Tindak Tutur Komisif Jenis Tuturan dalam Wacana Rubrik Konsultasi Seks dan Kejiwaan pada Tabloid Nyata

data 1 : Penutur penanya rubrik memohon solusi kepada mitra tutur pengasuh rubrik bagaimana menghilangkan kebiasaan mastubasi cucu yang masih duduk di bangku SD kelas I. Kemudian ucapan terima kasih disampaikan pada akhir tuturan “. Sekian dan Kami ucapkan terima kasih”. data 25 : Penutur penanya rubrik meminta jawan atas pertanyaan tentang penyebab keloid dan jenis makanan dan minuman apa yang harus dihindari agar tidak muncul keloid pada tubuh. Tuturan terima kasih seperti pada kalimat. “Terima kasih dok.” data 46 : Penutur penanya rubrik memohon jawaban yang tegas dari permintra tutur pengasuh rubrik bisakah ia menjadi wanita normal, lepas dari pasangan lesbi. Tuturan terimakasih seperti pada kalimat “Saya ucapkan terima kasih atas jawabannya”. data 54 : Penutur penanya rubrik memohon jawaban yang tegas dari mitra tutur pengasuh rubrik mengapa gairah seksnya besar padahal usianya 18 tahun sesuai data 54 apakah itu normal atau tidak. Tuturan terima kasih seperti pada kalimat “... Terimakasih atas jawabannya.”

4.1.4 Tindak Tutur Komisif

Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang sisebutkan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penutur penanya rubrik melaksanakan maksud dari ujaran mitra tutur pengasuh rubrik. Berdasarkan asumsi-asumsi tertentu dan pengetahuan yang dimiliki penutur penanya rubrik dalam hal ini adalah menyatakan kesanggupan seperti pada tuturan penggalan wacana berikut ini. 60 JUDUL : PACAR MEMASUKKAN JARINYA Tuturan : “... walaupun anda menikmati kontak seksual tersebut, anda menyesal karena rasanya cumbuan itu sudah terlalu jauh. Untuk itu anda harus berani menolak. Bila pacar meminta, meraba atau memasukkan jari ke miss V anda. Anda harus cerdas menyatakan bahwa kontak dengan miss V hanya bisa dilakukan nanti sesudah menikah. Ketegasan anda akan mengakibatkan sang pacar menahan diri pada batas yang bisa diterima dan dinikmati. data 57 Tuturan pada penggalan wacana 60 termasuk jenis tindak tutur komisif menyatakan kesanggupan seperti pada tuturan “untuk itu anda harus berani menolak. Bila pacar meminta, meraba atau memasukkan jarike miss V anda. Anda harus cerdas menyatakan bahwa kontak dengan miss V hanya bisa dilakukan nanti sesudah menikah ...” Tuturan tersebut disampaikan oleh mitra tutur pengasuh rubrik kepada penutur penanya rubrik dengan harapan penutur penanya rubrik dapat melaksanakan seperti yang disampaikan mitra tutur pengasuh rubrik dalam penjelasannya agar tidak melakukankontak dengan miss V sebelum menikah. Penggalan wacana berikut ini mengandung tuturan komisif . 61 JUDUL : KADANG KELUAR DARAH Tuturan : “... 2 saya sudah melahirkan sebanyak 2 kali, tetapi Mrs, V saya tidak pernah dijahit. Sampai sekarang rasanya perih, apalagi kalau habis berhubungan badan, kadang sampai keluar darah. Bisakah ... 3 Berapa biayanya ? dan rumah sakit mana?” data 66 Tuturan pada penggalan wacana 61 termasuk jenis tindak tutur komisif yang disampaikandituturkan oleh penutur penanya rubrik akan kesanggupannya menjalani jahitan pada Mrs. V nya yang membuat penutur tidak pede karena terlalu lebar dan kadang keluar darah. Penutur merasa sanggup dengan proses jahit ulang bahkan dengan jumlah biaya dan di rumah sakit mana ia harus melakukan itu semua sesuai pada tuturan “Berapa biayanya? Dan rumah sakit mana? Kedua data yang ada, yaitu data 57 dan data 66 pada penggalan wacana 61 dan 62 pada kajian tindak tutur komisif menyatakan kesanggupan terdapat pada data 57 penggalan wacana 61 dituturkan oleh mitra tutur pengasuh rubrik agar penutur sanggup menyatakan seperti apa yang diharapkan agar tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Sedangkan pada data 66 penggalan wacana 62 dituturkan oleh penutur penanya rubrik tentang kesanggupannya melakukan jahit ulang pada Mrs. V walaupun ia tidak baru melahirkan agar ia lebih pede, bahkan penutur menyatakan kesanggupan biaya dan di rumah sakit ma ia harus melakukan hal itu.

4.1.5 Tindak Tutur Deklarasi Isbati