yang berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja perusahaan
di pasar
sekundersetelah listing di pasar modal sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya di perusahaan go public.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan di Perpustakaan Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, ternyata penelitian dalam topik dan permasalahaan
tentang “Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di Pasar Modal” belum pernah ada yang melakukan penelitian sebelumnya.
Meskipun ada penulis terdahulu melakukan penelitian tentang perlindungan hukum Investor pasar modal, tetapi dalam hal ini berbeda materi penelitian dan
permasalahannya yaitu: 1. Aspek Hukum Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank
Mandiri Menjelang Pasar Perdana Oleh: Tama Ulinta Tarigan Nim : 027011082
2. Analisis Pelaksanaan
Prinsip Keterbukaan
di Pasar
Modal Dalam
Upaya Perlindungan Terhadap Investor Oleh: Nunung Handayani Nim : 057005015
Sehingga penelitian ini asli baik dari segi materi maupun metode pendekatan dalam menganalisis bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, sehingga
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun.
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori Kerangka teori adalah kerangka pemikiranbutir-butir pendapat, teori, tesis
mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem, yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis.
Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu
abtraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional
yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskan. Suatu penjelasan bagaimanapun meyakinkan, tetap harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.
24
Seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya, peraturan hukum juga mengalami perkembangan kontinuitas, perkembangan ilmu hukum senantiasa
bergantung pada unsur-unsur antara lain metodelogi, aktivitas penelitian, dan imajinasi sosial dan juga sangat ditentukan oleh teori.
25
Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, dan suatu teori harus diuji dengan menghadapinya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.
26
Adanya pasar modal diharapkan aktifitas perekonomian menjadi meningkat, karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan perusahaan-perusahaan,
24
M. Solly Lubis, Filsapat Ilmu dan Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal. 27
25
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2005, hal.6
26
J.J.J.M. Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial , Asas-Asas, Jakarta: FE UI, 1996, hal.203
Universitas Sumatera Utara
sehingga perusahaan dapat beroperasi dalam skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan memakmurkan masyarakat luas.
Suatu harga saham dalam pasar modal harus didasarkan adanya pernyataan yang akurat dari manajemen perusahaan, artinya informasi itu tidak merupakan
pernyataan menyesatkan. Penyampaian pernyataan yang tidak akurat dapat mengakibatkan pasar modal yang tidak efisien, maka keterbukaan informasi artinya
suatu informasi yang tidak mengandung misrepresentation atau omission.
27
Berdasarkan hal di atas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah teori hipotesis pasar modal yang efisien Efficiant Capital Market hyphotesis, yaitu suatu
teori yang berkaitan dengan informasi yang mempengaruhi harga saham. Pada mulanya teori ini muncul dalam literatur ekonomi dan kemudian
menjadi alat bagi ahli hukum serta menjadi bahan untuk membuat opini hukum. Karena tidak adanya suatu penjelasan yang sama mengenai pasar yang efisien,
menjadi persoalan serius para hakim, ahli hukum dan pembuat peraturan, dan memakai pendekatan Efficiant Capital Market hyphotesis ECMH sebagai dasar
kebijakan dalam pengaturan.
28
Efficiant Capital Market hyphotesis terdiri dari dua tipe, yaitu :
a. The semistrong efficient market hypothesis dinyatakan bahwa pasar yang effisien terdiri dari informasi publik yang relevan yang merefleksikan
harga.
27
Bismar Nasution, Op.Cit, hal. 13
28
Ronald J. Gilson dan Reiner H. Kraakman, “The Mechanisms of Market Efficiency”
Virginia Law Review , Vol.70, 1984, hal.550 dalam Bismar Nasution, , Op.Cit, hal.12
Universitas Sumatera Utara
b. The strongly efficient market hypothesis dinyatakan bahwa tidak hanya informasi publik yang relevan yang mempengaruhi harga saham, tetapi
juga informasi apa saja yang merefleksikan harga saham.
29
Informasi yang sangat penting di dalam perkembangan pasar modal, adalah penegakan hukum prinsip keterbukaan harus sejalan dengan yang diinginkan hukum
pasar modal. Dalam pasar modal, prinsip keterbukaan dalam hal perlindungan
investor oleh perusahaan publik atau emiten wajib disampaikan kepada investor sepanjang masalah-masalah tersebut mengandung fakta material. Oleh karena itu, dari
penjelasan di atas perlu didekati dengan teori mengenai standar penentuan fakta material, sehingga investor dapat memutuskan dengan fakta tersebut untuk membeli
atau menjual saham yang dimilikinya.
30
Dengan kata lain, bahwa efisiensi pasar modal berkaitan dengan kepercayaan investor terhadap emiten. Informasi yang ada di Pasar Modal mempengaruhi
kepercayaan terhadap investor yang membutuhkan efisiensi pasar modal.
31
Jika tingkat efisiensi pasar modal ditentukan oleh ketersediaan informasi, maka dapat
dikatakan bahwa pasar modal di negara maju relatif lebih efisien dari negara yang berkembang, sebab di negara-negara maju memiliki teknologi informasi yang lebih
maju dibandingkan dengan negara yang berkembang. Masalah pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam mekanisme pasar modal
Indonesia perlu diatasi, oleh karena masalah tersebut menjadi penghambat
29
Marvin G. Pickholz dan Edwar B. Horahan III, “The SEC’s Version of The Efficient Market Theory and its Impact on Securities Law Liabilities, “Washington and Lee Law Review,
Vol.39.1982, hal.943 dalam Bismar Nasution, Op.Cit, hal.15
30
Bismar Nasution, Ibid, hal. 16
31
Panji Anorogan dan Piji Pakarti, Op. Cit, hal. 86
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan prinsip keterbukaan, yang pada gilirannya membuat pelaku pasar modal sulit memperoleh informasi yang mengandung nilai akurat. Masalah pelaksanaan
prinsip keterbukaan berpusat pada konsep fakta material yang masih membutuhkan pengembangan.
32
Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan disclosure termasuk juga adanya pernyaataan yang menyesatkan, sebab adanya misrepresentation atau
pernyataan dengan membuat penghilangan omission fakta material, baik dalam dokumen-dokumen penawaran umum
maupun dalam perdagangan saham. Pernyataan-pernyataan demikian menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas
emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan
pelaksanaan prinsip keterbukaan disclosure membuat larangan atas perbuatan misrepresentation
dan omission.
33
2. Kerangka Konsepsi Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain,
seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep
adalah suatu kontruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis.
34
32
Bismar Nasution, Op.Cit, hal 176
33
Ibid, hal.73
34
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 397
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.
35
Dalam pemberian suatu konsep atau pengertian merupakan salah satu unsur pokok yang penting dalam suatu
penelitian hukum, sehingga untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau salah tafsir dan pemahaman yang berbeda mengenai tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini. Pentingnya defenisi profesional adalah untuk menghindari perbedaan pengertian dan penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai.
36
Maka perlu dikemukakan beberapa konsep yang menjadi pegangan dalam proses penelitian, yaitu :
1. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap individu ataupun institusi guna melindunginya atas
investasi yang dilakukannya dalam pembelian saham di pasar sekunder berdasarkan Undang-
undang ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal. 2. Investor adalah individu atau institusi yang melakukan investasi dalam
pembelian saham di pasar sekunder pada pasar modal. 3. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
37
4. Saham adalah indikasi kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya. 5. Pasar Modal capital market adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan efek, perusahaan publik, yang berkaitan
35
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Sesuatu Tinjauan Singkat
, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 7
36
Samadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998, hal.3
37
Lihat pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Pasar Modal
Universitas Sumatera Utara
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
38
6. Listing adalah pencatatan saham ke Bursa 7. Pasar sekunder Secondary Market adalah perdagangan saham di bursa,
dimana harga saham akan fluktuatif berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan,
8. Efek adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
39
9. Informasi Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
saham pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
40
10. Teori Hipotesis Pasar Modal yang Efisien Efficiant Capital Market hyphotesis
, adalah suatu teori yang berkaitan dengan informasi publik yang dapat mempengaruhi harga saham. Suatu harga saham dalam pasar modal
harus didasarkan adanya pernyataan yang akurat dari manajemen perusahaan, artinya informasi itu tidak merupakan pernyataan menyesatkan. Pernyataan
yang tidak akurat dapat mengakibatkan pasar modal tidak efisien, maka
38
Lihat pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Pasar Modal
39
Lihat pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Pasar Modal
40
Lihat pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Pasar Modal
Universitas Sumatera Utara
keterbukaan informasi artinya suatu informasi yang tidak mengandung misrepresentation
atau omission.
41
11. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang Pasar
Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
42
12. Good Corporate Governance adalah Peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang, pengurus
pengelola perusahaan,
pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuannya adalah
untuk menciptakan
nilai tambah
bagi semua
pihak yang
berkepentingan stakeholders.
43
13. Insider Trading adalah praktek yang terjadi apabila seorang membeli atau menjual saham berdasarkan informasi dari orang dalam yang tidak publik
sifatnya. Posisi investor yang memperoleh informasi dari orang dalam tersebut lebih baik dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan
saham. Ia melakukan perdagangan saham yang tidak fair, sebab praktek
41
Bismar Nasution, Op.Cit, hal. 13
42
Lihat pasal 1 ayat 25 Undang-Undang Pasar Modal
43
Dari Forum For Corporate Governance
Universitas Sumatera Utara
insider trading menciptakan distorsi pada harga saham, karena harga saham
tersebut tidak direfleksikan berdasarkan informasi pasar yang efisien.
44
G. Metode Penelitian