6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Biasanya dialami pada usia 13 sampai 20 tahun. Pada masa remaja ini terdapat 3
subfase yaitu masa ramaja awal usia 11 sampai 14 tahun, masa remaja pertengahan usia 15 sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir usia 18 sampai 20
tahun Potter Perry, 2009. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dengan cepat. Terjadi banyak
variasi pada masa perubahan fisik yang dihubungkan dengan pubertas antara lawan jenis baik laki-laki maupun perempuan dan sesama jenis. Anak perempuan
umumnya lebih dulu mengalami perubahan fisik dibandingkan anak laki-laki, yaitu sekitar dua tahun lebih awal. Hal ini terlihat dari tingkat pertambahan tinggi
dan berat badan yang cukup proporsional, serta urutan pertumbuhan pada individu Potter Perry, 2009.
Pada remaja juga terjadi perubahan kognitif, yaitu perubahan pola pikir yang mampu menghasilkan tingkat intelektual tertinggi. Kemampuan berpikir
logis tentang tingkah laku tersebut akan mendorong remaja membangun pemikiran pribadi dan cara untuk mengekspresikan identitas seksual. Remaja juga
memperoleh kemampuan untuk memahami bahwa ide atau tindakan individual dapat mempengaruhi orang lain Potter Perry, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan emosional juga terjadi pada masa remaja. Masa remaja sangat rawan dengan stres emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan
luas yang terjadi sewaktu pubertas. Hasil penelitian di chigago oleh Mihalyi Csikzentmihalyi Rees larson 1984 dalam Proverowati Misaroh, 2009
menemukan bahwa remaja hanya memerlukan 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke ”sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan
beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood yang drastis pada remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan
sehari-hari di rumah Proverowati Misaroh, 2009. Istilah adolescence merujuk kepada kematangan psikologis individu,
sedangkan pubertas merujuk kepada saat dimana telah ada kemampuan reproduksi. Perubahan hormonal saat pubertas mengakibatkan perubahan
penampilan pada anak Potter Perry, 2009. Pubertas ialah dimulainya kehidupan seksual dewasa. Periode pubertas
terjadi karena kenaikan sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis, perlahan dimulai pada tahun kedelapan kehidupan dan mencapai puncaknya pada saat
terjadinya menarke yaitu pada usia 11-16 tahun. Pada wanita, kelenjar hipofisis dan ovarium akan mampu menjalankan fungsinya secara penuh bila dirangsang
secara tepat. Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses pematangan yang berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus dan sistem limbik yang
ditandai dengan peningkatan sekresi esterogen pada pubertas, variasi siklus bulanan, peningkatan sekresi esterogen lebih lanjut selama beberapa tahun
pertama dari kehidupan seksual, terjadinya penurunan progresif dari sekresi
Universitas Sumatera Utara
esterogen menjelang akhir kehidupan seksual, hampir tidak ada sekresi esterogen dan progesteron sesudah menopause Syaifuddin, 2009
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Pesatnya perkembangan pada masa remaja atau masa puber
dipengaruhi oleh hormon seksual. Organ–organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi sebagai penanda munculnya ciri-ciri kelamin primer. Ciri yang
pertama yaitu organ reproduksi pada laki-laki testis mulai berfungsi meghasilkan hormon testosteron. Testosteron berfungsi merangsang testis untuk
menghasilkan sperma. Organ reproduksi pada perempuan mulai memproduksi hormon esterogen dan progesteron. Hormon ini mempengaruhi perkembangan
organ reproduksi perempuan. Selain itu, juga mempengaruhi ovulasi, yaitu pematangan sel telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. Ciri yang kedua ialah
laki-laki mengalami mimpi basah dan perempuan mengalami menstruasi. Seiring dengan produksi sperma yang meningkat pada laki-laki terjadi mimpi basah.
Organ reproduksi yang aktif pada anak perempuan ditandai dengan adanya menstruasi. Ketika memasuki masa pubertas, indung telur atau ovarium pada
perempuan mulai aktif menghasilkan sel telur atau ovum Proverawati dan Misaroh, 2009.
Perkembangan ini selanjutnya diikuti oleh munculnya ciri-ciri kelamin sekunder. Ciri kelamin sekunder pada remaja berupa perubahan fisik yang terjadi
pada laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan jambang, tumbuhnya rambut disekitar alat kelamin serta dada menjadi lebih
bidang. Pada perempuan antara lain payudara tumbuh membesar, tumbuh rambut
Universitas Sumatera Utara
diketiak dan sekitar alat kelamin, serta membesarnya panggul. Proverawati dan Misaroh, 2009
2. Menarke 2.1 Pengertian Menarke