9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan Puskesmas.
2.5 Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar PONED
Puskesmas PONED memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kadermasyarakat, bidan desa dan puskesmas. Puskesmas PONED dapat melakukan pengelolaan kasus dengan komplikasi tertentu sesuai dengan tingkat
kewenangan dan kemampuannya atau melakukan rujukan pada Rumah Sakit PONEK Depkes RI, 2004.
PONED adalah pelayanan untuk menanggulangi kasus-kasus kegawat daruratan obstetri dan neonatal yang meliputi: pelayanan obstetri yaitu pemberian
oksitosin parenteral, antibiotika parenteral, dan sedative parenteral, pengeluaran plasenta manualkuret serta pertolongan persalinan menggunakan vacum
ekstraksiforceps ekstraksi Depkes RI, 2004. Pelayanan neonatal yaitu: resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotik,
parenteral, pemberian anti konvulsan parenteral, pemberian bic-nat intraumbilical, pemberian Phenobarbital untuk mengatasi icterus, pelaksanaan thermal kontrol untuk
mencegah hipotermia, dan penanggulangan pemberian nutrisi Depkes RI, 2004. PONED dilaksanakan oleh Puskesmas dan menerima rujukan dari dan oleh
tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa atau masyarakat dan rujukan ke RS
Universitas Sumatera Utara
PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergesi Konprehensif. PONED merupakan kegiatan penyelamatan kasus kegawat daruratan obstetri dan neonatal dengan
memberikan pertolongan pertama serta mempersiapkan rujukan. PONED dilaksanakan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa dan sesuai dengan
kebutuhan dapat merujuk ke Puskesmas PONED atau RS KabupatenKota untuk aspek obstetrik ditambah dengan melakukan transfusi darah dan bedah saesar.
Sedangkan untuk aspek neonatal ditambah dengan kegiatan melaksanakan perawatan neonatal secara intensif oleh bidanperawat terlatih emergensi setiap saat Depkes RI,
2004. Kebijakan pembentukan Puskesmas mampu PONED disebabkan karena
komplikasi obstetri harus segera ditangani dalam waktu kurang dari dua jam, misalnya perdarahan harus segera dilakukan tindakan dalam waktu kurang dari dua
jam, sehingga perlu adanya fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau.
2.6 Kegawatdaruratan Persalinan