Peristiwa Material Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder

mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya yang merupakan hasil dari informasi yang tersedia. 71

2. Peristiwa Material Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder

Undang-undang tidak menentukan peristiwa peristiwa penting dan material apa saja yang harus dilaporkan oleh emiten kepada investor. Undang-undang hanya memberikan beberapa contoh peristiwa penting dan material tersebut, dan memberikan batasan bahwa informasi atau fakta material tersebut adalah peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham atau keputusan investor, calon investor, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi dan fakta tersebut. 72 Sebagai petunjuk lebih lanjut, dalam peraturan No. X.K.1, BAPEPAM-LK menentukan apa saja peristiwa-peristiwa, informasi atau fakta material yang dianggap sebagai mungkin dapat mempengaruhi harga saham atau keputusan investasi pemodal. Tetapi emiten dalam membaca peraturan BAPEPAM-LK tersebut tidak dapat hanya menafsirkan bahwa hanya kejadian yang disebutkan dalam peraturan tersebut yang harus dilaporkan oleh emiten. Hal ini karena BAPEPAM-LK hanya menyebutkan contoh- contoh saja dari peristiwa yang harus dilaporkan oleh emiten. Ini terlihat dalam penggunaan kata “antara lain” dalam peraturan tersebut ketika BAPEPAM-LK menguraikan peristiwa-peristiwa yang dianggapnya sebagai penting dan material bagi 71 Sri Mulyani, Menuju Sistem Pengawasan Industri Sekuritas Efisien, Jakarta: Bisnis Indonesia 17 Desember 1999. 72 Lihat pasal 1 ayat 7 dan pasal 86 UUPM dan penjelasannya. Universitas Sumatera Utara investor dan dianggap mungkin dapat mempengaruhi harga saham atau keputusan investasi pemodal. Oleh karena itu peristiwa-peristiwa seperti turunnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang lainnya dollar Amerika Serikat misalnya, dapat merupakan suatu informasi dan fakta material bagi keadaan emiten meskipun semua orang mungkin tahu karena diberitakan disemua surat kabar. Hal ini karena tidak semua orang mengetahui apakan emiten mempunyai dampak dari turun atau naiknya nilai mata uang asing tersebut eksposure. Apabila memang eksposure itu ada sehingga dapat menyebabkan beban tambahan pembayaran utang bagi emiten. Maka kenaikan nilai mata uang tersebut merupakan informasi dan fakta material dan harus diberitahukan akibatnya oleh emiten kepada masyarakat investor. Pemberitahuan ini bukan karena adanya kenaikan nilai mata uang tersebut. Tetapi karena akibat yang timbul atas kenaikan mata uang tersebut. Emiten tidak bisa hanya tinggal diam karena bagaimanapun kewajiban-kewajiban tersebut akan jatuh tempo, dan harus dilaksanakan sehingga informasi tersebut harus segera disampaikan kepada investor. Emiten tidak hanya Cuma menguraikan nilai prosentase kenaikan saja tetapi juga harus dengan jelas menggambarkan akibatnya kepada perusahaan. Misalnya kenaikan tersebut akan berakibat pada turunnya keuntungan, membengkaknya kerugian atau naiknya biaya produksi. Selain itu harus juga disebutkan jumlahnya dan akibat jangka panjang dari kenaikan tersebut, misalnya apakah kenaikan tersebut dapat menyebabkan emiten gagal default dalam pembayaran utangnya atau menyebabkan emiten harus melakukan penjadwalan atas hutangnya. Penjelasan yang dalam dan Universitas Sumatera Utara cukup akan memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan penilaian atas investasi yang dilakukannya atas saham, dan untuk memikirkan tindakan apa yang seharusnya dilakukan. Penjelasan yang sama juga seharusnya diberikan oleh emiten yang mendapatkan manfaat atau keuntungan dari kenaikan nilai tukar mata uang tersebut, seperti misalnya emiten yang melakukan penjualan hasil produksinya keluar negeri dan pembayarannya dilakukan dengan mata uang asing tersebut, tentunya akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai mata uang asing tersebut. Emiten tidak dapat mengatakan atau berdalih bahwa kejadian-kejadian tersebut, akan tergambar dalam laporan keuangan yang akan disusun dan disampaikan pada waktunya. Ini karena informasi yang tidak disampaikan kepada investor tersebut mungkin akan diketahui oleh pihak lain misalnya orang dalam perusahaan, yang bukan tidak mungkin akan menggunakannya, dan cepat atau lambat informasi tersebut akan mempengaruhi harga saham menyebabkan kenaikan atau turunnya harga saham, sehingga akan merugikan kepentingan pemodal lainnya yang tidak atau terlambat mengetahuinya. 73 Informasi tersebut memang akan tergambar dalam laporan keuangan, tetapi karena laporan keuangan baru akan disampaikan beberapa waktu kemudian maka informasi tersebut harus disampaikan oleh emiten segera, tanpa perlu menunggu selesainya laporan keuangan. Informasi tentang nilai tukar tersebut sama akibatnya dengan informasi mengenai kebakaran 73 Kerugian investor terjadi apabila telah menjual sahamnya pada harga yang rendah, padahal mungkin investor tidak akan menjual saham apabila informasi tersebut dikeluarkan pada waktunya. Atau juga investor akan rugi karena tidak menjual sahamnya segera, karena tidak mengetahui informasi yang dapat menyebabkan turunnya harga saham, yang tidak disampaikan emiten secara tepat waktu. Universitas Sumatera Utara besar yang terjadi pada pabrik milik perusahaan. Oleh karena itu kewajiban untuk menyampaikannya juga harus dilakukan dengan segera sehingga semua investor mengetahuinya. Tidak diungkapkannya peristiwa penting ini dapat merupakan kejahatan. 74 Selain masalah ketepatan waktu, masalah kecepatan penyampaian juga perlu diperhatikan. Waktu dua hari yang ditentukan undang- undang tentunya bukan waktu yang ideal untuk suatu penyampaian informasi. Undang-undang dan peraturan BAPEPAM-LK hanya mengatakan bahwa penyampaian tersebut harus dilakukan paling lambat dua hari. Tetapi itu bukan berarti emiten harus menunggu sampai tenggat waktu tersebut, karena penyampaian yang lambat dapat mengakibatkan informasi tersebut diketahui dan digunakan pihak lain. Oleh karena itu emiten perlu memikirkan cara untuk mempercepat waktu antara diketahuinya dan saat penyampaiannya kepada masyarakat pemodal. Selain itu emiten dan otoritas pasar modal, khususnya bursa, harus memastikan bahwa informasi tersebut sebelum disebarkan kepada masyarakat investor haruslah terjamin kerahasiaannya sampai informasi tersebut menyebar secara merata. Bursa perlu menentukan kapan informasi dan bagaimana cara penyampainnya. Sehingga bukannya kerahasiaan saja yang terjaga, tetapi juga ketika disampaikan informasi tersebut akan menyebar secara luas dan diketahui oleh sebanyak mungkin anggota masyarakat baik pemegang saham maupun calon pemegang saham. 75 74 Lihat pasal 90 huruf c, pasal 93, 95 dan 97 UUPM 75 Hamud M. Balfas, Op. cit, hal.213-217 Universitas Sumatera Utara

3. Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Sekunder