cara untuk Meningkatkan Perumusan Kebijakan
pembangunan dari pusat ke daerah, khususnya pada daerah kabupaten dan kota serta propinsi.
Terjadinya pemekaran
wilayah di
beberapa daerah
menyebabkan bertambahnya kode instansi yang melebihi dari dua angka, sehingga hal ini
akan berdampak pada penggunaan nomor induk pegawai yang tidak sesuai lagi. Kondisi ini disikapi oleh Badan Kepegawaian Negara BKN melalui
Peraturan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik. Kartu pegawai elektronik diharapkan dapat memangkas
berbagai birokrasi yang akan mengurangi beban Pegawai Negeri Sipil dalam pengurusan administrasi kepegawaian dan layanan yang diperoleh akan lebih
transparan dan objektif.
Pemerintah Kota Bandar Lampung melakukan kerja sama dengan Badan Kepegawaian Negara BKN terkait penerapan Kartu Pegawai Negeri Sipil
Elektronik dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding MOU antara Badan Kepegawaian Negara dan Pemerintah Daerah Kota Bandar
Lampung, dengan Nomor 69KKSVIII2009 dan Nomor 8001493252009. bersepakat mengadakan kerjasama penerapan Kartu Pegawai Negeri Sipil
Elektronik KPE dalam Sistem Layanan Pegawai Negeri Sipil sebagai tindak lanjut dari Peraturan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kartu
Pegawai Negeri Sipil Elektronik.
Implementasi dapat berarti proses melaksanakan aktivitas pelaksanaan suatu program yang telah digariskan oleh mereka yang memiliki kewenangan untuk
melaksanakannya dan berakibat pada adanya suatu usaha tercapainya suatu
tujuan. Penerapan Kartu Pegawai Elektronik akan membuat data kepegawaian negeri sipil menjadi akurat sehingga akan berdampak efisiensi terhadap
keuangan negara. Selain itu, dengan penerapan Kartu Pegawai Elektronik akan dapat memangkas birokrasi selama ini, serta pelayanan akan transparan karena
teknologi yang mengatur. Terdapat dua kemungkinan dari implementasi suatu kebijakan, yakni: kebijakan tersebut berhasil diimplementasikan, dan
kebijakan tersebut gagal diimplementasikan, dan tentu saja akan ada banyak faktor yang meletarbelakangi berhasil atau tidaknya implementasi suatu
kebijakan. Mengukur berhasil atau tidaknya implementasi kebijakan diperlukan aktivitas
evaluasi kebijakan. Evaluasi kebijakan publik merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat „membuahkan hasil‟, yaitu
dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan dan target kebijakan yang ditentukan Darwin, 1996:56 dalam Joko Widodo, 2001:212.
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, dan
dampak. James Anderson, 1975:151 dalam Winarno 2002:166. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi perumusan masalah-masalah
kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun dampak kebijakan.
Evaluasi terhadap Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik akan memberikan
gambaran tentang kapasitas dan kualitas program serta sejauh mana tujuan- tujuan program telah tercapai. aktivitas evaluasi tersebut nantinya akan
diperoleh hasil berupa implementasi yang baik, sedang atau buruk. Berikutnya, hasil tersebut akan menentukan apakah kebijakan tersebut dapat
dilanjutkan apabila hasil implementasinya baik, atau diperbaiki apabila hasil implementasinya sedangcukup, atau kebijakan tersebut diberhentikan
apabila hasil implementasinya buruk. Penelitian
ini diarahkan
pada evaluasi
dan analisis
terhadap implementorpelaksana Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik KPE di
lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan tipe-tipe penelitian yang dikemukakan diatas, penelitian ini mengkhususkan pada tipe
penelitian „formative evaluation‟ yakni evaluasi dilaksanakan pada saat kebijakanprogram masih berlangsung on going.
Rossi dan Freeman 1993:163, dalam Parsons 1995:547 menjelaskan bahwa
tipe evaluasi ini diarahkan kepada tiga jenis pernyataan, yaitu: a.
Apakah program telah mengarah pada kelompok sasaran yang telah ditentukan;
b. Apakah pelayanan didistribusikan sesuai dengan desain program; dan
c. Sumber daya apa saja yang telah dikeluarkan dalam melaksanakan
program tersebut. Setelah menjawab ketiga pertanyaan tersebut, maka aktivitas selanjutnya
adalah menganalisis berbagai jawaban tersebut dan merangkumnya kedalam sebuah hasil evaluasi. Selanjutnya hasil evaluasi akan dijadikan acuan dalam
menyusun rekomendasi kebijakan yang akan dijalankan dijalankan pada tahun berikutnya. Untuk mempermudah dalam memahami alur penelitian ini,