BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Stroke adalah sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal danatau global, yang berlangsung 24 jam atau
lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik Mansjoer, 2000. Definisi stroke
menurut WHO yaitu suatu sindrom klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Israr, 2008.
Stroke hemoragik terdapat dua jenis yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid. Perdarahan intraserebral menurut Rincon dan Mayer
pada tahun 2012 merupakan perdarahan otak yang spontan atau non traumatik yaitu ekstravasasi akut darah ke jaringan otak, sering meluas ke ventrikel dan
jarang ke subaraknoid. Sedangkan menurut Sacco et al. pada tahun 2013, perdarahan intraserebral adalah kumpulan darah fokal dalam parenkim atau
intraventrikular, dimana tidak disebabkan oleh trauma, termasuk perdarahan dalam parenkim setelah infark serebri. Perdarahan subaraknoid adalah perdarahan
dalam spasium subaraknoid, yaitu ruangan antara membran araknoid dan pia mater dari otak dan medula spinalis.
5
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan data WHO, setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke. Berdasarkan data NCHS, stroke merupakan penyebab
kematian tertinggi keempat di Amerika Serikat setelah penyakit jantung, kanker dan penyakit saluran pernafasan bawah sejak tahun 2008 Minino et al., 2010;
Jauch et al., 2013. Menurut AHA, diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun dan 500.000 penderita stroke baru yang terjadi pertahun. Sedangkan
angka kematian penderita stroke di Amerika Serikat adalah 50-100 per 100.000 penderita pertahun. Angka kematian tersebut mulai menurun sejak awal tahun
1900, dimana angka kematian sesudah tahun 1969 menurun hingga 5 pertahun Japardi, 2002. Di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000
penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam yaitu 16,6 per 1.000 penduduk dan yang terendah adalah Papua
yaitu 3,8 per 1.000 penduduk Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Insiden stroke mencapai 0.5 per 1000 pada usia 40 tahun, dan meningkat menjadi
70 per 1000 pada usia 70 tahun. Angka kematian stroke mencapai 20 pada 3 hari pertama dan 25 pada tahun pertama. Secara umum, stroke diklasifikasikan
menjadi stroke iskemik 80 kasus stroke yang terdiri dari emboli intrakranial 25 dan trombosis intrakranial 75, serta stroke hemoragik 20 kasus
stroke yang terdiri dari perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid Misbach dan Soertidewi, 2011.
Stroke hemoragik spontan terjadi pada 15 – 20 kasus semua stroke dan mengenai lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia tiap tahun Qureshi et al., 2009.
Benua Asia memiliki angka kejadian stroke hemoragik terbesar di seluruh dunia. Angka kejadian stroke hemoragik bervariasi pada rentang usia 18-95 tahun
Misbach and Ali, 2001. Paling banyak berjenis kelamin laki-laki dan usia lebih dari 55 tahun dengan peningkatan angka kejadian dua kali lipat seiring dengan
peningkatan dekade hingga usia 80 tahun. Stroke hemoragik juga sering terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Stroke hemoragik lobaris pada usia ini sering
disebabkan oleh malformasi arteri vena. Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh hipertensi. Ras Afrika dan Amerika memiliki angka kejadian
hipertensi paling besar Liebeskind, 2013. Stroke hemoragik merupakan salah satu penyebab mortalitas, morbiditas dan disabilitas tertinggi di Amerika Serikat
dan dunia. Sekitar 70.000 orang di Amerika Serikat mengalami kematian atau menderita disabilitas berat akibat stroke hemoragik spontan setiap tahun. Sekitar
10 – 30 dari kasus stroke yang dirawat inap merupakan stroke hemoragik. Setiap tahun stroke hemoragik mempunyai angka kejadian 12-15 per 100,000
penduduk Amerika. American Heart Association mengestimasi terdapat 610.000 kasus stroke baru di Amerika Serikat dan 185.000 kasus stroke rekuren. Banyak
kasus stroke hemoragik membutuhkan perawatan jangka panjang, hanya 20 penderita yang dapat hidup secara independen, sedangkan 40 kasus meninggal
dalam 30 hari dan sekitar separuhnya akan meninggal dalam 48 jam. Sebanyak 80 kasus stroke hemoragik spontan dimana kerusakan diakibatkan pecahnya
pembuluh darah arteri akibat hipertensi kronis atau angiopati amiloid Haynes et al., 2012; Rincon dan Mayer, 2013. Stroke hemoragik spontan mencangkup 10
dari semua stroke di negara maju dan 20 di negara berkembang, dengan tingkat
mortalitas dalam satu bulan mencapai masing-masing 25-35 dan 30-48. Data stroke di 12 rumah sakit di Medan tahun 2001 terdapat 1263 kasus stroke yang
dirawat terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke hemoragik, dimana meninggal 201 orang 15,91 terdiri dari 98 11,93 stroke iskemik dan 103
23,30 stroke hemoragik Nasution, 2007.
2.3 Penyebab