BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian
6.1.1 Usia
Karakteristik usia penderita stroke hemoragik pada penelitian ini didapatkan median dengan interquartile range sebesar 54,00 10 tahun. Subjek
yang berusia ≤55 tahun lebih banyak daripada 55 tahun. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilsson et al. 2000 bahwa median
usia penderita stroke hemoragik adalah 54 tahun. Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian berbasis prognosis yang dilakukan oleh Sun et al. 2013 didapatkan
median usia penderita stroke hemoragik adalah 77,4 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Wermer et al. 2005 dan Zhang et al.
2009 didapatkan angka kejadian stroke hemoragik lebih banyak pada usia 55 tahun. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vermeer et al. 2002
bahwa penderita stroke hemoragik lebih banyak pada usia ≥65 tahun. Insiden
stroke hemoragik meningkat secara dramatis pada usia lebih dari 60 tahun Roditis dan Lanovici, 2011. Insiden stroke hemoragik lebih banyak pada usia
55 tahun pada laki-laki dan 65 tahun pada perempuan Zhang et al., 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Rose et al. 2008 mengambil subjek dengan
79
rentang usia 35-80 tahun dan hasil penelitian oleh Valiente et al 2008 dengan rentang usia subjek 40-80 tahun.
Menurut Go et al. 2013 dan Kashinkunti et al. 2013, selain malformasi arteri-vena, angioma kavernosa, konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan
simpatomimetik, faktor risiko stroke hemoragik seperti hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia dan merokok dekade terakhir ini lebih banyak pada
usia yang lebih muda. Median usia yang didapatkan pada penelitian ini sedikit lebih muda daripada rerata usia pada penelitian terdahulu. Hal ini dapat disebakan
oleh distribusi usia subjek yang tidak merata dan rentang usia subjek yang didapatkan pada penelitian ini yaitu 38-60 tahun sedangkan penelitian terdahulu
mengambil subjek penelitian dengan rentang usia yang lebih luas yaitu 35-80 tahun.
6.1.2 Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin stroke hemoragik pada penelitan ini didapatkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Hal ini
didukung oleh sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Vermeer et al. 2002 pada 243 subjek dengan stroke hemoragik didapatkan jenis kelamin laki-laki dua
kali lipat lebih banyak daripada perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Smajlovic et al. pada tahun 2008 terhadap 352 subjek dengan stroke hemoragik
didapatkan subjek berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu sebanyak 178 50,6 orang dibandingkan dengan perempuan sebanyak 174
orang. Menurut Roditis dan Lanovici 2011 penderita stroke hemoragik pada usia
35 tahun lebih banyak pada laki-laki. Hasil ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Chao et al. 2009 terhadap 93 subjek penelitian, 59 63,4
berjenis kelamin laki-laki dan 34 36,6 perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Hemphill et al. 2001 juga didapatkan hasil yang serupa yaitu dari total 152
subjek, jenis kelamin laki-laki sebanyak 80 53 orang dan perempuan 72 47 orang. Sebuah penelitian kohort prospektif pada penderita stroke hemoragik yang
dilakukan oleh Daverat et al. 2015, rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 2:1, dimana 113 68 orang laki-laki dan 53 32 orang perempuan.
Menurut Zia 2009, perempuan terserang stroke lebih banyak pada usia yang lebih tua daripada laki-laki yaitu 65 tahun. Penelitian ini mengeksklusi
penderita yang berusia 60 tahun. Hal ini dapat menjelaskan bahwa pada penelitian ini lebih banyak subjek dengan jenis kelamin laki-laki.
Jenis kelamin laki-laki lebih mudah terserang stroke hemoragik seiring dengan bertambahnya usia. Jenis kelamin laki-laki mempunyai prevalensi
merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi dimana hal ini merupakan faktor risiko untuk terjadinya stroke hemoragik. Penderita berjenis kelamin laki-laki
yang merokok mempunyai risiko 27,270 kali terserang stroke hemoragik dibandingkan perempuan. Sedangkan penderita berjenis kelamin laki-laki yang
mengkonsumsi alkohol mempunyai risiko 7,686 kali terserang stroke hemoragik dibandingkan perempuan. Selain itu, penyakit ginjal, kadar High Density
Lipoprotein HDL yang rendah juga lebih banyak didapatkan pada laki-laki. Proteksi pembuluh darah dari estrogen endogen yang rendah pada laki-laki
berkontribusi pada tingginya risiko stroke. Hasil penelitian ini pada usia ≤55
tahun perempuan lebih sedikit yang terserang stroke hemoragik dibandingkan laki-laki. Hal ini dapat disebabkan perempuan premenopause mempunyai risiko
yang rendah untuk terjadi stroke hemoragik dibandingkan dengan perempuan pasca menopause. Penggunaan terapi sulih hormon dengan estrogen menurunkan
angka kejadian stroke hemoragik. Hal ini menunjukkan pengaruh hormonal terhadap risiko terjadinya stroke hemoragik Singer et al., 2010; Zhang et al.,
2011.
6.1.3 Jenis Perdarahan