30 5 Initital Public Offering IPO
Perusahaan yang baru pertama kali melakukan penawaran sahamnya dan belum memiliki nilai pasar memiliki kecenderungan
untuk melakukan manajemen laba dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan di masa yang akan datang.
6 Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor Segala informasi yang berkaitan dengan perusahaan harus
disampaikan oleh
manajer kepada
investor sebagai
bentuk tanggungjawab manajer. Oleh karena itu, pelaporan laba perlu dibuat
sedemikian rupa sehingga investor tetap menilai bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sesuai keinginan.
Menurut Watt dan Zimmerman dalam Priantinah, 2009 dalam positive accounting theory terdapat tiga hipotesis yang melatar
belakangi terjadinya manajemen laba, yaitu : 1.
The bonus plan hypothesis Manajer perusahaan memberikan bonus besar berdasarkan
earnings yang lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang dilaporkan. Pada perusahaan yang
memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa
depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih
tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak bonus dikenal dua istilah
31 yaitu bogey tingkat laba terendah untuk mendapatkan bonus dan
cap tingkat laba tertinggi. Jika laba berada di bawah bogey, tidak ada bonus yang diperoleh manajer sedangkan jika laba berada di atas
cap, manajer tidak akan mendapat bonus tambahan. Jika laba bersih berada di bawah bogey, manajer cenderung memperkecil laba
dengan harapan memperoleh bonus lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika laba berada di atas cap. Jadi hanya
jika laba bersih berada di antara bogey dan cap, manajer akan berusaha menaikkan laba bersih perusahaan.
2. The debt covenant hypothesis Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi,
manajer perusahaan cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba. Perusahaan dengan rasio
debt to equity yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan
terancam melanggar perjanjian utang. 3.
The politcal cost hypothesis Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi,
manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa
mendatang sehingga dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi
dapat menarik perhatian media dan konsumen.
32
5. Corporate Governance
Menurut Man dan Wong 2013, mekanisme good corporate governance digolongkan menjadi mekanisme eksternal dan internal.
1 Mekanisme Internal Mekanisme Internal dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan
yang meliputi kepemilikan saham insider, struktur dewan komisaris dan karakteristik, proporsi dewan direksi independen, latar belakang
direktur, komite audit, komite remunerasi, dan struktur kepemilikan perusahaan, kepemilikan istitusional, kepemilikan manajerial, komite
audit independen, dan dewan komisaris independen. 2 Mekanisme Eksternal
Mekanisme eksternal ditentukan oleh faktor-faktor luar perusahaan yang bertujuan untuk mengatur perusahaan-perusahaan
dalam mendukung kepentingan stakeholders dan termasuk undang- undang perlindungan hukum dan aturan pengambilalihan.
Pengertian corporate governance menurut FCGI yaitu seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Sedangkan menurut KNKCG
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, corporate
33 governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organisasi perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham,
dengan tetap
memperhatikan kepentingan
stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Corporate governance harus diterapkan oleh perusahaan untuk menjamin
transparansi, akuntabilitas, independensi, keadilan. Corporate governance bertujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak pemegang
kepentingan Almilia dan Sifa, 2006. Menurut Hastuti 2005 terdapat empat prinsip dasar pengelolaan
perusahaan yang baik. Keempat prinsip tersebut adalah : 1 Keadilan fairness yang meliputi :
a Perlindungan bagi seluruh hak pemegang saham. b Perlakuan yang sama bagi para pemegang saham.
2 Transparansi transparancy yang meliputi: a Pengungkapan informasi yang bersifat penting.
b Informasi harus disiapkan, diaudit, diungkapkan dengan pembukuan berkualitas.
c Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien. 3 Dapat dipertanggungjawabkan accountability yang meliputi meliputi:
a Dewan direksi bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan pemegang saham.
b Penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen.
34 c Akses terhadap informasi secara akurat, relevan dan tepat waktu.
4 Pertanggungjawaban responsibility meliputi: a Menjamin
dihormatinya segala
hak pihak-pihak
yang berkepentingan.
b Para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-
hak mereka. c Dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi pihak yang
berkepentingan. d Jika diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai
akses terhadap informasi yang relevan.
a. Dewan Komisaris Independen DKI
Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance. Namun, dewan komisaris tidak
boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama
adalah setara.
35 Menurut KNKG 2006, agar pelaksanaan tugas dewan komisaris
dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut: 1. Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, sertadapat bertindak independen.
2. Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan
baik termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan.
3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup
tindakan pencegahan,
perbaikan, sampai
kepada pemberhentian sementara.
Jumlah dari dewan komisaris dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris yang tidak
berasal dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai komisaris independen dan komisaris yang terafiliasi. Pihak yang terafiliasi adalah pihak yang
mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan
perusahaan. Jumlah komisaris independen harus dapat menjamin agar
mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan
36 peraturan perundang-undangan. Salah satu dari komisaris independen
harus mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan.
b. Kualitas Auditor
Laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan dan reliabilitas dihasilkan dari audit yang dilakukan oleh auditor yang berkualitas.
Laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang diaudit oleh auditor berkualitas tinggi lebih dipercaya pemakai laporan keuangan daripada
laporan keuangan yang diaudit oleh auditor yang berkualitas lebih rendah. Menurut pemakai laporan keuangan, reputasi auditor yang berkualitas
lebih teliti dalam melakukan proses audit untuk mendeteksi salah saji atau kecurangan dikarenakan kebutuhan mereka untuk mempertahankan
kreditibilitas. Penelitian yang dilakukan Herawaty 2008 menemukan bahwa
klien dari auditor Non Big 6 melaporkan discretionary accrual yang secara rata-rata lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big 6. Berarti
dapat disimpulkan klien dari auditor non Big 6 cenderung lebih tinggi dalam melakukan Earnings Management. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa klien dari auditor Non Big 6 cenderung lebih tinggi dalam melakukan earnings management. Karena pada saat penelitian ini KAP
Big 6 telah berubah menjadi Big 4, maka juga diduga bahwa klien dari KAP Non Big 4 cenderung lebih tinggi dalam melakukan earnings
management dibandingkan dengan klien dari KAP Big 4. Berikut ini adalah nama-nama KAP yang termasuk dalam jajaran.