Hasil Belajar Kajian Teori

18 Sub indikator dalam keterampilan sosial menurut Jarolimek dalam Jakiatin Nisa 2010: 62 yaitu: 1. Bekerja Sama meliputi membantumenolong orang lain, menghargai orang lain, dan bergiliran 2. Mengontrol diri dan orang lain meliputi mengucapkan kata-kata baik, mengontrol emosi, dan mengikuti petunjukaturan 3. Menyampaikan pendapat yaitu menyampaikan pendapat dan menerima pendapat Berdasarkan rujukan maka keterampilan sosial adalah keterampilan seseorang kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif sesuai dengan situasi dan kondisi dan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus melukai orang lain. Keterampilan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerjasama dan kecakapan bertanggung jawab. Keterampilan sosial yang digunakan pada penelitian ini adalah keterampilan bekerja sama, mengontrol diri dan orang lain, dan menyampaikan pendapat.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menurut Sugandi 2007:63 hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas secara bergradasi dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Aspek 19 perubahan perilaku tersebut tergantung yang dipelajari oleh siswa Achmad Rifa’i, 2009:85. Menurut Bloom dalam Agus Suprijono: 2010:5-7 hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam perkembangannya taksonomi Bloom dimulai sejak tahun 1948 oleh Bloom di bawah bimbingan Ralph Tyler, dan baru diselesaikan dan dipublikasikan resmi tahun 1956. Bloom dan kawan-kawan mengembangkan ranah koognitif menjadi enam klompok, yang tersusun secara hierarki mulai dari kemampuan yang paling rendah lower order thinking sampai kemampuan berpikir tingkat tinggi higher order thinking, yaitu: 1 knowledge, 2 comprehension, 3 application-ketiganya termasuk lower order thinking, dan 4 analysis, 5 syinthesis, dan evaluation yang termasuk dalam higher order thinking. Taksonomi Bloom yang lama direvisi menurut Anderson dan Krathwohl ada enam proses kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Hasil revisi yang dilakukan oleh Anderson dan Krathwohl menjadikan enam kategori proses kognitif menurut tingkat kompleksistas Wowo Sunaryo Kuswana, 2012: 109-110. Mengingat artinya mendapatkan kembali pengetahuan yang tersimpan pada memori jangka panjang. Memahami artinya mendeskripsikan isi pembelajaran mencakup tulisan dan komunikasi grafik. Menerapkan artinya menggunakan prosedur dalam situasi yang diharapkan. Menganalisis artinya memecah materi menjadi bagian-bagian 20 pokok dan menggambarkan bagian-bagian tersebut. Mengevaluasi artinya menilai yang didasarkan pada standar kriteria. Menciptakan artinya menempatkan bagian secara bersama pada suatu ide untuk memperoleh hasil yang baik. Tabel 2.2. Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif Kategori proses kognitif Contoh 1. Mengingat: Mendapatkan pengetahuan dari memori jangka panjang 1.1 Mengenal Tanggal-tanggal penting sejarah negara 1.2 Mengingat Mengingat kembali tanggal-tanggal penting sejarah negara 2. Memahami: Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, diantaranya oral, tulisan dan komunikasi grafik 2.1 Mengartikan Menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato 2.2 Memberikan contoh Memberikan contoh macam-macam gaya lukisan artistik 2.3 Mengklasifikasi Mengamati atau menggambarkan kasus kekacauan mental 2.4 Menyimpulkan Menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang ditayangkan video 2.5 Menduga Mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing 2.6 Membandingkan Membandingkan peristiwa- peristiwa sejarah dengan situasi sekarang 2.7 Menjelaskan Menjelaskan penyebab peristiwa penting Perancis abad ke 18 3. Menerapkan: Menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan 3.1 Menjalankan Membagi sau angka dengan seluruh angka dengan perkalian 3.2 Melaksanakan Menetapkan situasi tepatnya hukum Newton yang kedua 21 Kategori proses kognitif Contoh 4. Menganalisis: Memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan 4.1 Membedakan Membedakan angka yang relevan dan tidak relevan dalam satu soal matematika 4.2 Mengorganisasi Bukti-bukti struktur dalam deskripsi sejarah menjadi sesuatu atau melawan sesuatu penjelasan sejarah 4.3 Mendekonstruksi Menetapkan pandangan para ahli dalam pandangan politiknya 5. Menilai: Membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria standar 5.1 Memeriksa Menetapkan apakah kesimpulan para ilmuan sesuai dengan data yang diteliti 5.2 Menilai Menilai antara dua metode mana yang terbaik yang dapat menyelesaikan masalah 6. Menciptakan: Menempatkan bagian-bagian secara bersama-sama kedalam suatu ide semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik 6.1 Menghasilkan Menghasilkan hipotesis untuk menghitung fenomena yang sudah diteliti 6.2 Merencanakan Merencanakan penelitian mengenai masalah sejarah 6.3 Membangun Membangun sebuah habitat baru untuk menyakinkan tujuan yang baru Sumber: Wowo Sunaryo Kuswana, 2012: 117-118 Berdasarkan paparan di atas bahwa hasil belajar kognitif adalah perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Hasil belajar kognitif digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran. 22 Dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 tingkatan kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis. 23

7. Kajian Keilmuan