Senyawa- senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis-farnesil pirofosfat dan trans- farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lainnya. Kedua
isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geraniol dan nerol. Perubahan farnesil pirofosfat menjadi
seskuiterpen terlihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4. Reaksi Biogenetik Beberapa Seskuiterpena Achmad, 1985
2.2.3. Sumber Minyak Atsiri
Minyak atsiri merupakan salah satu akhir proses metabolisme sekunder dalam tanaman tumbuhan. Tumbuhan penghasil minyak atsiri antara lain termasuk family
Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, Rutaceae, Piperaceae, Zingiberaceae, Umbelliferae, dan Gramineae. Minyak atsiri terdapat pada setiap
bagian tumbuhan yaitu di daun, bunga, batang, kulit, akar, dan rimpang Ketaren, 1985.
2.2.4. Isolasi Minyak Atsiri dengan Destilasi
Dalam tanaman minyak atsiri, biasanya proses difusi berlangsung sangat lambat, maka untuk mempercepat proses difusi sebelum melakukan penyulingan terlebih
dahulu bahan tanaman harus diperkecil dengan cara dipotong - potong atau digerus. Peristiwa terpenting yang terjadi dalam proses penyulingan dengan metode
hidrodestilasi ini adalah terjadinya difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran bahan yang disuling, terjadinya hidrolisa terhadap beberapa komponen
minyak atsiri dan terjadinya dekomposisi yang disebabkan oleh panas Guenther, 1987. Penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak
saling bercampur, hingga membentuk dua fase atau dua lapisan. Keadaan ini terjadi pada pemisahaan minyak atsiri dengan uap air. Penyulingan dengan uap air sering
disebut steam destilasi. Pengertian umum ini memberikan gambaran bahwa penyulingan dapat dilakukan dengan cara mendidihkan bahan tanaman atau minyak
atsiri dengan air Sastrohamidjojo, 2004. Beberapa jenis tanaman sumber minyak atsiri perlu dirajang terlebih dahulu
sebelum disuling. Hal ini untuk memudahkan proses penguapan minyak yang terdapat didalamnya karena perajangan ini menyebabkan kelenjar minyak dapat
selebar mungkin Lutony, 1994. Dalam industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode penyulingan, yaitu:
1. Penyulingan air Hidrodestilasi
Pada metode ini bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengapung diatas air atau
terendam seluruhnya Sastrohamidjojo, 2004. 2.
Penyulingan uap Steam destilasi Penyulingan uap disebut juga penyulingan tak langsung. didalam proses
penyulingan dengan uap ini, uap dialirkan melalui pipa uap berlingkar yang berpori dan berada dibawah bahan tanaman yang akan disuling. Kemudian uap
akan bergerak menuju ke bagian atas melalui bahan yang disimpan di atas saringan Lutony, 1994.
3. Penyulingan dengan air dan uap Water and Steam distillation
Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang
ditopang diatas dasar alat penyulingan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan
disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas Lutony, 1994.
2.3. Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri dengan GC-MS