46 b. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara signifikan
0,081 terhadap tindak manajemen laba yang dilakukan dalam perusahaan perbankan.
c. Komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang terjadi dalam perusahaan perbankan dengan nilai
signifikan sebesar 0,011. d. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba yang dilakukan perusahaan perbankan. e. Dari hasil regresi terhadap variabel akrual kelolaan DA
dengan variabel lain yaitu komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keeradaan koite audit, dan ukuran
perusahaan diperoleh nilai F sebesar 4,201 dengan tingkat signifikansi 0,007 dimana nilai tersebut lebih kecil dari alpha
0,05 berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun kekurangan dalam penelitian tersebut yaitu, variabel corporate governance yang diproksi dewan komisaris,
ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit. Variabel tersebut kurang dapat mengukur secara komprehensif praktik
corporate governance dalam perusahaan sehingga perlu proksi tambahan yang dapat mengetahui praktik corporate governance
dalam perusahaan yang lebih tepat. Maka dari itu dalam penelitian ini menjadikan variabel corporate governance sebagai variabel
47 moderasi dengan menambahkan kualitas audit dilihat dari KAP Big
4 atau KAP non Big 4 dari proksi corporate governance. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nasution dan Setiawan 2007, antara lain: a Variabel dependen berupa manajemen laba;
b Objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI;
c Menggunakan metode
analisis regresi
linier untuk
menganalisis data.
B. Kerangka Berpikir
1 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Dengan semakin banyaknya hutang maka manajemen
harus dapat lebih meyakinkan pihak kreditur bahwa perusahaan tetap dapat mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya. Leverage
yang tinggi akan berpengaruh dengan nilai pembiayaan yang juga tinggi dengan maksud untuk mempertahankan kinerja keuangan
perusahaan dalam jangka panjang, dengan mempertahankan kinerja perusahaan tersebut, diharapkan kreditur juga akan tetap memiliki
kepercayaan terhadap manajemen perusahaan Subhan, 2011.
Besarnya tingkat
hutang perusahaan
leverage dapat
mempengaruhi tindakan manajemen laba. Menurut Husnan 2001 menyatakan bahwa leverage yang tinggi yang disebabkan kesalahan
48 manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan atau penerapan
strategi yang kurang tepat dari pihak manajemen. Jika tingkat kewajiban yang tinggi menjadikan pihak manajemen perusahaan
menjadi lebih sulit dalam membuat prediksi jalannya perusahaan kedepan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa leverage menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap praktik manajemen laba karena semakin tinggi hutang perusahaan semakin banyak kesempatan
perusahaan melakukan praktik manajemen laba.
2 Moderasi Dewan Komisaris Independen pada Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Dewan komisaris merupakan pihak yang menjamin pelaksanaan strategi perusahaan dan megawasi manajemen dalam pengelolaan
perusahaan serta menjamin terlaksananya akuntabilitas. Penelitian ini menggunakan dewan komisaris independen karena dewan komisaris
independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen atau semata-mata untuk kepentingan pihak tertentu. Dengan proporsi jumlah dewan komisaris independen pada suatu
perusahaan akan memperkuat pengaruh leverage terhadap manajemen laba. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
keberadaan dewan komisaris independen dapat memperkuat pengaruh