untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya dalam belajar, sehingga akan meningkatkan prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar.
Menurut Gray dalam Winardi 2001: 2, motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi yang tinggi dapat
menggiatkan aktivitas seseorang. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar praktik yang kuat, dibantu dengan adanya motivasi dari luar baik dari guru
maupun teman lain, maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar, dengan
begitu akan mendorong untuk lebih meningkatkan prestasi peserta didik padapraktik kerja las dasar.
3. Pengaruh Sarana Prasarana Bengkel Las dan Motivasi Belajar Praktik terhadap Prestasi Peserta Didik pada Praktik Kerja Las Dasar
Hasil statistik menunjukkan sarana prasarana bengkel las dan motivasi belajar
praktik berpengaruh
positif secara
bersama-sama terhadap
prestasipeserta didik pada praktik kerja las dasar di SMK Nasional, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansinya pada uji F
sebesar 0,001 yang kurang dari 0,05. Nilai koefisien regresi memiliki arah positif berarti semakin lengkap sarana prasarana bengkel las dan semakin tinggi
motivasi belajar praktik, maka prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasarjuga akan semakin tinggi.
Motivasi belajar praktik merupakan variabel paling tinggi dalam mempengaruhi prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar dibandingkan
variabel sarana prasarana bengkel las. Motivasi terjadi apabila seseorang
mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Motivasi peserta didik yang
tinggidengan memiliki gairah dalam menjalankantugasnya maupun praktiknya yang diharapkan akan memberikan motivasi yang positifpada diri sendiri dalam
interaksi belajaryang akhirnya akan berdampak pada meningkatnya prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang sangat penting karena hal yang dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu tindakan. Menurut Djaali 2012:
101, menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang mampu mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan kebutuhan. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah semangat untuk mencapai
sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Prestasi praktik merupakan hasil usaha belajar praktik yang menunjukan
ukuran kecakapan atau kemampuan yang dicapai siswa dalam bentuk nilai. Prestasi belajar praktik ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau nilai tes
sumatif. Prestasi praktik sangat penting bagi peserta didik untuk mengukur sejauh mana kemampuan mereka di bidang tersebut.
Tujuan dari SMK yaitu untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, serta memberikan bekal ketrampilan
pada bidang tertentu agar setelah lulus siap masuk lapangan kerja. Oleh karena itu prestasi praktik peserta didik sangat penting guna mempersiapkan diri
memasuki dunia industri. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi prestasi praktik, diantaranya adalah motivasi belajar praktik dan kelayakan fasilitas
bengkel. Motivasi belajar praktik merupakan dorongan dari dalam diri peserta
didik baik dorongan internal maupun eksternal untuk melakukan kegiatan praktik di bengkel las untuk menambah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman,
sehingga tujuan yang dikendaki oleh peserta didik itu dapat tercapai. Motivasi itu tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan
memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar peserta didik sehingga sungguh-sungguh untuk melakukan kegiatan praktik dalam upaya
mencapai prestasi yang baik. Semakin tinggi motivasi belajar praktik maka prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar juga akan menjadi baik.
Kelayakan fasilitas bengkel las adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar.
Dengan fasilitas bengkel yang lengkap dan layak sesuai dengan standar nasional. Fasilitas bengkel, maka peserta didik menjadi lebih mudah dalam
mempraktikkan apa yang sudah mereka dapat pada saat pelajaran teori, sehingga prestasi praktikpun akan baik. Motivasi praktik dan kelayakan fasilitas
bengkel las berpengaruh terhadap prestasipeserta didik pada praktik kerja las dasar. Semakin tinggi motivasi belajar praktik yang dimiliki oleh peserta didik dan
semakin lengkapnya fasilitas bengkel las, maka akan semakin tinggi pula prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh sarana prasarana bengkel las dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi
praktik kerja las dasardapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Sarana prasarana bengkel las berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar di SMK Nasional, Berbah, Sleman, Yogyakarta
ℎ� �
= 4,073 dan persamaan regresi Y = 61,958 + 0,337
1
. 2. Motivasi belajar praktik berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
peserta didik pada praktik kerja las dasar di SMK Nasional, Berbah, Sleman, Yogyakarta
ℎ� �
= 4,524 dan persamaan regresi Y = 57,521 + 0,454
2
. 3. Sarana prasarana bengkel las dan motivasi belajar praktik secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap prestasi peserta didik pada praktik kerja las dasar di SMK Nasional, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Besar pengaruh
secara bersama-sama sebesar,
2
= 0,517 atau 51,7; dan persamaan garis berganda Y = 49,429 + 0,231
1
+ 0,340
2
.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif sarana prasarana bengkel las dan motivasi belajarpraktik berpengaruh terhadap prestasi
peserta didik pada praktik kerja las dasar.Berikut adalah implikasi yang dapat diterapkan melalui hasil penelitian ini.
1. Kepala Sekolah merupakan pimpinan dalam sekolah dan yang paling bertanggung jawab pada kelengkapan bengkel sekolah. Melalui penelitian ini,
kepala sekolah bersama guru dapat menganggarkan kelengkapan sarana prasarana bengkel las dan selalu memotivasi belajar peserta didik agar selalu
berprestasi pada praktik kerja las dasar. 2. Guru merupakan faktor penting sebagai fasilitator yang menentukan prestasi
belajar peserta didik di dalam lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa adanya pengaruh motivasi belajar praktik pada prestasi
peserta didik dalam praktik kerja las dasar. Tugas guru di dalam sekolah tidak hanya mengajar peserta didik tentang mata pelajaran bidang studi yang
diampu guru, melainkan setiap proses belajar-mengajar guru juga memberi motivasi kepada peserta didik agar selalu semangat dalam berpretasi dalam
segala mata pelajaran.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan bias dan ketidakakuratan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian ini. Beberapa keterbatasandalam penelitian inisebagai berikut. 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel independen dalam
penelitian ini merupakan kuesioner yang dinilai oleh peserta didik sendiri sehingga adanya kemungkinan kurang objektif dalam menilai. Hal ini tentunya
akan menyebabkan adanya kemungkinan peserta didik yang menilai tidak dengan kenyataan yang sebenarnya sehingga kurang mampu mengukur
variabel yang akan diukur. 2. Pada penelitian ini terdapatfaktor internal motivasi belajarpraktik dan satu
faktor eksternal sarana prasarana bengkel las dalam memengaruhi prestasi
praktik kerja las dasar. Tentunya masih ada banyak faktor lagi yang memengaruhi prestasi peserta didik praktik kerja las dasar. Selain itu,
penelitian ini menemukan adanya 48,3 faktor lain yang memengaruhi prestasi praktik kerja las dasar. Artinya, variabel yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki sumbangan sekitar 50 memengaruhi prestasi praktik kerja las dasar.
D. Saran
Berdasarkan keterbatasan pada penelitian yang telah dilakukan mengenai prestasi praktik kerja las dasar, dapat disampaikan beberapa saran berikut.
1. Pada keterbatasan disebutkan bahwa adanya kemungkinan penilaian yang kurang objektif, sehingga peneliti selanjutnya dapat menggunakan penilaian
guru atau kepala sekolah terhadap peserta didik mengenaimotivasi belajar praktik peserta didik dalam belajar yang sekiranya pantas dinilai dan
diketahui oleh guru. 2. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dan menggunakan variabel
lainnya yang diduga juga dapat mempengaruhi prestasi praktik kerja las dasar. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan kombinasi variabel yang
berupa faktor internal dan faktor eksternal yang tepat dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi praktik kerja las dasar. Misalnya
faktor jasmaniah, faktor psikologis, keluarga, sekolah, kedisiplinan, kompetensi guru, lingkungan sekolah, peran atau latar belakang orang tua,
metode pembelajaran yang diterapkan, serta faktor-faktor lainnya yang diduga juga dapat memengaruhi prestasi peserta didikpada praktik kerja las dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djaali.2012. Psikologi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara Hamzah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Http:Alumnimuhngawengk.Blogspot.Co.Id201409Pengertian-Las-Asetilin-Las- Karbit.Html. Diakses pada 16 mei 2016
Http:Alumnimuhngawengk.Blogspot.Co.Id201508Pengertian-Las-Listrik.Html. Diakses Pada 16 Mei 2016
Ibrahim Bafadal.
2003. Manajemen
Perlengkapan Sekolah
Teori danAplikasinya.Jakarta : Bumi Aksara.
Iskandar.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.Jakarta : Gaung Persada Press.
Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati.1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhhibin Syah. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press. _______ . 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
_______ . 2012. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ormord, J.E. 2009. Psikologi Pendidikan. Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.Jakarta : Erlangga
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara.
Jakarta Republik Indonesia. 2008. LampiranPeraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana SMKMAK. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana SMKMAK.
Sekretariat Negara. Jakarta.