Prinsip-prinsip Perancangan Pembelajaran yang Mendidik
Bahasa Inggris SMP KK C
29
Guru perlu mengembangkan pembelajaran yang memperhatikan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide
mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Konsep “diberitahu” harus diubah menjadi “aktif
mencaritahu”. Konsep belajar ini akan memberi pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik melalui kesempatan belajar yang lebih mandiri.
Konsep belajar “aktif mencaritahu” dapat tercipta apabila guru mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang: a. berpusat pada peserta didik;
b. mengembangkan kreativitas peserta didik; c. menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang;
d. bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan e. menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan scientific, yang kurang lebih bermakna
alami, sesuai fitrah manusia’.Secara garis besar proses belajar yang alami tersebut mencakup langkah-langkah berikut ini: 1 mengamati dan meniru
tindakan secara aktif dengan melibatkan semua indera, 2 bertanya dan mempertanyakan hal-hal yang baru ditemui atau yang berbeda dengan yang
telah diketahui sebelumnya, 3 mencoba melakukan tindakan tersebut secara mandiri, 4 membangun penalaran dengan cara membandingkan dengan cara,
aturan, dan strategi yang digunakan orang lain atau diperoleh dari sumber lain, dan akhirnya 5 melakukan tindakan yang baru dipelajari tersebut untuk
melaksanakan fungsi sosial di lingkungannya. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, peserta
didik diajak lebih mengedepankan penalaran induktif inductive reasoning daripada penalaran deduktif deductive reasoning.Pengembangan aktivitas
Kegiatan Pembelajaran 1
pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
a. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. b. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan
disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana persyaratan rendah sampai pada yang kompleks
persyaratan tinggi. d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
g. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. Penerapan pendekatan saintifik merujuk pada kurikulum 2013 adalah melalui
tahapan 5 M yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengomunikasikan. a. Mengamati
Dalam kegiatan tahap ini peserta didik diajak untuk melihat, menyimak, mendengar, dan membaca hal-hal yang penting dari benda atau objek
yang disajikan dengan atau tanpa alat. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya mengamati secara auditif, namun juga secara visual. Peserta
didik juga menirukanmenyalin contoh-contoh yang diperdengarkandibaca secara terbimbing.Perhatian, konsentrasi, dan rasa ingin tahu peserta didik
coba dipusatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan tema, sehingga mereka siap untuk melangkah ke tahap-tahap pembelajaran berikutnya.
Bahasa Inggris SMP KK C
31
b. Menanya Pada tahap ini peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dengan
cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: Dari situasi di mana peserta didik
dilatih mengajukan pertanyaan dengan bantuan guru sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Melalui
kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan
peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. c. Mengumpulkan informasimencoba
Pengalaman belajar ini bertujuan untuk menggali dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang tema yang sedang dibahas. Kegiatan ini
mutlak memerlukan keaktifan peserta didik berusaha untuk berinteraksi dalam bahasa Inggris dengan guru dan temannya. Kegiatan yang dapat
dilakukan, misalnya
membaca lebih
banyak buku,
mengamati fenomenaobjekkejadian dengan lebih teliti, melakukan eksperimen, atau
mewawancarai narasumber. Informasi yang dikumpulkan selanjutnya menjadi dasar pengalaman belajar memroses informasi untuk menemukan keterkaitan
antara satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan itu, dan mengambil kesimpulan dari pola yang ditemukan itu.
Kompetensi sosial yang dikembangkan melalui pengalaman belajar ini diantaranya sikap jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
berkomunikasi secara santun, mengumpulkan informasi melalui cara-cara yang ilmiah, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang
hayat.
Kegiatan Pembelajaran 1
d. Mengasosiasimenalar Dalam kegiatan menalarmengasosiasi ini terdapat kegiatan menalar. Istilah
“menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku
aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah juga tetap memiliki manfaat. Istilah menalar di
sini merupakan padanan dari associating, bukan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya
menjadi penggalan memori. e. Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.