A-394 kimia nilainya sekitar 20
– 100 dari total biaya peralatan diambil sebesar 45 , Peters Timmerhaus, 1991.
Yard improvement = 45 x PEC
= 45 x Rp 35.057.652.549 = Rp 15.775.943.647
Tanah land Biaya untuk tanah dan survey tergantung pada lokasi properti dan dapat
bervariasi oleh faktor biaya per hektar. Untuk industri jumlahnya sekitar 4-8 dari total biaya alat, diambil sebesar 5, Peters Timmerhaus,
1991. Tanah
= 5 x PEC = 5 x Rp 35.057.652.549
= Rp 1.752.882.627 Service Facilities
Biaya ini meliputi perawatan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam pabrik. Dalam industri kimia nilainya sekitar 20
– 100 dari total pembelian alat diambil sebesar 75, Peters Timmerhaus, 1991.
Service facilities = 50 x PEC
= 50 x Rp 35.057.652.549 = Rp 17.528.826.275
Total Direct Cost DC = Rp 126.207.549.178
A-395
b. Indirect Cost IC
Indirect cost atau biaya tidak langsung meliputi:
Biaya teknik dan supervisi engineering and supervision cost Biaya untuk desain kontruksi dan teknik, gambar, akuntansi, kontruksi
dan biaya teknik, travel, reproduksi, komunikasi, dan biaya kantor pusat. Besarnya sekitar 5-30 dari biaya langsung, diambil sebesar 10.Peters
Timmerhaus, 1991. Teknik dan supervisi
= 10 x DC = 10 x Rp 126.207.549.178
= Rp 12.620.754.918
Biaya Konstruksi Contruction cost Biaya ini bervariasi pada situasi yang berbeda-beda, namun dapat
diperkirakan sekitar 10-20 dari biaya langsung, diambil sebesar 10, Peters Timmerhaus, 1991.
Konstruksi = 10 x DC
= 10 x Rp 126.207.549.178 = Rp 12.620.754.918
Biaya Jasa Kontraktor Contractor’s Fee
Biaya ini bervariasi pada situasi yang berbeda-beda, namum dapat diperkirakan sekitar 2-8 dari total Direct cost, diambil sebesar 5
Peters Timmerhaus, 1991.
A-396 Biaya jasa kontraktor
= 5 x Rp 126.207.549.178 = Rp 6.310.377.459
Biaya Tak Terduga Contingencies Faktor biaya tak terduga biasanya dilibatkan dalam estimasi investasi
modal untuk menjamin kejadian yang tak terduga, seperti badai, banjir, perubahan harga, perubahan desain yang kecil, kesalahan dalam estimasi,
dan biaya tak terduga lainnya. Biaya ini berkisar 5-15 dari total FCI, diambil sebesar 10, Peters Timmerhaus, 1991.
Biaya tak terduga = 10 x FCI
Plant start up Sebelum pabrik beroperasi, kemungkinan akan ada perubahan-perubahan
yang bertujuan untuk mengoptimumkan kondisi desain. Perubahan itu meliputi material, peralatan dan kerugian bila pabrik hanya beroperasi
dengan kapasitas menurun. Biaya ini berkisar 0 – 12 dari modal tetap
Peters Timmerhaus, 1991. Biaya start up
= 5 x FCI
Total Indirect Cost
= Rp 38.125.197.148 + 15 FCI
Fixed Capital Investment FCI
A-397 FCI
= Direct Cost + Indirect Cost FCI
= Rp 126.207.549.178 + Rp 31.551.887.295 + 15 FCI FCI
= Rp 185.599.337.027 Sehingga dapat dihitung:
Biaya tak terduga = 10 x FCI = Rp 18.559.933.703
Biaya Start up = 5 x FCI
= Rp 9.279.966.851
2. Working Capital Investment WCI
Working capital untuk industri pabrik terdiri dari jumlah total uang yang
diinvestasikan untuk 1 stok bahan baku dan persediaan, 2 stok produk akhir dalam proses yang sedang dibuat, 3 uang diterima account receivable, 4
uang terbayar account payable, dan 5 pajak terbayar taxes payable.
Perbandingan working capital terhadap total capital investment bervariasi untuk perusahaan yang berbeda, namum sebagian besar pabrik kimia menggunakan
working capital awal sebesar 10
– 20 dari total capital investment Peters Timmerhaus, 1991.
WCI = 15 Total Capital Invesment
Total Capital Investment TCI
TCI = FCI + WCI
TCI = FCI + 0,15 TCI
A-398 TCI
= Rp 185.599.337.027 + 0,15 TCI TCI
=
Rp 218.352.161.208
Sehingga, WCI = 15 x TCI
= Rp 32.752.824.181 Perincian TCI dapat dilihat pada Tabel E.4. berikut :
Tabel E.4. Perincian TCI Pabrik Terepthalic Acid
Direct Cost - Purchased equipment-delivered
Rp 35.057.652.549 - Purchased equpment installation
Rp 10.517.295.765 - Instrumentation dan controls installed Rp 10.517.295.765
- Piping Biaya perpipaan Rp 10.517.295.765
- Electrical installed Rp 14.023.061.020
- Buildings Rp 10.517.295.765
- Yard improvement Rp 15.775.943.647
- Service facilities Rp 17.528.826.275
- Tanah Rp 1.752.882.627