Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN

SAHAM SETELAH LISTING DI PASAR MODAL

A. Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal

Listing merupakan tahap akhir dari rangkaian proses go publik penawaran umum. Setelah listing dilaksanakan, saham milik emiten masuk ke pasar sekunder dan harga saham yang diperdagangkan ditentukan oleh mekanisme pasar. Secara rata- rata harga saham pada pasar sekunder lebih tinggi 10 sepuluh persen di banding harga saham yang dijual penjamin emisi di pasar perdana. Harga saham di pasar perdana selalu undervalue dari harga saham di pasar sekunder, sehingga ada anggapan pasar perdana tidak effisien. 45 Warrant E. Buffet pimpinan Berkshire Hathaway, Inc mengatakan: ”Seorang investor yang pintar dalam perdagangan saham melihat keuntungan yang lebih baik di pasar sekunder dibandingkan dengan membeli saham di pasar perdana. Menurutnya, pasar perdana masih dikontrol stakeholder perusahaan, yang biasanya memilih waktu saat melakukan penawaran. Apabila pasar sedang tidak baik, mereka akan menangguhkan penawarannya. Dapat dipahami bahwa disini penjualan saham tidak melalui proses tawar- menawar, tetapi sesungguhnya yang menjadi kontrol stakeholder adalah menjual saham dalam keadaan menguntungkan. Dapat dilihat sesungguhnya pasar yang effisien terdapat pada pasar sekunder. Oleh sebab itu, keterbukan pada pasar sekunder ini sangat dominan dan krusial dalam menentukan harga saham. 46 Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga- harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas 45 Bismar Nasution, Op. cit, hal.151-152 46 Warrant E. Buffet. Dalam Bismar Nasution, Ibid Universitas Sumatera Utara saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut seperti mengenai kinerja perusahaan, maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. Selain itu suatu informasi atau fakta material emiten merupakan suatu komponen yang harus disampaikan emiten kepada publik guna mendukung prinsip keterbukaan sebagai prinsip pokok dalam pasar modal untuk menciptakan pasar yang likuid dan efesien. Pasar modal dikatakan likuid jika investor dapat menjual saham dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. 47 . Pengertian pasar sekunder ini adalah karena yang melakukan perdagangan adalah para pemegang saham dan calon pemegang saham. Dana yang berputar dipasar sekunder tidak lagi mengalir kedalam perusahaan yang menerbitkan saham, tetapi berpindah dari pemegang saham yang satu ke pemegang saham yang lain resale. 48 Dana tersebut bersifat tetap karena setiap kegiatan jual beli saham perusahaan pada pasar sekunder tidak akan mengganggu likuiditas perusahaan. Perdagangan saham terutama hanya dilakukan diantara investor sebagai pihak pembeli dan penjual saham melalui kegiatan para pialang. 47 Jogiyanto H.M, Op. Cit, hal.16 48 Marzuki Usman dkk, ABC Pasar Modal Indonesia, Institut Bankir Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Jakarta, Jakarta, 1994, hal.123 Universitas Sumatera Utara Dalam pedagangan ini emiten tidak lagi berkepentingan dalam naik dan turunnya harga saham, karena naik dan turunnya harga saham adalah kepentingan investor yang melakukan jual-beli atas saham tersebut. Emiten hanya berkewajiban mengelola usahanya dengan baik dalam menjalankan kewajibannya sebagai emiten, yang tentunya akan berdampak pada harga saham emiten tersebut. Harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja emiten, tetapi bukan karena adanya campur tangan emiten di pasar. Tetapi pasarlah yang menentukan harga saham tersebut. Dan salah satu komponen pasar tersebut adalah informasi yang harus secara terus menerus disampaikan emiten mengenai kegiatan usahanya. Informasi tersebut harus merupakan informasi up to date guna melindungi investasi investor di pasar modal. Pencatatan listing suatu saham bukanlah merupakan suatu kewajiban bagi emiten yang melakukan penawaran umum. Tetapi pencatatan saham di bursa memberikan keuntungan bagi pemegang saham investor. Keuntungan tersebut adalah kemudahan untuk bertransaksi sehingga memberikan likuiditas atas saham tersebut. Sehingga investor akan dengan mudah menjual saham yang dimilikinya untuk mendapatkan dana atau membeli suatu saham untuk berinvestasi. Selain itu, saham yang dicatatkan di bursa akan memberikan “status” tersendiri bagi saham dan emiten yang menerbitkannya. Emiten yang tercatat di bursa selalu dilihat sebagai perusahaan yang maju, bonafit, dan perusahaan dengan pengelolaan yang baik. Emiten yang tercatat listing di bursa tidak saja harus tunduk kepada peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, tetapi juga harus tunduk kepada peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek dimana saham emiten tersebut dicatatkan. Oleh karena Universitas Sumatera Utara itu, jika tidak dipatuhinya sebagian saja aturan pencatatan yang diterapkan oleh bursa efek dapat mengakibatkan emiten tersebut dikeluarkan dari pencatatan delisting. 49 Dengan dikeluarkannya dari pencatatan delisting ini tentunya saja akan merugikan investor yang membeli saham dan emiten yang yang menerbitkan saham tersebut.

1. Laporan Keuangan Secara Berkala

Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif mempunyai kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM-LK dan mengumumkanya kepada investor. Laporan keuangan ini terdiri dari Laporan Tahunan dan Laporan tiap Semester. Dengan laporan keuangan berkala ini BAPEPAM-LK melakukan fungsi pengawasan dengan terus memonitor kesehatan keuangan emiten. Laporan keuangan secara berkala penting bagi investor, mengingat laporan ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan lain-lain. Berdasarkan laporan-laporan tersebut dapat disusun evaluasi untuk cash flow yang akan datang dan selanjutnya membuat estimilasi nilai saham. Laporan keuangan harus mengandung informasi yang akurat dan dapat diperkirakan predictability sehingga menjamin dana itu bergerak kepada mereka yang bisa menggunakannya lebih efektif. Namun, pelaksanaan laporan keungan secara berkala di pasar modal Indonesia belum memadai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih banyak emiten yang terlambat dan belum menyampaikan laporan secara berkala kepada BAPEPAM-LK. 49 Delisting adalah penghapusan pencatatan saham dari bursa. Universitas Sumatera Utara