2.4.1 Status Gizi
Status gizi seorang wanita akan sangat berpengaruh terhadap sistem reproduksinya. Kecukupan zat gizi diperlukan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Jika terjadi kekurangan unsur gizi khususnya pada masa pra pubertas dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seksual pada saat
memasuki remaja. Bagi remaja wanita, status gizi sangat mempengaruhi terjadinya menarke, baik dari faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-
keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluhkan rasa nyeri dan
kurang nyaman, tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang dapat dikonsumsi
Sibagariang, 2010. Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat
menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama.
Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan dari pada yang sudah menstruasi pada usia yang sama walaupun tinggi badan mereka
sama Soetjiningsih, 2004. Hal ini sejalan dengan
Penelitian yang dilakukan Munda, Wagey Wantania 2013 mengenai hubungan indeks masa tubuh dengan
usia menarke mendapatkan hubungan yang bermakna antara IMT dengan usia menarke.
Supriasa, Fajar, Bakri 2001 mengatakan bahwa status gizi berhubungan dengan keadaan lemak dalam tubuh. Semakin banyak penumpukan lemak,
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi kadar leptin yang disekresikan dalam darah. Leptin ini berfungsi untuk pengatur jaringan syaraf, dan fungsi reproduksi. Pada fungsi reproduksi
leptin ini berpengaruh terhadap metabolisme Gonadothropin Releazing Hormone GnRH. Pelepasan GnRH ini akan memengaruhi kematangan reproduksi yang
selanjutnya memicu pengeluaran Folicle Stimulating Hormone FSH dan Letuinizing Hormone LH di ovarium sehingga terjadi pematangan folikel dan
pembentukan esterogen Status gizi remaja dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran antopometri Indeks Massa Tubuh IMT. Rumus penghitung IMT
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2.1 Perhitungan Indeks Massa tubuh
Setelah hasil perhitungan IMT diketahui, gunakan tabel klasifikasi IMTU untuk mengetahui status gizi remaja putri apakah sangat kurus, kurus, normal, gemuk,
atau obesitas. Tabel Klasifikasi IMT dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Penggolongan Status Gizi dengan IMTU untuk usia 6-18 tahun Riskesdas 2010
IMT = _________Berat badan Kg________ Tinggi badan m X Tinggi badan m
Status IMTU
Sangat kurus -3 SD Kurus
-3 SD sd -2 SD Normal
-2 SD sd +1 SD Gemuk
1sd+2 SD Obes +2
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Genetik