Tekanan Darah Arterial Rata-rata Awal Masuk

pada stroke hemoragik mendapatkan subjek dengan skor awal GCS 13-15 sebanyak 123 58,6 orang, skor 5-12 sebanyak 60 28,6 orang dan skor 3-4 sebanyak 27 12,9 orang. Penelitian oleh Chiewvit et al. 2009 pada penderita stroke hemoragik didapatkan skor GCS awal masuk 3-8 sebanyak 28 33,3 orang, 9-12 sebanyak 19 22,6 orang dan 13-15 sebnayak 37 44 orang. Muengtaweepongsa dan Seamhan 2013 yang meneliti tentang prediktor kematian dalam 30 hari pada penderita stroke hemoragik didapatkan skor GCS awal masuk 3-4 sebanyak 6 9,1 orang, 5-11 sebanyak 19 28,8 orang dan 12-15 sebanyak 41 62,1 orang.

6.1.6 Tekanan Darah Arterial Rata-rata Awal Masuk

Variabel tekanan darah arterial rata-rata awal masuk pada penelitian ini didapatkan hasil subjek dengan tekanan darah arterial rata-rata a wal masuk ≤130 mmHg lebih banyak daripada 130 mmHg. Rerata tekanan darah arterial rata-rata awal masuk pada penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al. 2009 didapatkan hasil 124,70 ±22,96 mmHg. Hasil ini bertentangan dengan pernyataan oleh Rasool et al. 2004 bahwa peningkatan tekanan darah pada saat penderita mengalami stroke hemoragik akut terjadi pada 90 kasus. Tekanan darah yang tinggi berkaitan dengan volume perdarahan intraserebral yang luas, perdarahan subaraknoid derajat tinggi dan skor GCS awal masuk yang rendah sedangkan penelitian ini mengeksklusi ketiga hal tersebut. Oleh karena itu, subjek pada penelitian ini didapatkan lebih banyak dengan tekanan darah arterial rata- rata awal masuk ≤130 mmHg. Tikhonoff et al. 2009 menyatakan bahwa tekanan darah arterial rata-rata akan meningkat pada penderita dengan stroke hemoragik akut. Seringkali, peningkatan tekanan darah ini akan diikuti penurunan secara spontan walaupun sepertiga kasus tetap mengalami hipertensi hingga hari kesepuluh. Hipertensi yang tidak terkontrol atau diterapi akan meningkatkan risiko terjadinya stroke hemoragik. Walaupun sudah diterapi, hipertensi masih merupakan faktor risiko yang bermakna untuk terjadinya stroke hemoragik. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan kontrol tekanan darah, kepatuhan penderita, mulai mendapatkan terapi dan respon terhadap terapi masing-masing penderita. Kelainan pembuluh darah berupa terbentuknya aneurisma akibat komplikasi hipertensi yang sudah terbentuk tidak dapat diatasi walaupun dengan kontrol tekanan darah yang baik kecuali dengan tindakan operasi. Kelainan struktur pembuluh darah ini bersifat ireversibel dan ukuran dapat semakin besar Woo et al., 2004. Penyebab primer dari respon hipertensi pada stroke hemoragik akut adalah kerusakan dan penekanan pada area spesifik di otang yang mengatur aktivitas sistem saraf otonom. Penderita hipertensi sebelumnya dan dengan tekanan intrakranial yang meningkat dapat mengeksaserbasi meningkatnya tekanan darah. Selain itu, nyeri kepala, retensi urine, infeksi dan stres mengakibatkan ketikseimbangan sistem saraf otonom, mengaktivasi jalur simpatis adrenomedullary sehingga meningkatkan konsentrasi katekolamin bersirkulasi dan sitokin inflamasi. Hal ini berkontribusi terhadap respon hipertensi Tikhonoff et al., 2009.

6.2 Analisis Bivariat