Metode Analisis Statistik Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

dan program SPSS for windows 18.0. Adapun persamaan model regresi berganda tersebut adalah: � = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + � 3 � 3 + � 4 � 4 + � 5 � 5 + � Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut : ��� = � + � 1 ��� + � 2 ��� + � 3 ��� + � 4 ��� + � 5 �� + � Keterangan : e = error term, diasumsikan 0 � = konstanta b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ,b 5 = koefisien regresi Y = Dividend Payout RatioRasio Pembayaran Dividen X 1 = Loan to Deposit RatioRasio Pinjaman Terhadap Simpanan X 2 = Capital Adequacy RatioRasio Kecukupan Modal X 3 = Earning Per ShareLaba per lembar saham X 4 = Debt to Equity RatioRasio Hutang Terhadap Modal X 5 = Firm SizeUkuran Perusahaan

3.9.1. Metode Analisis Statistik Deskriptif

Pada tahap ini dilakukan dengan menghitung masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan rumus yang telah dikemukakan sebelumnya sehingga dapat dilihat secara statistik data variabel yang dikumpulkan.

3.9.2. Pengujian Asumsi Klasik

Universitas Sumatera Utara Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan estimasi yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Hal ini sesuai dengan konsep BLUE Best, Linear, Unbiased, Estimator. Menurut Gauss dan Markov, bahwa untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi linear yang benar maka perlu dilakukan empat uji yaitu Normalitas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas, ataupun Multikolinearitas. Dalam menganalisis pengaruh variabel independen terhadap dependen maka perlu dilakukan uji asumsi klasik berikut : 3.9.2.1.Uji Normalitas Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Erlina, 2011:101. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov Ghozali, 2001:32. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp. Sig. 2- tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 3.9.2.2.Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada dua uji multikolinearitas yang sering digunakan yaitu dengan melihat nilai VIF dan korelasi di antara variabel independen. Di samping itu, cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas suatu model adalah dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel-variabel independen Erlina, 2011:104. 3.9.2.3.Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homoskedastisitas atau bersifat konstan. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section daripada data time series Erlina, 2011:106. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heteroskedastisitas atau tidak dapat dilakukan dengan cara grafik dan statistik Syafrizal et al, 2008:65. 3.9.2.4.Uji Autokorelasi Universitas Sumatera Utara Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi di antaranya dengan Uji Durbin-Watson, yang hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi Erlina,2011:106. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut Ghozali, 2001: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.9.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Edequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, Loan To Deposit Terhadap Return On Equity (ROE) Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 29 110

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, FIRM SIZE, DAN EARNING PE SHARE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 9

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8