3.4. Bagan Penelitian
3.4.1 Isolasi Minyak Atsiri Daun Sirih Merah Dengan Stahl
Dimasukkan kedalam labu Stahl 1 liter Ditambahkan air suling 500 ml
Dirangkai alat Stahl Dipanaskan selama ±4-5 jam hingga air
bersama minyak atsiri
Dimasukkan kedalam botol vial Ditambahkan Na
2
SO
4
Anhidrous Didekantasi
Minyak Atsiri
Diukur volumenya
3.4.2. Analisis Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dengan GC-MS
Cuplikan Diinjeksikan kedalam GC-MS
Diamati Kromatogram yang dihasilkan Hasil
350 g Daun Sirih Merah Segar yang telah diiris
Lapisan Minyak Lapisan Air
Analisa GC-MS Uji Antibakteri
3.4.3. Pengujian Sifat Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah 3.4.3.1. Pembuatan Media Nutrient Agar NA, Media Agar Miring dan Stok
Kultur Bakteri
Dilarutkan dengan 250 ml aquadest dalam Gelas Erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih Disterilkan dalam autoklaf pada
suhu 121
o
C selama 15 menit
Dituangkan sebanyak 3 ml kedalam tabung reaksi
Dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi
miring membentuk sudut 30-45
o
C Diambil biakan bakteri Pseudomonas aeruginosa dari
strain utama dengan jarum ose lalu digoreskan pada media nutrient agar NA yang telah memadat
Diinkubasi pada suhu 35
o
C selama 24 jam
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Listeria monocytogenes. 7 g media Nutrient Agar NA
Media Nutrient Agar NA steril
Stok Kultur Bakteri Pseudomonas aeruginosa
3.4.3.2. Inokulum Penyiapan Bakteri
Dilarutkan dengan 250 ml aquadest kedalam Gelas Erlenmeyer
Dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit
Dimasukkan sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
Diambil koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa dari stok kultur bakteri
dengan jarum ose Disuspensikan kedalam Brain Heart
Broth BHB Diinkubasi pada suhu 35±2
o
C selama 24 jam
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Listeria monocytogenes. 3,25 g media Brain Heart Broth BHB
Media Brain Heart Broth BHB
Inokulum Bakteri Pseudomonas aeruginosa
3.4.3.3. Uji Aktivitas Antibakteri
Dimasukkan kedalam cawan petri
steril Ditambah dengan 15 ml media Nutrient agar
NA dengan suhu 45-50
o
C Dihomogenkan sampai media dan
bakteri tercampur rata Dibiarkan sampai media memadat
Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak daun sirih
merah dengan berbagai konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35
o
±2
o
C Diukur diameter zona bening disekitar
cakram dengan jangka Sorong bening
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Listeria monocytogenes.
1 ml inokulum bakteri Pseudomonas aeruginosa
Hasil
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Penentuan Kadar Minyak Atsiri
Minyak atsiri daun sirih merah diperoleh dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat Stahl. Proses ini dilakukan secara triplo. Dari hasil destilasi daun Sirih Merah
segar sebanyak 150 g diperoleh rata-rata 2,2 g minyak atsiri kadar minyak atsiri daun sirih merah sebesar 1,46. Dari perlakuan proses destilasi secara triplo seperti table
4.1 berikut. Tabel 4.1 Hasil Hidrodestilasi Minyak Atsiri daun sirih merah
No Sampel g Minyak Atsiri g Persentase
1 150 2,0 1,35 2 150 2,5 1,66
3 150 2,3 1,53 Rata-rata 150 2,2 1,46
sampel gram
Kromatogram hasil analisis GC menunjukkan terdapatnya 12 puncak senyawa Gambar 4.1 yang menunjukkan adanya 12 senyawa yang terkandung dalam minyak
atsiri tersebut Tabel 4.2
Gambar 4.1. Kromatogram Hasil Analisa GC Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
4.1.2. Hasil Analisis dengan GC-MS
Minyak atsiri yang dihasilkan secara hidrodestilasi dianalisis dengan gas Chromatography-Mass Spectroscopy GC-MS. Kromatogram GC dari minyak atsiri
daun sirih merah segar. Hasil hidrodestilasi diperoleh 12 puncak senyawa gambar 4.1, Senyawa hasil Analisis GC-MS Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
sebanyak 12 senyawa seperti pada table 4.2, dan senyawa dari hasil interpretasi yang dapat diindentifikasi sebanyak 8 buah senyawa berdasarkan standart library
Willey dan NIST 2 seperti pada table 4.3.
Tabel 4.2. Senyawa Hasil Analisis GC-MS Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
No RT Massa Relatif Rumus Nama Senyawa Area menit Senyawa Molekul
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
10,300 10,950
14,867 17,417
24,533 13,308
8,483 8,683
11,760 12,226
26,252 25,491
136 136
154 154
204 136
136 136
136 136
204 204
C
10
H
16
C
10
H
16
C
10
H
18
O C
10
H
18
O C
15
H
24
C
10
H
16
C
10
H
16
C
10
H
16
C
10
H
16
C
10
H
16
C
15
H
24
C
15
H
24
α-Sabinen β-Mirsen
L-Linalool 4-Terpineol
Trans- Kariofilen
γ –Terpinen α-Tuyan
α-Pinen α-Terpinen
Limonen Germacrene-D
43,57 23,77
9,39 4,65
4,02 2,88
2,86 2,49
1,96 1,94
1,70 0,77
Pada Tabel 4.3. Hasil interpretasi yang dapat diindentifikasi sebanyak 8 buah senyawa komponen utama berdasarkan standart library Willey dan
NIST 2.
No RT Massa Relatif Rumus Nama Senyawa Area Menit Senyawa Molekul
1 2
3 4
5 6
7 8
10,300 10,950
14,867 17,417
24,533 13,308
8,483 8,683
C
10
H
16
C
10
H
16
C
10
H
18
O C
10
H
18
O C
15
H
24
C
10
H
16
C
10
H
16
C
10
H
16
α-Sabinen β-Mirsen
L-Linalool 4-Terpineol
Trans-Kariofilen γ –Terpinen
α-Tuyan α-Pinen
136 136
154 154
204 136
136 136
43,57 23,77
9,39 4,65
4,02 2,88
2,86 2,49
4.1.3. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri