Latar Belakang Masalah Analisis Sinonim Kata Yang Menyatakan Biaya Dalam Kalimat Bahasa Jepang

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainya memerlukan bahasa sebagai alat untuk berinteraksi dan saling bertukar informasi. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan, berita dan hal-hal lain kepada orang lain. Mempelajari bahasa tidak terlepas dari mempelajari aspek-aspek kebahasaan yang terdapat dalam bahasa tersebut. Termasuk dalam mempelajari bahasa Jepang juga dipelajari aspek-aspek kebahasaan dan maksud tujuan serta cara penggunaanya. Dalam penggunaanya tidak terlepas dari aturan ketatabahasaan dan kaidah bahasa tersebut. Setiap bahasa memiliki keunikannya masing-masing, termasuk bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainya, baik itu huruf, kosakata, partikel maupun struktur kalimat. Hal ini ternyata menjadi kesulitan tersendiri dalam mempelajari bahasa Jepang dan berakibat pada sering terjadinya kesalahan-kesalahan dalam berbahasa. Kata dalam bahasa Jepang disebut dengan goi. Goi merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan bahasa Jepang dalam ragam lisan maupun ragam tulisan. Goi sering disamakan dengan istilah tango, padahal kedua istilah itu masing-masing memiliki konsep yang berbeda. Sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian secara internal, artinya, pengkajian itu hanya 2 dilakukan terhadap intern bahasa itu saja, seperti bunyi, bentuk, susunan kalimat maupun makna. Makna dikaji dalam semantik. Semantik memegang peranan penting, karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain hanya untuk menyampaikan suatu makna. Misalnya seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicara dapat memahami apa yang dimaksud, karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan. Dalam mengkaji makna juga terdapat relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainya, yang dapat berupa kata, frase, maupun kalimat. Relasi makna terdiri dari sinonim, antonim, polisemi, homonim, hiponim, ambiguiti, redundansi. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan kesamaan makna antara satu ujaran dengan satuan ujaran lainya. Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Dalam bahasa Jepang jumlah kata yang bersinonim sangat banyak. Seperti kata yang bermakna „biaya‟ yaitu kin, dai, chin, hi dan ryou. Dalam pemakaianya kata ini sering menimbulkan kebingungan kata mana yang tepat untuk menunjukan kata yang bermakna biaya. Misalnya : Denwadai „biaya telepon‟  denwa „telepon‟ + -dai „biaya‟ Ijihi „biaya pemeliharaan‟  iji „pemeliharaan‟ + -hi „biaya‟ Walaupun sama-sama memiliki arti biaya, kata yang tersebut diatas memiliki perbedaan dalam kata yang mengikutinya. Sehingga sering terjadi kesalahan bagi pembelajar bahasa Jepang. Melihat adanya persamaan dan perbedaan dalam pemakaian kata yang menunjukan makna biaya, penulis tertarik 3 untuk melakukan penelitian tentang sinonim kata yang menyatakan biaya dalam kalimat bahasa Jepang. Untuk itu penulis memilih judul penelitian “Analisis Sinonim Kata Yang Menyatakan Biaya Dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

1.2 Rumusan Masalah