Aspek Pegawai Negeri Sipil Pengguna Kartu Pegawai Elektronik.

Dan juga diperkuat oleh pernyataan Rio Jayana Putra : “Sangat setuju dengan adanya Kartu Pegawai Elektronik, namun tidak turut mendukung pada implementasinya, karena tidak diikutsertakan dalam kegiatan tersebut. ” Hal Serupa diungkapkan Fitra Handayani : “Ya mendukung.” Sebagian besar Pegawai Negari Sipil telah mengetahui apa itu Kartu Pegawai Elektronik KPE dan kegunaannya, seperti yang dinyatakan oleh salah seorang Pegawai Negari Sipil yang kami wawancara yaitu Sri Rohatinah : “Setahu saya Kartu Pegawai Elektronik pengganti KARPEG, KARIS dan KARSU dan sebagai kartu Identitas Pegawai Negeri Sipil. ” Hal ini diperkuat dengan pernyataan Rio Jayana Putra : “Sudah mengetahui Kartu Pegawai Elektronik dan kegunaan Kartu Pegawai Elektronik adalah sebagai Kartu Identitas Pegawai Negari Sipil, dikemudian hari akan dapat dijadikan ATM Kartu yang berguna untuk pengambilan Gaji serta dimungkinkan untuk menjadi Kartu Multifungsi yaitu sebagai Kartu Identitas, Kartu ATM, Kartu AsuransiASKES. ” Kemudian, Fitra Handayani, menguatkan dengan pernyataannya : “Sudah, sebagai Kartu Identitas Pegawai Negeri Sipil dan sebagai Kartu Identitas Pegawai Negari Sipil. ” b. Bukan hanya mendukung program implementasi Kartu Pegawai Elektronik oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung, Pegawai Negeri Sipil juga antusias dalam mensukseskan kebijakan implemntasi Kartu Pegawai Elektronik serta mengikuti kesesuaian prosedur managerial dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik, seperti yang diutarakan oleh Ibu Sri Rohatinah : “Melakukan foto Kartu Pegawai Elektronik di bagian Humas Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan membawa fotocopy SK pangkat terakhir. ” Sedangkan Fitra Handayani ikut serta dalam mensukseskan program Kartu Pegawai Elektronik dengan menyatakan : “Melakukan foto Kartu Pegawai Elektronik di bagian Humas Pemda Kota Bandar Lampung dengan membawa fotocopy SK pangkat terakhir. ” Pelaksanaan Implementasi Kartu Pegawai Elektronik sebagai pengganti dari KARPEG belum banyak dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar Pegawai Negari Sipil, seperti yang telah di utarakan oleh Sri Rohatinah : “Setahu saya belum terasa manfaatnya.” Hal senada juga di utarakan Rio Jaya Putra : “Belum terlaksana.” Sementara itu Fitra Handaani mengungkapkan : “Tingkat pelaksanaan masih rendah.” c. Tingkat kelayakan Kartu Pegawai Elektronik sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan Layanan dibidang Kepegawaian belum memiliki efek yang signifikan, namun bila sebagai pengganti KARPEG hal itu sudah cukup memadai seperti yang di tuturkan oleh Sri Rohatinah : “Saya rasa Kartu Pegawai Elektronik masih layak sebagai pengganti Kartu Pegawai. ” Hal ini di perkuat oleh pendapat yang di ungkapan oleh Fitra Handayani : “Sudah cukup layak apabila penggunaan kartu sudah difungsikan secara maksimal” Dalam pelaksanaannya, Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki banyak sekali kekurangan, oleh karenanya Pegawai Negari Sipil memberikan saran kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung yang mungkin dapat meningkatkan layanan Kartu Pegawai Elektronik, seperti yang diutarakan oleh Ibu Sri Rohatinah: “Menurut saya, bagi teman-teman yang belum memiliki kartu Kartu Pegawai Elektronik untuk segera melakukan pemotoan Kartu Pegawai Elektronik ” Hal ini di perkuat oleh pendapat Rio Jayana Putra : “Pemerataan pendistribusian Kartu Pegawai Elektronik ke seluruh Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Bandar Lampung, menyediakan MOU dengan Bank uyang ditunjuk untuk segera tercapainya fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik tersebut” Juga diperkuat oleh pernyataan Fitra Handayani : “Menyediakan sarana dan prasarana pendorong layanan Kartu Pegawai Elektronik ”

3. Aspek Sumber Daya Komunikasi dan Informasi.

Menurut Van Meter dan van Horn 1974:465 dalam Widodo 2001:201, Sumber daya kebijakan Policy Resources harus juga tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi suatu kebijakan. Aspek yang ditelaah dalam sumber daya mencakup nilai efisiensi yaitu bagaimana suatu proses pelaksanaan program kebijakan dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal hanya dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Sumber-sumber penting dalam implementasi kebijakan yang dimaksud antara lain mencakup : a. Staf. Dalam konteks ini, setiap staf harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakn tugas, anjuran, perintah dari atasan pimpinan. Dalam konteks pelaksanaan implementasi Kartu Pegawai Elektronik, jumlah staf yang dipekerjakan untuk menangani Kartu Pegawai Elektronik sebanyak 4 orang, 1 orang Kassubbag Umum, 1 orang Kasubbag Monitoring dan Evaluasi, dan seorang Sekretaris. Disini terlihat bahwa sudah ada upaya ke arah efisiensi, diharapkan akan tercapai kinerja yang baik dari pelaksana tersebut dan tidak terjadi pemborosan sumber daya. b. Dana. Diperlukan untuk membiayai operasionlisasi implementasi kebijaksanaan, dalam konteks Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung Implementasi Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam APBD tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam Dokumen Perencanaan dan Anggaran DPA Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. c. Informasi. Informasi yang cukup dan relevan tentang bagaimana cara mengimplementasikan suatu kebijakan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaksana tidak melakukan suatu kesalahan dalam menginterpretasikan tentang cara bagaimana mengimplementsikan kebijakan tersebut. Informasi ini penting sebagai sandaran bagi orang- orang yang terlibat dalam implementasi agar mereka mau melaksanakan dan mematuhi apa yang telah menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Informasi terkait pelaksanaan kebijakan Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung dapat dikatakan sudah baik, karena sudah ada komunikasi dan interaksi yang efektif antara pihak Badan Kepegawaian Negara BKN dengan pelaksana kebijakan yaitu Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dengan adanya koordinasi dengan melakukan Perjalanan Dinas SKPD ke Badan Kepegawaian Negara terkait dengan arahan-arahan dan petunjuk yang diberikan terkait teknis implementasi Kartu Pegawai Elektronik serta untuk melaporkan secara periodik sejauhmana perkembangan dan kemajuan serta kendala yang dihadapi dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik selain itu Badan Kepegawaian Negara juga berperan aktif dengan melakukan kunjungan ke Kota Bandar Lampung. Untuk mengefektifkan penyebaran informasi Kartu Pegawai Elektronik Badan Kepegawaian Daerah membuka Loket Pelayanan Kartu Pegawai Elektronik yang bisa di akses pada jam –jam kerja. Pegawai Negari Sipil yang membutuhkan informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik bisa memanfaatkannya. Tabel 11. Evaluasi Sumber Daya Komunikasi dan Informasi. No Sumber daya Pelaksanaan 1. Sumber Daya Anggaran  Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung implementasi Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam APBD tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam DPA Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. 2. Sumber Daya Manusia PNS  Sumber Daya Manusia PNS BKD sudah memahami Tuposi-nya. Selain itu dalam proses perekaman data pegawai dilakukan oleh pihak ke-3 yaitu PT. Sucofindo.  Sumber Daya Manusia PNS BKD memiliki kemampuan dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik. Pegawai Negari Sipil BKD sudah didukung oleh sebagian besar lulusan S1 sampai S2. 3. Sumber Daya Teknologi Komputer  Secara teknis BKD Kota Bandar Lampung mengkoordinasikan kepada seluruh SKPD melalui Surat Edaran Walikota terkait jadwal perekaman data Pegawai Negari Sipil. Selanjutnya BKD menyiapkan lokasi untuk perekaman data Pegawai Negari Sipil oleh pihak Ke-3 rekanan dalam hal ini PT.