d. Pembelajaran berbasis kerja work-based-learning adalah dimana tempat kerja terintegrasi dengan materi di kelas
untuk kepentingan para siswa dalam memahami dunia terkait
e. Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran
dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan model-model pembelajaran yang telah dijelaskan di atas maka penulis memilih model pembelajaran cooperative learning
yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan
pembelajaran
3. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Cooperative learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperatif learning merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompokmya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Isjoni,
2013: 11-12 Menurut Johnson Johnson dalam Isjoni, 2013: 17
cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja
sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan
Slavin dalam Isjoni, 2013: 17 mengemukakan cooperative learning merupakan model pembelajaran yang dikenal sejak lama,
dimana pada saat itu guru mendorong siswa untuk melakukan kerja
sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengejaran oleh teman sebaya peer teaching.
Ada banyak alasan mengapa cooperative learning tersebut mampu memasuki mainstream kelaziman praktek pendidikan. Selain bukti-
bukti nyata tentang keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari pentingnya para siswa
berlatih berpikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahlian. Walaupun memang pendekatan ini akan
berjalan baik di kelas yang kemampuannya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan
pendekatan ini. Karena dengan mencampurkan para siswa dengan kemampuan yang beragam tersebut, maka siswa yang kurang akan
sangat terbantu dan termotivasi siswa yang lebih. Demikian siswa yang lebih akan semakin terasah pemahamannya Isjoni, 2013: 17.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa model cooperative learning adalah model pembelajaran model
pembelajaran yang mengelompokkan siswa di kelas ke dalam suatu kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda agar siswa
dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki untuk menyelesaikan tugas kelompoknya.
4. Tipe-tipe Model Cooperative Learning
Ada beberapa tipe model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif tidak berubah, tipe-tipe model
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Student Teams Achievement Division STAD Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat
orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok
memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut Rusman, 2012: 213.
b. Jigsaw Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun sebuah gambar Rusman, 2012: 217.
c. Investigasi Kelompok Group Investigation Secara
umum perencanaan
pengorganisasian kelas
dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh
siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi yang akan
diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok Rusman, 2012: 220.
d. Example non-example Example non-example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Model ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir
kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan Huda, 2013: 234.