1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Dividend Payout
Ratio DPR 2. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap
Dividend Payout Ratio DPR
3. Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap Dividend Payout Ratio DPR
4. Menganalisis pengaruh Earning Per Share EPS terhadap Dividend Payout
Ratio DPR 5. Menganalisis pengaruh Firm Size ukuran perusahaan terhadap
Dividend Payout Ratio DPR
1.3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi rasio pembayaran dividen DPR khususnya pada perusahaan perbankan yang listed di BEI serta bagaimana pembuktian
terhadap teori tentang dividen. 2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan dividen sehingga keputusan yang diambil
dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan keuntungan perusahaan dalam membuat kebijakan dividen yang baik.
3. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal sehubungan dengan harapan pemegang saham untuk memperoleh
dividen atas saham yang diinvestasikan. 4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian tentang dividend payout ratio.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung latar belakang penelitian ini maka harus dijabarkan pembahasan teoritis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian secara sistematis. Terlebih dahulu akan dibahas mengenai dividen secara keseluruhan baik itu faktor-faktor yang mempengaruhi, jenis-jenis dividen
yang ada serta sistematika pembagian dividen yang dilakukan perusahaan
2.1.1 Dividen
Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan
variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Dividen tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham yang
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan pada saat ini dan akan datang. Dividen ditentukan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis
pembayarannya tergantung pada kebijakan pemimpin. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Ketika memutuskan berapa banyak uang kas
yang harus dibagikan kepada pemegang saham, manajer keuangan harus mengingat bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Adanya asumsi kondisi pasar modal yang sempurna, dimana kepercayaan bahwa perusahaan akan dapat dengan cepat dan murah untuk menerbitkan saham
baru kapanpun diperlukan sehingga ketika perusahaan kekurangan dana investasi karena membayarkan dividen maka perusahaan akan mencari dana di pasar modal
menimbulkan teori bahwa nilai perusahaan tidak bergantung pada bagaimana pendapatan dibagi antara dividen dan laba ditahan. Teori yang dikenal dengan
nama Teori Ketidakrelevanan Dividend Irrelevance Theory dikemukakan oleh Modigliani dan Miller 1961.
Laba ditahan retained earning merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan
dividen merupakan aliran kas yang diabayarkan kepada pemegang saham. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di
satu pihak dan juga dapat membayar dividen kepada para pemegang saham di pihak lain, tetapi kedua tujuan tersebut bertentangan. Persentase dari pendapatan
yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya
dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini berarti
akan menghambat pertumbuhan perusahaan Riyanto 2001 :266.
Universitas Sumatera Utara
Kebijaksanaan keuangan yang dilakukan manajemen perusahaan seluruhnya merupakan kebijaksanaan untuk memaksimalkan kemakmuran.
Kebijaksanaan keuangan sebenarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, dimana ketiga kategori akan saling pengaruh mempengaruhi terhadap nilai
perusahaan yaitu pembelanjaan, investasi, dan kebijakan dividen Gitosudarmo dan Basri, 2002:10. Untuk kepentingan yang saling berkaitan satu dengan yang
lain kebijakan dividen harus merupakan kesepakatan pihak manajemen perusahaan dan pemegang saham penerima dividen.
Jensen 1986 menggambarkan free cash flow sebagai kas yang tersisa setelah seluruh proyek yang menghasilkan net present value positif dilakukan.
Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik karena akan memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan dibanding
perusahaan lain. Salah satu alasan mengapa perusahaan mau membayar dividen kas adalah karena manajemen tahu bahwa tidak ada Net Present Value NPV
positif dari kemungkinan proyek atau investasi di masa yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini pemegang saham dapat menginvestasikan kembali dana yang
diperoleh dari dividen pada perusahaan lain yang memiliki NPV positif. Rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio adalah dividen yang
dibayarkan dengan laba bersihnyang didapatkan dan biasaya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan
para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financing karena memperkecil laba ditahan Gitosudarmo dan Basri 2002:232.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Jenis-Jenis Dividen
Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada posisi dan kemampuan perusahaan yang membagikan
dividen. Berikut ini adalah jenis-jenis dividen menurut Kieso et al 2005:358 : a. Dividen Tunai Cash Dividend
Merupakan bentuk dividen yang paling wajib digunakan oleh pihak perusahaan. Bagi suatu perusahaan, dividen ini menyebabkan penurunan
laba yang dibagi dan nilai kas, kewajiban lancar untuk hutang dividen diakui pada tanggal pengumuman dividen. Kewajiban ini dihapus ketika
cek dividen dikirimkan kepada para pemegang saham.
b. Dividen Harta Property Dividend Merupakan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham yang
dibayarkan dengan kativa selain kas. Seringkali aktiva yang akan didistribusikan adalah sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan memindahkan hak kepemilikannya dalam sekuritas tersebut kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya
hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. Dividen harta dinilai dengan nilai terbawa carrying value, jika nilai pasar yang wajar tidak
dapat ditentukan. c. Dividen Likuidasi Liquidating Dividend
Universitas Sumatera Utara
Suatu pembagian yang merupakan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan peluang bagi investasi yang
dibukukan dengan mengurangi modal setoran. d. Dividen Saham Stock Dividend
Dividen saham merupakan pembagian dividen bukan dalam bentuk uang tunai, namun dengan memberikan dalam bentuk lembar saham. Jadi
pembagian stock dividend akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki shareholders. Perusahaan sering kali membayar stock dividend sebagai
pengganti atau pelengkap dividen kas. Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari
laba bersih dan bersamaan dengan itu menawarkan saham kepemilikan kepada pemegang saham.
2.1.3 Kebijaksanaan Pembayaran Dividen
Sebagai bagian dari kebijaksanaan keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam kebijaksanaan pembayaran dividen pada garis
besarnya adalah Gitosudarmo dan Basri, 2002:230 :
1. Kebijaksanaan Pembayaran Dividen yang Stabil Stable Dividend Policy Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam
jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil
Universitas Sumatera Utara
walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan
diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen. Adapun keuntungan pembayaran yang stabil :
1. Harga saham pada umumnya naik, maka saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang menganut kebijaksanaan pembayaran dividen
stabil tingkat kenaikannya akan lebih tajam. 2. Jika harga saham pada umumnya turun, maka penurunan harga saham
yang diterbitkan oleh perusahaan yang menganut kebijaksanaan pembayaran dividen yang stabil tingkat penurunannya lebih lambat.
3. Lebih mudah diakui oleh Badan Pembina Pasar Modal sebagai go public, sehingga penjualan sahamnya akan lebih mudah untuk masuk
legal list. 2.
Fluctuating Dividend Policy Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada
tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya
bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat
keuntungannya.
3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy
Universitas Sumatera Utara
Pada kebijakan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional
dengan tinghkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih
mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat
proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
2.1.4 Prosedur Pembayaran Dividen
Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun. Prosedur pembagian dividen yang
sebenarnya adalah sebagai berikut: 1. Tanggal Pengumuman. Tanggal pada saat direksi perusahaan
mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen. 2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham. Jika perusahaan mencatat
seorang pemegang saham tersebut berhak menerima dividen. 3. Tanggal ex-dividen. Tanggal pada saat hak dividen periode berjalan
tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham
4. Tanggal Pembayaran ex-dividend date. Tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gitosudarmo dan Basri 2002:230 besar kecilnya dividend payout ratio, dipengaruhi beberapa faktor.
1. Faktor Likuiditas Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratio
dan semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout ratio. Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas antara lain
current ratio, quick ratio, loan to deposit ratio, dan cash ratio. Dalam penelitian ini, likuiditas diproksikan dalam loan to deposit ratio. Loan to
Deposit Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank
dengan dana yang diterima oleh bank . Loan to deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
2. Kebutuhan Dana Untuk Melunasi Utang Semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi
hipotek dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan dividend payout ratio.
3. Tingkat Ekspansi yang Direncanakan Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh
perusahaan berakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.
4. Faktor Pengawasan Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya
pengawas cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio, dan sebaliknya semakin
tertutupnya perusahaan akan menurunkan dividend payout ratio.
5. Ketentuan-ketentuan dari Pemerintah Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan
dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen. 6. Pajak KekayaanPenghasilan dari Pemegang Saham
Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka dividend payout lebih tinggi dibanding apabila pemegang
saham para ekonomi kuat yang kena pajak.
2.1.6 Teori Agensi Agency Theory
Dalam mengimplementasikan tujuan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, masalah keagenan dapat saja
terjadi. Masalah keagenan agency problem merupakan masalah yang timbul
Universitas Sumatera Utara
akibat konflik kepentingan antara manajer agen pemegang saham dengan pemegang saham karena adanya pemisahan tugas manajemen perusahaan dengan
para pemegang saham Keown at al, 2008:18. Agen adalah orang yang diberi kekuasaan untuk bertindak atas nama yang lain, yang dikenal sebagai prinsipal.
Dalam mengatur perusahaan, pemegang saham adalah prinsipal, karena mereka adalah pemilik nyata dari perusahaan. Sedangkan dewan direksi, CEO, para
eksekutif perusahaan maupun manajer professional dengan kekuasaan pengambilan keputusan adalah agen perantara dari pemegang saham.
2.1.6.1 Masalah Agensi Agency Problem
Masalah agensi terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya masing-masing antara principal
pemegang saham dan agen manajer dapat menimbulkan biaya agensi. Pemegang saham sebagai pemilik yang menginginkan kenaikan atas nilai
perusahaan harga saham berbeda dengan manajemen yang menjalankan perusahaan dengan motivasi untuk mendapatkan imbalan sebesar-besarnya dari
pemilik sehingga tanpa memperhitungkan risiko sepanjang memberikan keuntungan bagi dirinya sehingga mengurangi keuntungan pemilik pemegang
saham. Sebuah perusahaan bisa saja dijalankan oleh para manajer professional
yang sedikit mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan itu atau tidak sama sekali. Karena adanya pemisahan antara pembuat keputusan dan pemilik
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, para manajer bisa saja membuat keputusan yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Mereka
dapat bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, dengan penghasilan tambahan dan gaji, tetapi mereka mungkin juga menghindari proyek manapun.
Miller dan Rock 1985 menyajikan suatu model yaitu manajer mempunyai informasi mengenai perbedaan antara pendapatan yang sebenarnya
dengan pendapatan yang diharapkan. Akan tetapi investor tidak mempunyai informasi tersebut. Jika sumber dan penggunaan dana perusahaan sama, investor
akan mengambil kesimpulan perbedaan antara pendapatan yang sebenarnya dengan yang diharapkan dengan melihat kebijakan pembiayaan dan pembayaran
dividen perusahaan tersebut sehingga lebih mudah untuk menilai kinerja manajemen.
2.1.6.2Hubungan Teori AgensiDengan Kebijakan Dividen
Model agency cost merupakan model yang saat ini menjadi mainstream untuk menjelaskan fakta pembayaran dividen Zaenal, 2005:119. Model dari teori
agensi berasumsi bahwa pembayaran dividen didorong oleh upaya untuk mengurangi masalah agensi antara manajer yang lebih suka menahan arus kas
bebas free cash flows dengan pemegang saham yang mengharapkan pembayaran dividen yang akan mempengaruhi kenaikan harga saham.
Terdapat prediksi model agency cost tentang hubungan antara variabel- variabel pada tingkat perusahaan dan ekspektasi pembayaran dividen oleh
Megginson 1997 diringkas sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Prediksi Model Agency CostMegginson
Meningkatnya Variabel Berikut Pengaruh Terhadap
Pembayaran Dividen a. Variabel Level Perusahaan
Tingkat Pertumbuhan Asset Menurun
Kesempatan Investasi dengan NPV positif Menurun
Intensitas Modal Dalam Proses Produksi Meningkat
Free Cash Flows yang Dihasilkan Meningkat
Jumlah pemegang saham individual Meningkat
Relatif Terkonsentrasinya kepemilikan Menurun
Kepemilikan pemegang saham terbesar Menurun
b. Variabel-variabel makro
Biaya transaksi perdagangan sekuritas Meningkat
Tingkat pajak individu atas pendapatan dividen Menurun
Tingkat pajak individu atas capital gain Meningkat
Pentingnya investor institusional Menurun
Peran investor institusional Menurun
Relatif pentingnya pasar modal dibandingkan bank Meningkat
Jumlah informasi perusahaan yang didisclose Menurun
Sumber: Zaenal 2005:121
Pada penelitian ini, peneliti hendak membuktikan apakah teori keagenan dapat menjelaskan pengaruh hubungan manajemen dengan pemegang saham
terhadap kebijakan dividen yang diambil perusahaan dengan menguji pengaruh variabel independen Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning
Per Share, Debt To Equity Ratio, dan Firm Size yang dianggap mempengaruhi keputusan manajer sebagai agen terhadap variabel dependen yaitu Dividend
Payout Ratio yang digunakan pemegang saham dalam mengukur kinerja keuangan pada perusahaan perbankan.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu