2.2 Faktor Individu
Gibson 1996, menyatakan faktor individu merupakan faktor utama yang memengaruhi kinerja individu, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam
organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang sosial budaya dalam hal ini: a kemampuan dan keterampilan mental, fisik, b latar belakang keluarga, tingkat
sosial, pengalaman, c demografis umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin dan lama kerja
a. Umur Umur adalah lamanya hidup dihitung sejak dilahirkan hingga saat ini. Umur
merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan baru. Pada masa ini merupakan usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi,
masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru dan masa kreatif. Pada masa dewasa
ditandai oleh adanya perubahan jasmani dan mental, kemahiran dan ketrampilan profesional yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian Soekanto, 1990. Umur berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas karyawan.
Kedewasaan adalah tingkat kedewasaan teknis dalam melaksanakan tugas-tugas maupun kedewasaan psikologis. Umumnya kinerja personel meningkat sejalan
dengan peningkatan usia pekerja. Pekerja usia 20-30 tahun mempunyai motivasi kerja relatif lebih rendah dibandingkan pekerja yang lebih tua, karena pekerja lebih muda
belum berpijak pada realitas, sehingga seringkali mengalami kekecewaan dalam
Universitas Sumatera Utara
bekerja. Hal ini menyebabkan rendahnya kinerja dan kepuasan kerja Notoatmodjo, 2003.
b. Jenis Kelamin Diasumsikan bahwa bukan perbedaan jenis kelamin itu sendiri yang
menyebabkan perbedaan kinerja tetapi berbagai faktor berkaitan dengan jenis kelamin misalnya perbedaan mendapatkan formasi, besarnya gaji dan lain-lain. Siagian 2006
mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara karyawan wanita dan perawat pria. Walaupun demikian jenis kelamin perlu diperhatikan karena
sebahagian besar tenaga kesehatan berjenis kelamin wanita dan sebahagian kecil berjenis kelamin pria. Pada pria dengan beban keluarga tinggi akan meningkatkan
jam kerja perminggu, sebaliknya wanita dengan beban keluarga tinggi akan mengurangi jam kerja perminggu.
c. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoadmodjo, 2003.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers 1974 dalam Notoatmodjo
2003, dari hasil penelitiannya mengungkapakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam dirinya orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Awarenes kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus obyek.
b. Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus. c. Evaluation, orang sudah mulai menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
d. Pendidikan Latar belakang pendidikan dan masa kerja seseorang akan mempengaruhi
kemampuan pemenuhan kebutuhannya. Sesuai dengan tingkat pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda akhirnya mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Pendidikan
dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian materi guna mencapai perubahan dan tingkah laku Notoatmodjo, 2003.
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni :
a. Input adalah sasaran pendidikan individu, kelompok, masyarakat dan pendidikan pelaku Pendidikan.
b. Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku Notoatmodjo, 2003.
Konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan kearah
yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Pekerja yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi akan mewujudkan motivasi kerja yang berbeda dengan pendidikan yang lebih rendah. Siagian 2006
menyatakan bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Tenaga kesehatan yang berpendidikan tinggi motivasinya akan lebih baik
karena telah memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang berpendidikan rendah. Hal serupa dikemukakan oleh
Notoatmodjo 2003 bahwa melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat membuat keputusan dalam bertindak.
Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi produktivitas kerjanya. e. Kemampuan
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996 pengertian mampu adalah kesanggupan atau kecakapan, sedangkan kemampuan berarti seseorang atau pegawai
yang memiliki kecakapan atau kesanggupan untuk mengerjakan suatu yang diwujudkan melalui tindakannya untuk meningkatkan produktivitas kerja
Menurut Gibson et al 1996 menyatakan bahwa kemampuan ialah sifat yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu yang bersifat mental dan fisik.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan mental yaitu: 1keluwesan; 2kefasihan; 3jalan pikiran secara induktif; 4 ingatan yang luar biasa; 5rentang ingatan; 6kecakapan; 7kecepatan
berpersepsi; 8jalan pikiran secara deduktif; 9orientasi dan visualisasi ruangan; 9pemahaman lisan. fisik yaitu: 1kekuatan dinamis; 2tingkat kelenturan;
3koordinasi tubuh nyata; 4keseimbangan tubuh nyata; 5stamina. Menurut Robin 2002 kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor yaitu intelektual dan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktifitas mental, berfikir, menalar, dan memecahkan masalah. Dalam hal ini termasuk kemampuan potensial IQ dan kemampuan realty menurut Keith Davis.
Sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan dan karakteristik serupa.
Kemampuan merupakan sifat yang dimiliki oleh tenaga kesehatan yang diperolehnya dari proses pembelajaran yang memungkinkannya dapat menyelesaikan
atau melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga kesehatan Notoatmodjo, 2003. Sedangkan Muchlas 1999, mengungkapkan bahwa
kemampuan kerja adalah kapasitas individu dalam menyelesaikan berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan, kemampuan menyeluruh seorang karyawan meliputi
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik
Universitas Sumatera Utara
f. Keterampilan Muchlas 1999, menyatakan bahwa keterampilan merupakan salah satu
permasalahan tenaga kerja yang sangan penting. Sejumlah perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki ketermapilan yang cukup, seperti mampu membaca dan
mengerti petunjuk-petunjuk operasional yang kompleks, membuat kontrol kualitas secara statistik dan membuat penilaian terhadap permintaan klien.
g. Tempat Tinggal Menurut Green 1980 dalam Notoatmodjo 2003, petugas kesehatan yang
bertempat tinggal dirumah jabatan memiliki kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan petugas kesehatan yang tidak bertempat tinggal di rumah dinas
atau rumah jabatan. Hal ini sangat logis karena dari fakta yang ditemukan responden yang tidak
bertempat tinggal di rumah jabatan dan jaraknya jauh dari puskesmas sebagian waktu kerjanya habis tersita oleh perjalanan pulang pergi dari tempat tinggal ke puskesmas.
h. Masa Kerja Masa kerja adalah lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Setiap
organisasi pelayanan kesehatan menginginkan turn overnya rendah dalam arti tenaga atau karyawan aktif yang lebih lama bekerja di kantor tersebut tidak pindah ke unit
kerja lain, sebab dengan turn over yang tinggi menggambarkan kinerja unit kerja tersebut.
Siagian 2006 mengatakan bahwa semakin banyak tenaga aktif yang meninggalkan organisasi dan pindah ke organisasi lain mencerminkan ketidakberesan
Universitas Sumatera Utara
organisasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja dalam suatu organisasi maka semakin tinggi motivasi kerjanya.
j. Pengalaman Siagian 2006, memyatakan bahwa pengalaman seseorang melakukan tugas
tertentu secara terus menerus dalam waktu yang lama biasanaya meningkatkan kedewasaan teknisnya, artinya semakin lama seseorang bekerja maka semakin
berkurang tingkat kesalahan yang dibuat oleh pekerja dan pekerja semakin terampil dalam menyelesaikan pekerjaan.
Menurut Muchlas 1999 , menyatakan bahwa pengalaman-pengalamn pribadi ini memiliki dampak pertama pada komponen kognitif dari sikapnya, Artinya
pengalaman- pengalaman pribadi dengan objek tertentu orang, benda atau peristiwa dengan cara menghubungkan obyek tertentu dengan pengalaman lain dimana anda
telah memiliki sikap tertentu. Pengalaman bidan Puskesmas PONED dalam memberikan pertolongan
pertama dalam menangani kasus kegawatdaruratan persalinan merupakan hal yang sangat penting. Pengalaman bidan Puskesmas PONED dapat dijadikan sebagai
indikator kinerja dalam pertolongan pertama dalam menangani kasus kegawatdaruratan persalinan. Semakin berpengalaman seorang bidan maka semakin
tinggi kinerja yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Faktor Organisasi