Perantara Pedagang Efek Penasehat Investasi Profesi Penunjang Pasar Modal terdiri dari:

Untuk itu perusahaan efek dilarang: a. Menggunakan pengaruh atau mengadakan tekanan yang bertentangan dengan kepentingan nasabah. b. Mengungkapkan nama atau kegiatan nasabahnya, kecuali diberi instruksi oleh nasabah, atau diwajibkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Mengemukakan secara tidak benar fakta material perusahaan kepada nasabahnya. d. Merekomendasikan kepada nasabah untuk membeli atau menjual saham tanpa memberitahukan adanya kepentingan perusahaan efek dalam saham tersebut. e. Membeli atau memiliki saham untuk rekening perusahaan efek itu sendiri.

8. Perantara Pedagang Efek

Menurut pasal 1 ayat 18 Undang-Undang Pasar Modal : “Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.” Setelah Investor terdaftar di perusahaan efek, maka investor sudah dapat melakukan kegiatan perdagangan saham melalui jasa perantara pedagang efek pialang. Perantara Pedagang Efek merupakan bagian dari Perusahaan Efek.

9. Penasehat Investasi

Menurut pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Pasar Modal :. “Penasehat Investasi adalah pihak yang memberi nasehat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa”. Universitas Sumatera Utara Sebelum mengambil keputusan, Investor dapat melakukan konsultasi atau meminta pendapat dari penasehat investasi mengenai saham yang akan dijual atau dibelinya di pasar modal. Penasehat investasi merupakan bagian dari Perusahaan Efek.

10. Profesi Penunjang Pasar Modal terdiri dari:

121 a. Akuntan Publik Adalah pihak yang memberikan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dan Akuntan publik berperan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran atas data yang disajikan dalam laporan keuangan. b. Konsultan Hukum Merupakan ahli dalam bidang hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi atau emiten. Peran konsultan hukum diperlukan dalam setiap emisi efek karena lembaga ini menpunyai fungsi untuk membuktikan pendapat dari segi hukum legal opinion 122 mengenai keadaan emiten. c. Penilai Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva perusahaan. Peranan perusahaan penilai sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal cukup menentukan di pasar modal karena lembaga ini berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta milik perusahaan. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi. 121 Lihat pasal 64 Undang-Undang Pasar Modal 122 Legal Opinion adalah surat yang dibuat dan dikeluarkan oleh konsultan hukum mengenai kondisi dan posisi para pihak dalam suatu transaksi serta konsekuensi hukum yang timbul dari tindakan yang akan dilakukan oleh para pihak. Dalam A. Zen Umar Purba, “Pendapat Hukum dan Pemeriksaan dalam rangka Pasar Modal Indonesia”, makalah pada seminar Legal Audit dan Legal Opinion dalam Aktivitas Bisnis, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Parahiyangan, Bandung: 2 April 1994, hal.1 Universitas Sumatera Utara d. Notaris Dalam pasar modal notaris merupakan pejabat umum yang berwenang membuat akta anggaran dasar dan perubahan anggaran dasar, termasuk pembuatan perjanjian penjaminan emisi efek, perjanjian perwaliamanatan, perjanjian agen penjualan, dan perjanjian lain yang diperlukan. Notaris mempunyai peranan penting dalam proses pemasaran efek emiten, untuk itu notaris mempunyai tanggung jawab atas semua perjanjian yang dibuat. Jasa notaris diperlukan dalam hal hal lain seperti: a. Membuat berita acara RUPS dan menyusun pernyataan keputusan keputusan RUPS, baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah go public. b. Meneliti keabsahan hal hal yang menyangkut penyelenggaraan RUPS, seperti kesesuaian dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan untuk RUPS dan keabsahan dari pemegang saham atas kuasanya untuk menghadiri RUPS. c. Meneliti perubahan anggaran dasar tidak terdapat materi pasal-pasal dari anggaran dasar yang bertentangan dengan peraturan perundangan undangan yang berlaku. Bahkan diperlukan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian pasal-pasal dalam anggaran dasar agar sejalan dan memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang pasar modal dalam rangka melindungi investor dan masyarakat. Profesi notaris dituntut untuk bekerja aktif sesuai dengan tuntutan profesi dan kode etik yang berlaku dan disepakati bersama. Notaris pada saatnya harus bisa dan secara sadar turut memberikan sumbangsih yang nyata terhadap pembaharuan perilaku dunia usaha agar menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan rule of the game yang telah disepakati bersama. Sebagaimana tuntutan tersebut dilontarkan oleh I nyoman Tjager yang mencontohkan bagaimana peran notaris sesuai dengan tuntutan tersebut diatas: Universitas Sumatera Utara a. bahwa profesi notaris dituntut untuk selalu bersikap mandiri serta tidak memihak. Sehingga dengan demikian, dalam kedudukannya sebagai profesi penunjang pasar modal, notaris tidak boleh dikendalikan oleh emiten atau oleh pihak yang bertindak sebagai koordinator dari emisi. Konkretnya, dapat dicontohkan misalnya notaris tidak boleh sampai dapat dikendalikan oleh emiten maupun pihak lainnya misalnya agar tidak terlalu mempertimbangkan secara mendalam dan sungguh sungguh tentang keabsahan kapitalisasi yang dilaksanakan dalam restrukturisasi permodalan. b. Contoh lain, notaris harus melakukan pengahayatan penuh terhadap prinsip ketidakberpihakan. Notaris tidak boleh dengan demikian mengabaikan, misalnya, suatu klausula perjanjian yang sesungguhnya membingungkan atau kabur yang rawan terhadap munculnya perbedaan pendapat atau sengketa dikemudian hari. 123 Dalam pasal 67 Undang-Undang Pasar Modal disebutkan sebagai berikut : “Dalam melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen.” Ketentuan dalam pasal 67 UUPM dimaksudkan agar pendapat dan penilaian yang diberikan oleh profesi penunjang pasar modal dilakukan secara profesional dan bebas dari pengaruh pihak yang memberikan tugas dan menggunakan jasa profesi penunjang pasar modal tersebut dan atau afiliasinya sehingga pendapat atau penilaian yang diberikan objektif dan wajar. Hal ini tentu saja dimaksudkan untuk melindungi kepentingan dari investor. Optimalisasi peran tidak hanya berlangsung di tingkat pelaku pasar, tapi juga ditingkat pengawas pasar. Dengan begitu akan tercipta market confidence dan suatu system perdagangan yang teratur, wajar dan efisien. 123 I Nyoman Tjager, Peranan Notaris di Pasar Modal, Makalah pada Masa Orientasi Perguruan Tinggi Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok 26 Agustus 2000. Universitas Sumatera Utara

BAB III PRAKTEK DAN KEGIATAN YANG DILARANG DALAM PERDAGANGAN

SAHAM DI PASAR SEKUNDER Praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar modal khususnya pasar sekunder dapat berupa pelanggaran yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pelanggaran dilakukan secara individual. 2 . Pelanggaran dilakukan secara berkelompok. 3. Pelanggaran dilakukan langsung atau berdasarkan perintah atau juga pengaruh pihak lain. Menurut M. lrsan Nasarudin dan Indera Surya mengemukakan bahwa pelanggaran pasar modal dapat dibagi menjadi: 124 1. Pelanggaran yang bersifat administratif yang berkaitan dengan kewajiban menyampaikan laporan atau dokumen tertentu kepada BAPEPAM-LK dan atau masyarakat 125 2. Pelanggaran yang bersifat teknis, yang menyangkut masalah perizinan, persetujuan, dan pendaftaran di BAPEPAM-LK. Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan disclosure termasuk juga adanya pernyaataan yang menyesatkan, sebab adanya misrepresentation atau pernyataan dengan membuat penghilangan omission fakta material, baik dalam dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham. Pernyataan-pernyataan demikian menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas 124 M. lrsan Nasarudin dan Indera Surya, Op, cit. hal.21 125 Lihat Pasal 85 - 89 Undang-Undang Pasar Modal tentang Pelaporan dan Keterbukaan Informasi Universitas Sumatera Utara emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan disclosure membuat larangan atas perbuatan misrepresentation dan omission. 126 Masyarakat investor umumnya hanya menganggap kejahatan yang dilakukan dan mengakibatkan kerugian bagi mereka, sebagai akibat yang harus ditanggung karena kekuatan pasar yang negatif, dan merupakan bagian dari mekanisme di mana mereka kebetulan menjadi korbannya. 127 Praktek atau kegiatan yang dilarang Undang-undang dalam perdagangan saham di pasar modal, khususnya pasar sekunder adalah:

A. Penipuan

Pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal UUPM menyatakan bahwa, dalam melaksanakan kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara langsung atau secara tidak langsung : 1. Menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apapun. 2. Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain. 3. Membuat pemyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak- mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk 126 Bismar Nasution, Op.cit, hal.73 127 Baharuddin Lopa, Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, Cetakan II, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, hal.35 Universitas Sumatera Utara diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. 128 Berpedoman pada bunyi ketentuan pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal tersebut, sedikitnya harus dipenuhi 3 unsur pelanggaran, yakni: 129 1. Penipuan tersebut terjadi dalam lingkup kegiatan perdagangan saham efek. 2. Ada kaitannya dengan informasi atau fakta materiil yang disembunyikan maupun yang diungkapkan, tetapi tidak mengandung kebenaran, dan 3. Dengan tujuan menguntungkan atau menghindarkan kerugian pada diri pelaku atau pihak lain, atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual saham efek. Ketentuan pasal ini tidak hanya terbatas berlaku untuk diri si pelaku, tetapi juga untuk mereka yang turut serta atau terlibat dalam pelanggaran tersebut. Penipuan sebagaimana dimaksud oleh pasal 90 UUPM sebenarnya dapat dianggap sama seperti penipuan dalam tindak pidana umum. Hal ini karena kejahatan mengenai efek ini juga telah diatur dalam ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 378, 390, 391 dan 392 KUHP. Tetapi karena penipuan di pasar modal lebih spesifik dan punya potensi untuk menimbulkan kekacauan ekonomi secara luas, dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian suatu negara, maka UUPM memperlakukannya secara khusus, antara lain dengan ancaman hukuman yang lebih tinggi terhadap jenis kejahatan ini maksimal 10 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 15 milyar. Penipuan di pasar modal, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan UUPM, dapat meliputi penipuan yang dilakukan melalui 128 Lihat pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal 129 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum Dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia, Seri II, Bandung: PT. Alumni Bandung, 2008, hal.31 Universitas Sumatera Utara prospektus atau dalam kegiatan perdagangan saham di Bursa. Selain itu penipuan juga dapat dilakukan baik atas saham yang tercatat listing di bursa maupun efek yang diperdagangkan di luar bursa over the counter. 130 Ayat 3 dari pasal 90 UUPM yang mengatur mengenai membuat pernyataan tidak benar atau tidak mengungkapkan fakta material, tidak hanya dimaksudkan untuk menangkal isu rumors, yang memang banyak terjadi di bursa, tetapi juga untuk menjamin bahwa setiap informasi dan fakta material yang disampaikan memang benar dan tidak menyesatkan. Kewajiban yang tidak hanya dibebankan kepada emiten ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi investor untuk memutuskan membeli, menjual atau tetap menahan efek, karena keputusan untuk investasi ini memang selalu dilakukan berdasarkan informasi-informasi yang tepat dan benar yang menyangkut efek tersebut. Di lantai bursa sendiri pernyataan tidak benar ini dapat muncul baik dari anggota bursa, investor maupun orang dalam emiten sendiri. 131 Untuk menghindari akibat yang berpotensi merugikan dan untuk melindungi investor dari praktik perdagangan yang dilakukan orang dalam insider trading, maka insider trading dikategorikan dalam penipuan. Peraturan pasar modal Indonesia juga telah membuat larangan insider trading. Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan : 130 Lihat penjelasan pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal 131 Hamud M. Balfas, Op. cit, hal.459-461 Universitas Sumatera Utara Orang dalam dari emiten atau perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas saham efek : a. Emiten atau perusahaan publik dimaksud; atau b. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan. Peraturan pasar modal di Indonesia, juga membuat larangan mempengaruhi orang lain untuk melakukan transaksi atau memberikan tip kepada pihak lain. Pasal 96 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menyatakan : Orang dalam sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 dilarang : a. Mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan efek dimaksud; atau b. Memberi informasi orang dalam kepada pihak mana pun yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek. Suatu batasan misrepresentation dan omission yang menyebabkan suatu pernyataan dikategorikan menyesatkan, yaitu apabila fakta material yang diungkapkan adalah salah atau tidak lengkap dan pihak yang melakukannya mempunyai maksud melakukan penipuan. 132 Jika dibuat test perbuatan yang menyesatkan akibat misrepresentation dan omission berdasarkan elemen-elemen yang terdapat dalam ketentuan pidana, menurut pasal 380 K.U.H.P, yang mengatur penyiaran kabar bohong, maka ketentuan tersebut tidak sesuai dan belum cukup. Oleh karena elemen-elemen ketentuan tindakan kabar 132 Ibid, hal.73 Universitas Sumatera Utara bohong dalam K.U.H.P. tersebut tidak dapat diterapkan untuk menentukan suatu perbuatan dikatakan sebagai misrepresentation dan omission. Pasal 380 K.U.H.P. menetapkan, 1. Terdakwa hanya dapat dihukum menurut pasal ini apabila ternyata bahwa kabar yang disiarkan itu adalah kabar bohong. Yang dianggap sebagai kabar bohong tidak saja memberitahukan suatu kabar kosong, akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul suatu kejadian. 2. Menaikkan atau menurunkan harga barang-barang dan sebagainya dengan menyiarkan kabar bohong itu hanya dapat dihukum bahwa penyiaran kabar bohong itu dilakukan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. 133 Elemen-elemen ketentuan tindakan kabar bohong dalam KUHP belum cukup untuk menjadi ukuran misrepresentation dan ommision yang dikategorikan perbuatan menyesatkan. Berbeda dengan pendapat-pendapat hukum yang timbul dari putusan pengadilan di Amerika Serikat yang telah merinci elemen-elemen perbuatan menyesatkan dari pendapat-pendapat pengadilan yang terus berkembang, yaitu: 134 Elemen Pertama, adanya pernyataan fakta material yang salah palsu atau pernyataan fakta material itu tidak lengkap. Dalam elemen pertama ini penggugat harus menyatakan dan membuktikan bahwa pernyataan itu palsu, penipuan harus dinyatakan dengan sifat kekhususannya. Menetapkan bahwa pernyataan yang disampaikan telah menyesatkan dengan alasan mengapa pernyataan tersebut menyesatkan. 133 R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Penerbit Politea, 1976, hal.232-233. Dalam Bismar Nasution, Ibid. hal. 78 134 Bismar Nasution, Ibid. hal.79-85 Universitas Sumatera Utara Elemen kedua, adanya kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada publik, apabila gugatan itu didasarkan atas pernyataan fakta material yang salah atau kurang lengkap. Kewajiban untuk mengungkapkan merupakan elemen penting dalam ketentuan administrasi dan determinasi peradilan dalam menentukan penipuan. Dalam situasi ketika seseorang lalai mengungkapkan informasi material, dia melakukan penipuan hanya bila dia memiliki kewajiban untuk mengungkapkan. Kewajiban tersebut timbul dari suatu fiduciary dari kepercayaan dan kerahasiaan antara pedagang. Elemen ketiga, adanya pengetahuan oleh pihak yang melakukan misrepresentation atau ommision dan dilakukan dengan maksud melakukan penipuan scienter. Mahkamah agung membuat batasan scienter sebagai suatu pernyataan yang digerakkan dengan maksud untuk menipu dan manipulasi atau defraud. Scienter merupakan unsur penting dalam gugatan pengadilan yang merupakan salah satu dari elemen kejahatan berdasarkan Security Exchange Act 1934. Elemen keempat, merupakan fakta material. Suatu unsur misstatement secara pasti adalah material. Elemen kelima, adanya keyakinan reliance. Pengadilan berpendapat bahwa secara tradisional pengugat memiliki beban untuk menetapkan bahwa mereka yakin akan tindakan penipuan dari tergugat. Oleh karena itu pengugat diwajibkan menetapkan bahwa mereka menyadari akan tindakan menyesatkan yang dilakukan secara langsung oleh tergugat. Universitas Sumatera Utara Elemen keenam, adanya kerugian injury. Pengadilan berpendapat bahwa salah satu elemen untuk menetapkan tanggung jawab disamping elemen-elemen di muka adalah para penggugat mengalami kerugian. Contoh kasus penipun Bre-X adalah sebuah perusahaan tambang emas dari Kanada yang beroperasi di Kalimantan, maka apa yang dilakukan oleh Bre-X tersebut tidak lain adalah penipuan. Penipuan tersebut dilakukan oleh manajemen Bre-X dengan melebih-lebihkan jumlah cadangan emas yang ada di dalam pertambangannya di Kalimantan. Manajemen Bre-X, mengelabui investornya dengan memberikan sampel tanah untuk pemeriksaan laboratorium mengenai cadangan emasnya, dengan terlebih dahulu menambahkan butiran-butiran emas ke dalam sampel tersebut. Akibat dari usaha pengelabuan investor ini, cadangan emas di dalam tambang tersebut diperkirakan berjumlah lebih dari 200 juta pon. Berita tidak benar tersebut menyebabkan harga saham Bre-X di bursa naik beberapa lipat. Tetapi setelah masalahnya diketahui umum harga saham turun pada tingkat yang sangat rendah sekali. 135

B. Manipulasi Pasar

Pasal 91 UUPM sampai 93 UUPM mengatur mengenai tindak manipulasi pasar. Berlainan dengan perdagangan orang dalam yang pengaturannya dilakukan secara umum, manipulasi pasar merupakan tindak pidana di mana undang-undang 135 Hamud M. Balfas, Op. cit, hal.469 Universitas Sumatera Utara hanya mengaturnya untuk kejadian yang hanya terjadi di bursa efek, yaitu khusus untuk saham efek yang terdaftar dan diperdagangkan di bursa efek saja. 136 Investor di pasar modal mempunyai hak untuk mengetahui bahwa harga yang dibentuk dibursa merupakan harga wajar yang benar yang merupakan hasil proses permintaan dan penawaran yang fair, bukan harga yang terbentuk dari hasil suatu rekayasa. Apabila harga yang terbentuk merupakan manipulasi, maka harga tersebut bukan parameter investasi yang tepat. Manipulasi pasar atau manipulasi harga diatur hanya untuk perdagangan yang terjadi di dalam bursa, karena informasi atas harga saham yang terjadi di dalam bursa selalu dipublikasikan secara luas melalui media massa. Oleh karena itu pelarangan atas manipulasi yang terjadi atas harga saham di bursa juga dimaksudkan agar masyarakat mendapat informasi mengenai harga saham dan keadaan pasar secara sebenarnya, dan bukan merupakan sesuatu yang direkayasa oleh para pelaku pasar. Manipulasi pasar dapat berbentuk manipulasi terhadap perdagangan efek itu sendiri maupun manipulasi terhadap harga. Tindakan memanipulasi pasar atau manipulasi harga ini merupakan usaha yang dilakukan melalui perantaraan anggota bursa, baik secara sendiri maupun bersama-sama yang dapat memberikan gambaran bahwa transaksi saham atau harga saham yang terjadi adalah sesuai dengan kekuatan pasar. Manipulasi pasar atau manipulasi harga dapat dilakukan dengan melakukan 136 Pengaturan seperti ini juga dilakukan negara lain seperti Amerika Serikat Lihat Thomas Lee Hazen, The Law of Securities Regulation, third edition, West Publishing Co., St Paul, Minnesota, 1996, hal.695-696. Dalam Hamud M. Balfas, Ibid, hal. 471 Universitas Sumatera Utara serangkaian transaksi maupun mempergunakan informasi dengan maksud melakukan manipulasi atas harga. Pasal 91 UUPM untuk itu menyatakan setiap pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di Bursa Efek. 137 Gambaran semu dan menyesatkan dalam transaksi dapat dilakukan oleh anggota bursa dengan cara melakukan transaksi saham tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan pemilikan atas saham tersebut wash sales atau melakukan penawaran jual atau beli saham pada harga tertentu, dimana pembeli atau penjual ini juga telah bersekongkol dengan lawan jual atau belinya tersebut untuk melakukan penawaran jual atau penawaran beli pada harga yang kurang lebih sama. 138 Transaksi semu ini dapat dilakukan dengan atau tanpa ada barang sama sekali. Dengan demikian penjual dalam kasus ini tidak akan menyerahkan saham kepada pihak lain dan pembeli juga tidak akan menerima saham. Dengan demikian transaksi ini dimaksudkan hanya untuk menciptakan a misleading appearance of active trading. 139 Tindakan memanipulasi harga dan manipulasi pasar merupakan suatu tindakan yang dilarang karena, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal 91 UUPM, investor sangat memerlukan informasi mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di Bursa Efek yang tercermin dari kekuatan 137 Lihat pasal 91Undang-Undang Pasar Modal 138 Lihat penjelasan pasal 91 Undang-Undang Pasar Modal 139 Thomas Lee Hazen, Op.cit, hal.695-696. Dalam Hamud M. Balfas, Op. cit, hal.472 Universitas Sumatera Utara penawaran jual dan penawaran beli saham sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Dengan kata lain investor ingin apa yang terjadi di pasar memang cerminan dari kekuatan penawaran dan permintaan, bukan merupakan sesuatu yang dibuat-buat sehingga pasar dan harga yang tercermin seolah-olah merupakan keadaan yang sebenarnya. Untuk itu, tindakan yang dapat menciptakan gambaran semu mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar atau harga saham dilarang dilakukan. Selanjutnya pasal 92 UUPM juga melarang adanya manipulasi harga price manipulation . Manipulasi harga ini dapat dilakukan apabila ada dua atau lebih transaksi efek, yang secara langsung atau tidak langsung dimaksudkan untuk menyebabkan harga saham tetap, naik atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual atau menahan saham. 140 Tindakan memanipulasi harga ini biasanya dilakukan dengan persetujuan bersama persekongkolan oleh beberapa anggota bursa pialang efek. Anggota bursa ini akan membeli dan menjual saham pada harga yang telah mereka tentukanrekayasa. Oleh karena itu sebenarnya harga yang terjadi sama sekali tidak mencerminkan kekuatan pasar yang berlaku. Permintaan beli dan penawaran jual yang terjadi tidaklah merupakan cerminan dari kekuatan pasar yang sebenarnya pada saat itu. Bahkan dalam keadaan sebenarnya pasar atas saham tersebut sama sekali tidak ada atau tidak terjadi, kecuali transaksi 140 Isi pasal 92 Undang-Undang Pasar Modal sebagai berikut: setiap pihak, baik sendiri- sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain, dilarang melakukan 2 dua transaksi efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan efek. Universitas Sumatera Utara yang dilakukan oleh para pihak yang bersekongkol tersebut. Untuk menaikkan dan membuat pasar terlihat aktif, pelaku manipulasi biasanya melakukan dalam waktu yang cukup panjang dan perlahan-lahan untuk menghindari perbuatan tersebut dicurigai. Pelaku akan menaikkan harga secara perlahan dan membuat pasar atas saham tersebut terlihat aktif. Investor yang tidak menyadari hal ini biasanya akan masuk ke pasar setelah harga naik cukup tinggi. Pada saat yang bersamaan para pelaku juga mulai melepaskan efek-efek yang dimilikinya, yang mungkin sulit dijual karena tidak ada aktifitas pasarnya selama ini. 141 Selain larangan untuk melakukan manipulasi pasar dengan cara-cara menggunakan transaksi secara langsung, sebagaimana diatur dalam pasal 91 UUPM dan 92 UUPM, Undang-Undang Pasar Modal juga dengan tegas melarang dilakukannya tindakan melakukan manipulasi pasar yang dilakukan melalui cara-cara membuat pernyataan atau memberikan keterangan tidak benar atau menyesatkan, sebagaimana diatur dalam pasal 93 UUPM. 142 Larangan ini dibuat untuk mencegah pihak-pihak tertentu menyebarkan berita-berita atau desas-desus rumors yang dapat mempengaruhi harga saham efek di bursa efek. Larangan ini diadakan karena sifat dari pasar modai itu sendiri, yang memang sangat peka terhadap adanya informasi baik yang sifatnya positif maupun negatif. Oleh karena itu larangan-larangan seperti ini diharapkan dapat mencegah pihak-pihak tertentu, baik karena kedudukannya di 141 Hamud M. Balfas, Op.cit, hal.472-473 142 Isi pasal 93 ini hampir sama dengan pasal 90 c namun demikian pasal 90 UUPM mempunyai cakupan yang lebih luas karena tidak hanya ditujukan atas efek-efek yang telah tercatat dan diperdagangkan di bursa efek saja. Tetapi juga menyangkut efek yang belum atau tidak tercatat di bursa efek. Lihat penjelasan pasal 90 UUPM. Universitas Sumatera Utara perusahaan publik emiten maupun mereka yang berada diluar perusahaan, untuk berhati-hati dengan pernyataan-pernyataannya. Setiap emiten dilarang melakukan tindakan yang dapat menciptakan gambaran semu atau menyesatkan terhadap harga dan aktivitas perdagangan yang dapat mengakibatkan suatu kondisi: 143 1. Meningkatkan harga saham secara artifisial yang menjadikan orang lain terpengaruh untuk membeli, 2. Menurunkan harga saham secara artifisial yang mengakibatkan orang lain agar terpengaruh untuk menjual, 3. Menampilkan harga saham secara artifisial untuk mempengaruhi orang lain agar membeli atau menjual, 4. Melakukan suatu kegiatan yang memberi kesan kondisi efek tertentu tetap aktif diperdagangkan, 5. Melakukan suatu kegiatan atas suatu saham tertentu dengan tujuan window dressing, serta 6. Melakukan transaksi saham tanpa mengakibatkan perubahan pemilik penerima manfaat. Menurut Bacelius Ruru jenis-jenis manipulasi pasar dalam kegiatan transaksi saham di pasar modal meliputi hal-hal berikut ini. 144 1. Miss informationfalse information yaitu penyebarluasan informasi palsu untuk mempengaruhi harga di pasar. Kegiatan ini biasanya dipergunakan untuk mendukung upaya market rigging yang akan diuraikan di bawah ini. 143 Lambock V. Nahattands, Aspek Penegakan Hukum dalam Kegiatan Pasar Modal, Makalah pada Seminar Perlindungan Masyarakat Investor, Jakarta, 14 Juni 1995, hal 12. 144 Bacelius Ruru, Perlindungan lnvestor dan Permasalahanya, Makalah pada Seminar Hubungan antara Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris, Hak Wewenang dan Tanggung Jawabnya, Jakarta Convention Centre, 14 Juni 1995, hal 7 - 9. Universitas Sumatera Utara 2. Market rigging serangkaian kegiatan transaksi dengan menggunakan berbagai teknik dan alat dengan tujuan untuk manipulasi, misalnya wash trading, matching orders, dan pump-dump manipulation pooling, a. Wash trading Transaksi yang dilakukan untuk memberi kesan bahwa ada perdagangan yang aktif untuk efek tertentu. Di sini, penjual atau pembeli pertama = penjual atau pembeli terakhir. pihak yang sama. b. Matching orders Suatu proses yang memadukan 2 perintah investor yang serupa dan saling melengkapi untuk jumlah dan jenis saham yang sama dan pada saat yang bersamaan. Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan kesan adanya perdagangan aktif yang sebenarnya semu, dan untuk menaikkan harga. Bedanya dengan wash trading. Matching orders harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan. c. pump-dump manipulation pooling Kegiatan ini dilakukan dengan cara menguasai sejumlah besar saham, kemudian menjualnya pada saat yang tepat berdasarkan harga yang telah diciptakannya karena penguasaan saham tersebut. cara tambahan yang dipakai bisa dengan wash sales, matching order, menguasai market maker dan bahkan mempengaruhi security analist untuk membuat analisis dimedia yang dapat mendorong harga saham tersebut untuk naik. Pooling ini dapat juga digunakan untuk menurunkan harga dari suatu saham. Cornering adalah salah satu kegiatan manipulasi pasar yang populer dalam perdagangan saham di pasar modal pasar sekunder. Cornering merupakan suatu tindakan transaksi yang dilakukan satu pihak atau lebih untuk menurunkan atau menaikkan harga saham, sampai pada harga yang di inginkan pihak tertentu. Motivasi melakukan cornering adalah untuk mendapat keuntungan dari para investor yang turut bertransaksi pada saham tersebut. Bila pihak tertentu ingin melakukan transaksi untuk membeli suatu saham tertentu, dapat juga pada saham tersebut dilakukan Universitas Sumatera Utara cornering dengan menurunkan harga sampai pada tingkat tertentu agar saham tersebut dibeli dengan harga murah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan mayoritas dalam perusahaan. Misalkan, X mempunyai saham sebesar 30 persen dari total saham di PT AA yang terdaftar di Bursa Efek dan ingin meningkatkan porsi kepemilikannya, maka X membeli saham tersebut di bursa dengan melakukan cornering untuk mendapatkan harga murah. Contoh: X melalui brokernya, melakukan transaksi dengan menjual saham sebanyak-banyaknya agar harga saham turun sampai harga tertentu. Tujuannya, membuat investor yang memiliki saham menjadi terpancing ikut menjual saham tersebut, karena takut harga saham akan semakin jatuh. Pada sisi lain, X sudah menampung dengan membeli saham tersebut dari broker sebanyak saham yang dia inginkan, sehingga X tetap memiliki saham PT AA tersebut sesuai yang diharapkan. Pemain yang melakukan transaksi cornering dikenal dengan sebutan bandar bursa. Para bandar bursa tersebut bergabung menaikkan dan menurunkan harga saham tertentu sehingga pihak lain mengalami kerugian. Tindakan cornering merupakan tindakan manipulasi pasar dan dilarang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 91 dan Pasal 92. Manipulasi pasar yang dimaksud yaitu pihak yang bertransaksi membuat harga menjadi harga semu. Pihak yang melakukan transaksi ini dianggap tindakan pidana dengan sanksi penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 15 miliar. Sanksi tersebut tertuang pada Pasal 104 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995. Universitas Sumatera Utara Biasanya, pemain besar yang melakukan cornering menggunakan psikologi pasar untuk bisa melakukan tindakan tersebut. Pertama sekali, pemain besar atau bandar pasar memberikan isu negatif agar investor melakukan penjualan saham, kemudian pemain besar tersebut menaikkan harga dan investor yang menjual short selling sebelumnya terpaksa membeli untuk memenuhi kewajibannya. Setelah selesai melakukan cornering, pemain besar memberikan isu positif sehingga investor seakan merasa bersalah atas transaksinya. Pemain besar biasanya memiliki saham yang mengalami cornering dengan jumlah banyak. Pemain besar tersebut mengetahui pemilik saham secara detail sehingga tindakan cornering dapat dilakukan dengan baik untuk mendapatkan capital gain yang besar. Pemain besar yang melakukan cornering biasanya mencatat semua transaksi yang terjadi baik harga dan jumlah saham yang ditransaksikan sehingga dapat memperkirakan kejadian selanjutnya. Saham yang mengalami cornering adalah saham yang jumlahnya kecil dan biasanya likuiditasnya di bursa juga cukup kecil. Harga saham tersebut juga tidak mahal dan biasanya terjangkau investor. Investor yang dituju adalah investor menengah dan kecil dan yang kurang informasi. Investor yang telah berpengalaman tidak akan mau bermain pada saham ini, dan kalaupun ikut bermain pada saham yang mengalami cornering biasanya dengan metode yang dijalankan pemain besar tersebut. 145 145 http:justcallmehani.blogspot.com200902cornering.html diakses tanggal 10 Juli 2011 Universitas Sumatera Utara

C. Insiders Trading

Insider trading bertentangan dengan prinsip keterbukaan, karena yang bersangkutan membeli atau menjual saham berdasarkan informasi ”orang dalam” yang tidak publik sifatnya. Tindakan tersebut merugikan pihak lain yang tidak menerima informasi yang sama pada waktu yang sama, sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dipegangnya. 146 Insider trading adalah istilah yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang dihubungkan dengan penggunaan informasi- informasi yang confidential oleh pejabat perusahaan yang karena jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak diberikan kepada masyarakat luas. 147 Kasus perdagangan orang dalam insider trading dapat diidentikkan dengan kasus pencurian. Bedanya bila pada pencurian konvensional obyeknya adalah benda materi kepunyaan orang lain, pada insider trading obyek pencurian adalah informasi yang umumnya adalah milik si pencuri sendiri. Selain itu, bila pada pencurian biasa yang menderita adalah kerugian hanyalah pemilik barang, pada kasus insider trading kerugian dapat menimpa banyak pihak. Mulai dari lawan transaksi, kredibilitas pasar, kewibawaan regulator, hingga kepercayaan masyarakat dan dunia terhadap pasar pun turut dipertaruhkan. 148 146 Bismar Nasution, Op. cit, hal.159 147 Erman Radjagukguk, Op. cit, hal.6 148 Jusuf Anwar, Op. cit, hal.34 Universitas Sumatera Utara Pihak-pihak yang dapat melakukan praktek insider trading dapat di bagi dalam beberapa kelompok yaitu: Kelompok ke 1 : yang sangat potensial untuk menyalahgunakan informasi material mengenai suatu perusahaan adalah para pengambil keputusan dalam perusahaan itu sendiri, yakni komisaris, direktur perusahaan, dan pejabat perusahaan lainnya yang menduduki pos-pos strategis dalam organisasi perusahaan. Selaku Policy Makers , merekalah orang pertama yang mengetahui dan mempunyai informasi material mengenai perusahaan yang belum tersedia untuk umum. Lazim pula diketahui umum bahwa pengurus perusahaan yang merangkap pula sebagai pemegang saham utama perusahaan. Kelompok ke 2 : adalah pegawai-pegawai perusahaan itu sendiri, yang mungkin baik sengaja atau tidak sengaja, paham atau tidak paham, atau karena kelalaian mereka telah menyebabkan informasi orang dalam tersebut diketahui pihak lain. Kelompok ke 3: adalah mereka yang bukan pengurus dan bukan pula pegawai perusahaan, tetapi karena kedudukan atau profesinya, memperoleh informasi tersebut lebih dahulu dibandingkan pihak lain diluar kelompok 1 dan 2 yang disebutkan sebelumnya. Mereka yang karena kedudukannya misalnya adalah pejabat pemerintah seperti pejabat BAPEPAM-LK atau pejabat pajak. Sedangkan mereka yang karena profesinya adalah akuntan, notaris dan konsultan hukum yang melakukan penelahaan atas kondisi ekonomis dan juridis perusahaan. Kelompok ke 4 : adalah para pihak dalam kelompok 1, 2, dan 3 diatas , yang dalam waktu 6 bulan terakhir tidak lagi menjabat, bekerja atau menjalankan kegiatannya dalam kualifikasinya masing-masing. 149 Istilah orang dalam atau insiders dalam Undang-Undang Pasar Modal diatur dalam penjelasan pasal 95 UUPM yang menyatakan bahwa orang dalam tidak hanya mencakup komisaris, direksi, pemegang saham utama dan pegawai. Tetapi juga 149 Ibid, hal.35-36 Universitas Sumatera Utara mencakup juga orang atau badan hukum atau pihak lain yang karena profesi atau karena hubungannya dengan perusahaan menjadikannya sebagai orang dalam. Praktek insider trading terjadi apabila seorang membeli atau menjual saham berdasarkan informasi dari orang dalam yang tidak publik sifatnya. Posisi investor yang memperoleh informasi dari orang dalam tersebut lebih baik dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan saham. Ia melakukan perdagangan saham yang tidak fair. Sebab praktek insider trading menciptakan distorsi pada harga saham, karena harga saham tersebut tidak direfleksikan berdasarkan informasi pasar yang efisien. 150 Secara tradisional, komisaris, direktur, pemegang saham utama dan pegawai perusahaan termasuk sebagai insider traditional insider. Komisaris dan direktur dikategorikan sebagai insider adalah didasarkan atas pertimbangan, bahwa mereka termasuk orang yang wajib memegang fiduciary obligation dalam hal loyalitasnya kepada perusahaan. Dipihak lain, mereka termasuk orang orang yang dapat mengendalikan serta mengetahui kegiatan atau operasi perusahaan setiap hari. Sehingga mereka memiliki informasi perusahaan yang paling sensitif sensitive corporate information . 151 Sedangkan kategori insider bagi pemegang saham utama controlling shareholder didasarkan atas ketentuan hukum perusahaan, yang menetapkan suatu fiduciary obligations dari suatu fairness dan loyalitas terhadap siapa yang memiliki pengawas atau pengendali aktivitas perusahaan berdasarkan 150 Bismar Nasution, Op, cit, hal.256-257 151 Donald C. Langevoort, Insider Trading Regulation , 1989 Edition, New york: Clark Broadman Company, Ltd, 1989, hal.1145. Dalam Bismar Nasution, Op. cit, hal.260 Universitas Sumatera Utara saham diperusahaan yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menduduki direktur atau officer. Namun mereka bukan berarti tidak memiliki fiduciary. 152 Kategori karyawan emiten atau perusahaan publik sebagai insider memiliki tugas dan kewajiban menjaga loyalitas duty of loyality, termasuk tanggung jawab mereka untuk tidak memanfaatkan keuntungan dari informasi rahasia confidential information yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaannya diperusahaan. Kasus Texas gulf Sulphur , membahas informasi material mengenai pengeboran di Timmins, Ontario dan informasi ini belum diungkapkan untuk umum. Pegawai Texas Gulf Sulphur , yaitu Darke dan Coates geologist telah mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia itu dan merekomendasikan kepada beberapa manajemen atau pegawai Texas Gulf Sulphur untuk membeli saham perusahaan itu. Pengadilan memutuskan perbuatan mereka ini sebagai insider trading dan khusus bagi Darke dan Coates dikategorikan sebagai insider. 153 Kategori-kategori insider tersebut merupakan contoh klasik dari seseorang yang mempunyai fiduary duty atau yang disebut dengan traditional insiders. 154 Peraturan insider trading dipasar modal Indonesia telah menetapkan insider dalam kategori Traditional insiders tersebut. Peraturan tersebut juga menetapkan kategori “insider sementara” temporary insider - quasi insider. Bila kategori traditional insiders secara nyata merupakan orang orang yang bekerja dalam perusahaan, maka 152 Ibid , hal.72-73 153 SEC v. Texas Gulf Sulphur, 401 F. 2d. 833 2d. Cir. 1968. Dalam Bismar Nasution, Ibid, hal.261 154 Sean P. Leuba. ”The Fourth Circuit Breaks Ranks In United States v. Bryan: Finally, A Repudiation of the Misappropriation Theory,” Washington Lee Law Review, Vol.53, 1996, hal.1145. Dalam Bismar Nasution, Ibid Universitas Sumatera Utara insider dalam kategori temporary insider atau quasi insider ini merupakan orang orang luar perusahaan. Tetapi mereka mempunyai hubungan trust dan confidence dengan perusahaan atau mereka mempunyai hubungan jangka pendek yang mengakibatkan fiduciary obligation mereka kepada perusahaan. 155 Di sisi lain, Undang-Undang Pasar Modal Indonesia telah mengatur ketentuan kategori insider diluar kategori traditional insider tersebut, seperti ketentuan kategori insider sementara “temporary insider”-“quasi insider”, yaitu orang orang luar perusahaan yang mempunyai hubungan trust dan confidence dengan perusahaan atau mereka itu mempunyai hubungan kerja jangka pendek dengan perusahaan yang mengakibatkan fiduciary obligations mereka kepada perusahaan, 156 misalnya konsultan hukum, notaris, akuntan, penasehat investasi, dan underwriter. Perkembangan penerapan teori penyalahgunaan dalam pengaturan insider trading perlu dikaji dalam rangka perlindungan investor dari praktik insider trading. Tanpa penerapan teori penyalahgunaan akan menghadapi masalah dalam menentukan kategori insider dan sekaligus menjadi hambatan dalam menjaring pelaku-pelaku insider trading . Selanjutnya yang perlu dikaji dalam masalah pengaturan dalam insider trading adalah masalah kedua yang menonjol dari insider trading, yaitu ukuran apakah yang dipakai untuk menentukan suatu informasi dikategorikan sebagai informasi non-public. Pengkajian tersebut perlu dilakukan, agar tidak menjadi 155 Donald C. Langevoort, Op. cit, hal.77. Dalam Bismar Nasution, Ibid 156 Ibid, hal.256 Universitas Sumatera Utara hambatan dalam penentuan adanya insider trading atau penyelesaian kasus-kasus insider trading . 157 Walaupun peraturan insider trading telah mengatur larangan insider trading dan ketentuan yang berkenaan dengan insider atau penerima informasi, namun, disadari peraturan tersebut belum cukup untuk mengatasi praktek insider trading. Tidak cukupnya peraturan insider trading tersebut dapat dipahami dari masalah masalah yang timbul dalam pelaksanaan peraturan tersebut. Misalnya, tidak cukupnya ketentuan kategori insider dalam kaitannya dengan tippee dan secondary tippee. Disamping itu, peraturan insider trading tesebut tidak secara menyeluruh menerapkan teori penyalahgunaan, sebagaimana telah diterapkan dalam pasar modal Amerika Serikat. Di Amerika Serikat banyak putusan pengadilan yang sudah baku yang melahirkan doktrin hukum untuk mengatasi insider trading, seperti fiduciary duty theory dan teori penyalahgunaan misappropriation theory. 158 Kekurangan peraturan insider trading dipasar modal Indonesia berkaitan dengan tidak cukupnya ketentuan kategori insider diluar kategori traditional insider, seperti ketentuan yang menentukan penerima informasi tippee sebagai insider, dan ketidakcukupan pengaturan ketentuan ”pihak lain yang menerima informasi langsung dari insider, tetapi informasi diterima dari tippee yang lain” secondary tippee sebagai kategori insider. Dengan perkataan lain, peraturan insider trading belum secara tuntas dan menyeluruh menerapkan pertanggung jawaban hukum insider 157 Ibid, hal.256-257 158 Ibid, hal.258-259 Universitas Sumatera Utara sesuai dengan pendekatan teori penyalahgunaan. Selanjutnya, kekurangan peraturan insider trading tersebut dapat diamati dari ketidakcukupan pengaturan yang dipakai untuk menentukan informasi dikategorikan sebagai informasi non public dalam insider trading. 159 Peraturan insider trading dipasar modal Indonesia telah melarang praktik insider trading , sebagaimana diuraikan dimuka. Melarang corporate insiders yang mempunyai inside informasi melakukan pembelian atau penjualan saham perusahaan tempat ia bekerja atau perusahaan lain yang melakukan perdagangan saham dengan perusahaan tersebut. 160 Selanjutnya, peraturan tersebut menetapkan yang termasuk corporate insiders adalah komisaris, direksi, pemegang saham utama, pegawai perusahaan,seseorang yang karena kedudukannya atau profesinya atau karena hubungan usaha dengan emiten atau perusahaan publik yang memungkinkan seseorang tersebut memperoleh inside information. Seperti konsultan hukum, notaris, akuntan atau penasehat keuangan dan investasi, serta pemasok atau kontraktor emiten atau perusahaan publik tersebut. Mereka yang dikategorikan corporate insider tersebut masih tetap disebut inside selama 6 enam bulan sejak mereka tidak lagi menduduki jabatan atau hubungan dengan emiten perusahaan publik yang bersangkutan. 161 159 Ibid, 160 Lihat pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal 161 Penjelasan Pasal 95 Undang- Undang Pasar Modal Universitas Sumatera Utara Contoh kasus missappropriation theory terlihat dalam kasus “United States vs. OHogan” . Dalam kasus ini James OHogan, seorang pengacara pada kantor pengacara terkenal Dorsey and Witney di Minneapolis, Amerika Serikat menggunakan informasi yang diketahuinya karena pekerjaannya. Klien dari kantor James OHogan ini adalah sebuah perusahaan Inggris, Grand Metropolitan PLC yang ketika itu sedang melakukan pengambilalihan take over atas sebuah perusahaan Amerika Serikat, Pillsbury Co. Dalam hal ini James OHogan mempergunakan informasi yang diketahuinya untuk bertransaksi saham Fillsbury Co di mana dia sebenarnya tidak termasuk dalam kategori insiders dalam arti sebenarnya OHogan adalah pengacara Grand Metropolitan PLC sedang Fillsbury Co perusahaan target take over . Keuntungan yang diperoleh dalam transaksi ini adalah sebesar 4,3 juta ketika kemudian Grand Metropolitan PLC secara resmi mengajukan penawarannya atas Pillsbury Co. Dengan memberlakukan misappropriation theory maka cakupan hukuman atas insider trading ini akan menjadi lebih luas. Misalnya pegawai pemerintah yang mengetahui bahwa emiten tertentu akan mendapatkan kontrak menang tender yang besar dari pemerintah atau pun pegawai BAPEPAM-LK yang mengurusi dokumen-dokumen tertentu. Bahkan dokter yang sedang menangani pasien dan mendengar informasi serta menggunakan atau memanfaatkannya akan dapat dijaring sebagai insider trading. 162 162 Hamud M. Balfas, Op. cit, hal.450 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGAWASAN LEMBAGA PASAR MODAL UNTUK MEMBERIKAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER

A. Pengawasan BAPEPAM-LK

Sebagai suatu lembaga yang memiliki posisi strategis dalam mendorong pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pembiayaan dan alternatif investasi, lembaga pengawas pasar modal harus memiliki dasar hukum yang kokoh. Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal UUPM, dasar hukum Badan Pengawas Pasar Modal termuat dalam Pasal 3 dan 4 UUPM. Pasal- pasal tersebut mengatur sebagai berikut: a. Pasal 3 Ayat 1: “Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yang selanjutnya disebut Bapepam.” 163 Dalam Ayat 2: “Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.” b. Pasal 4 menegaskan: “Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.” Menteri yang dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 1 UUPM di atas adalah Menteri Keuangan yang oleh Pasal 2 UUPM diberikan kewenangan untuk menetapkan 163 Undang-undang Pasar Modal masih menggunakan istilah Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam, tetapi dalam naskah revisi UUPM nama tersebut telah disesuaikan menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK. Universitas Sumatera Utara kebijaksanaan umum di bidang pasar modal. Kebijaksanaan umum disini maksudnya adalah kebijaksanaan di bidang pasar modal yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kebijakan fiskal, moneter, dan kebijaksanaan ekonomi makro pada umumnya. Untuk melaksanakan fungsinya secara efektif, BAPEPAM-LK dilengkapi dengan struktur organisasi yang lebih lengkap sesuai dengan karakteristik dari industri yang diawasinya. Kebijakan terakhir yang terkait dengan hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 466KMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 131 tanggal 22 Desember 2006, yang di dalamnya disebutkan 13 unit kerja eselon 2 di lingkungan Bapepam-LK sebagai berikut: a. Sekretariat Badan b. Biro PerUndang-Undangan dan Bantuan Hukum c. Biro Riset dan Teknologi Informasi d. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan e. Biro Pengelolaan Investasi f. Biro Transaksi dan Lembaga Efek g. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa h. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil i. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan j. Biro Kepatuhan Internal k. Biro Pembiayaan dan Penjaminan Universitas Sumatera Utara l. Biro Perasuransian m. Biro Dana Pensiun Betapapun pentingnya pengawasan, jangan sampai pengawasan tersebut menghambat penciptaan pasar modal yang efektif, wajar dan efisien. Dalam kaitan BAPEPAM-LK sebagai lembaga pengawas, Sri Mulyani mengemukakan 4 aspek penting yang harus mendapat perhatian, yaitu: a. Menetapkan standar disclosure dan menjaga agar standar tersebut dipenuhi oleh seluruh perusahaan yang telah dan akan mencatatkan sekuritasnya pada pasar modal, b. Mengadakan pengawasan dan menjaga peraturan pasar modal termasuk terhadap pelakunya perusahaan broker dan institusi penunjang lainnya, menetapkan standar transaksi dan praktik-praktik penjualan sekuritas, kebijakan yang mempengaruhi operasi pasar modal, sehingga mekanisme pasar modal yang efisien dapat terjadi dan terjaga, c. Mengatur dan menjaga perilaku perusahaan investasi, d. Aspek menjalankan enforcement dan pemenuhan compliance peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan penyidikan terhadap persoalan yang berpotensi maupun telah melanggar peraturan dalam rangka melindungi kepentingan investor. 164 BAPEPAM-LK dengan fungsinya yang strategis sebagai pembina, pengatur dan pengawas pasar modal memiliki pengaruh yang besar untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan investor dan masyarakat. BAPEPAM-LK harus dapat menjamin keterbukaan di pasar modal secara penuh kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan masyarakat investor dari malpraktek di pasar modal. 164 Sri Mulyani, Op. cit, hal.12 Universitas Sumatera Utara Independensi lembaga pengawas berarti lepasnya Pengawasan pasar modal dari pengaruh maupun intervensi Pemerintah. 165 Lembaga Pengawas Pasar Modal harus dapat menjalankan fungsinya dengan objektif jauh dari tekanan politik maupun kepentingan pihak ketiga lainnya. Merupakan tugas penting setiap Lembaga Pengawas Pasar Modal bahwa tujuan utama lembaga pengawas adalah melindungi kepentingan publik para pemodal investor. Sebagai contoh, adalah semboyan SEC Securities and Exchange Commission di USA yang menyatakan bahwa We are the advocate of the investors . Demikian pula konsideran UUPM menegaskan bahwa agar pasar modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum yang kokoh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan pasar modal serta melindungi kepentingan investor dari praktik yang merugikan. Sebagai pengawas pasar modal, BAPEPAM-LK dalam menjalankan tugasnya untuk menegakkan aturan main di pasar modal mempunyai kewenangan-kewenangan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan