Tujuan Perizinan Unsur-unsur Perizinan

68 Untuk dapat dikatakan izin harus ada keputusan yang konstitutif dari aparatur yang berwenang menerbitkan izin. 117 Berdasarkan pemaparan mengenai definisi izin oleh para ahli di atas, maka terdapat kemiripan pendapat diantara mereka. Izin berkaitan dengan suatu larangan bertindak dari penguasa, namun larangan tersebut dapat disimpangi dengan adanya perkenan dari alat perlengkapan administrasi negara yang berwenang melalui suatu persetujuan yang memerlukan pemenuhan syarat-syarat tertentu dari pihak pemohon izin. Obyek dari pada perbuatan tersebut dilakukan di bawah pengawasan alat kelengkapan negara. Adapun pengertian perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatatan yang dilakukan oleh masyarakat. Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuotan dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan. 118 Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan. 119

2. Tujuan Perizinan

Izin bertujuan untuk mengendalikan kegiatan masyarakat. Sistemnya adalah bahwa undang-undang melarang suatu tindakan atau tindakan tertentu yang saling berhubungan, larangan ini dimaksudkan 117 Y. Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem Dan Upaya Pembenahan Jakarta: Grasindo, 2009: hal. 8 118 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan…, op. cit, hal.168 119 Ibid commit to user 69 secara mutlak namun untuk dapat bertindak dan mengeluarkan izin, khususnya dengan menghubungkan peraturan-peraturan pada izin itu. 120 Tujuan Perizinan antara lain adalah: 121 a. Keinginan mengarahkanmengendalikan aktifitas-aktifitas tertentu misalnya izin bangunan. b. Mencegah bahaya bagi lingkungan misalnya izin lingkungan. c. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu misalnya izin tebang, izin membongkar pada monumen-monumen. d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit jumlahnya izin penghuni di daerah padat penduduk. e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktifitas-aktifitsnya izin berdasarkan “drank en horecawet”, dimana pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

3. Unsur-unsur Perizinan

Beberapa unsur yang termuat di dalam perizinan, antara lain: a. Instrumen Yuridis Tugas kewenangan pemerintah dalam negara hukum modern adalah menjaga ketertiban dan keamanan rust en orde, tidak kalah pentingnya juga adalah mengupayakan kesejahteraan umum bestuurzorg. 122 Tugas dan kewenangan pemerintah untuk menjaga ketertiban dan keamanan merupakan tugas penting dalam sebuah negara hukum. Dalam rangka melaksanakan tugas ini, pemerintah diberikan wewenang dalam sektor pengaturan. Melalui fungsi pengaturan ini muncul beberapa instrumen yuridis untuk menghadapi 120 M. Hadjon, et.all., Pengantar Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Gajah Mada University Pers : hal. 125 121 N.M Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus M. Hadjon, Srabaya: Yuridika, 1993: hal. 4-5 122 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2006: hal 211 commit to user 70 peristiwa individual dan konkret yang dituangkan dalam bentuk ketetapan beschikking. Sesuai dengan sifatnya, ketetapan ini merupakan ujung tombak dari instrument hukum dalam menyelenggarakan pemerintahan. b. Peraturan Perundang-undangan Pemerintah dalam memperoleh wewenang untuk mengeluarkan izin adalah ditentukan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam perizinan tersebut. Akan tetapi dalam penerapannya, menurut Marcus Lukman, kewenangan pemerintah dalam sektor izin itu bersifat deskresionare power atau berupa kewenangan bebas, dalam arti pemerintah diberi kewenangan untuk mempertimbangkan atas dasar inisiatif sendiri hal-hal yang berkaitan dengan izin tersebut, misalnya tentang: 123 1 Kondisi-kondisi yang memungkinkan suatu izin dapat diberikan kepada pemohon. 2 Hal mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut. 3 Konsekuensi yuridis yang mungkin timbul akibat pemerian atau penolakan permohonan izin dikaitkan dengan pembatasan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4 Prosedur yang harus diikuti atau dipersiapkan pada saat dan sesudah serta pada saat ketetapan izin diberikan baik penerimaan ataupun penolakannya. c. Organ Pemerintah Organ pemerintah adalah instansi yang berwenang menjalankan urusan pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Menurut Sjahran Basah, dari penelusuran pelbagai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan dapat diketahui mulai dari adminitrasi negara tertinggi 123 Ibid, hal. 213 commit to user 71 hingga yang terendah berwenang memberikan izin. 124 Sedangkan menurut N.M Spelt dan J.B.J.M ten Berge, “keputusan yang memberikan izin harus diambil dari organ yang berwenang”. 125 d. Peristiwa konkret Izin merupakan instrumen yuridis yang berbentuk ketetapan, yang digunakan oleh pemerintah dalam menghadapi peristiwa konkret dan individual. Peristiwa konkret adalah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu, tempat tertentu, dan fakta hukum tertentu. 126 e. Prosedur dan Persyaratan Permohonan izin harus menempuh prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sebagai pihak pemberi izin. Selain untuk menempuh prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, pemohon izin harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah tersebut sebagai pemberi izin. Meskipun penentuan prosedur dan persyaratan secara sepihak oleh pemerintah, tidak dibenarkan pemerintah membuat dan menentukan dengan kehendaknya sendiri secara sewenang-wenang tanpa memperhatikan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar izin tersebut.

4. Bentuk dan Isi Izin