Kajian Hidrologi BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda

Padang naik. Selain tiga konsep pengendalian banjir berdasarkan wilayah pengembangan, program pengendalian banjir harus pula dilengkapi dengan adanya peraturanperundangan yang menjamin ketertiban dalam pelaksanaan program tersebut. Peraturanperundangan tersebut tentunya mencakup subjek, objek dan alat dalam pengelolaan banjir di wilayah Kota Tebing Tinggi.

5.7. Kajian Hidrologi

Dalam studi pengembangan sumberdaya air, termasuk didalamnya studi pangendalian banjir, analisa hidrologi merupakan salah satu tahapan kegiatan penting yang mendasari analisa-analisa yang lain. Dalam analisa hidrologi beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain. :  Analisa karakteristik daerah aliran sungai  Analisa hujan rancangan  Analisa debit banjir rancangan  Analisa erosi dan sedimentasi

5.7.1. Analisa Karakteristik DAS

Dalam studi pengendalian banjir analisa karakteristik DAS dilakukan mulai dari pembagian sub DAS berdasarkan pada kajian lokasi-lokasi bangunan pengendali banjir, sampai dengan identifikasi faktor-faktor sub DAS yang mempengaruhi besarnya limpasan permukaaan run off, laju erosi dan sedimentasi. Beberapa parameter sub DAS tersebut adalah sebagai berikut:  Luas DAS Sub DAS  Bentuk DAS  Tata guna lahan  Jenis tanah  Kemiringan lahansaluran alam sungai  Panjang sungai  Angka kekasaran manning  Tindakankegiatan konservasi Dalam upaya memperkecil potensi banjir, perlu dilakukan analisa prediksi perubahan tataguna pada bagian hulu DAS. Hal ini didasarkan pada kondisi yang berkembang di DAS Sungai Padang yaitu adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit. Pengembangan dan perubahan tata guna lahan tersebut tentu akan mempengaruhi tataguna lahan yang ada di hulu DAS. Analisa karakteristik DAS berupa tata guna lahan untuk mendapatkan parameter perhitungan limpasan aliran permukaan diawali dengan pembagian DAS Sungai Padang menjadi sub-sub DAS dan pengeplotan tataguna lahan yang ada pada masing-masing sub DAS tersebut.

5.7.2 Tinjauan Erosi dan Sedimentasi

Stadia erosi pada daerah penyelidikan terutama Sungai Padang termasuk stadia dewasa yang dicirikan oteh bentuk sungai yang bermeander dan berkelok-kelok. Apabila ditinjau dari batuan induk yang tersusun oleh Bab VIII - 188 litologi batu lempung, serpih, batu pasir halus, napal dan batu gamping pada beberapa formasi yang ada menunjukkan bahwa intensitas erosi pada daerah penyelidikan cukup kuat, terutama pada daerah yang tidak ada vegetasinya akibat penebangan hutan yang tidak terkendali. Erosi yang dominan terjadi pada daerah penyelidikan adalah erosi horisontal, hal ini dapat dilihat dari kondisi sungainya yang lebar yang menunjukkan bahwa erosi horisontal lebih dominan dari erosi vertikal. Disamping itu dengan melihat kondisi fisik aliran air yang ada, dapat disimpulkan bahwa kandungan sedimen air sungai cukup tinggi, dengan parameter fisik yang mudah dilihat yaitu keruhnya air Sungai Padang dan anak sungai lainnya menandakan bahwa sungai-sungai tersebut mengandung konsentrasi material sedimen yang cukup besar.

5.8. Kajian Topografi