Kajian Sistem Pematusan DAS

hujan setinggi rata rata 20-40 cm. Dengan fungsi penahan limpasan langsung di lahan pertanian ini maka akan sangat membantu dalam mereduksi banjir di wilayah tersebut.

5.4. Kajian Sistem Pematusan DAS

Sistem pematusan air dari suatu sistem daerah aliran sungai terdiri dari sistem drainase dan sistem persungaiannya. Sistem drainase merupakan sarana untuk penampung limpasan permukaan dan mengalirkanya ke saluran alam, dalam hal ini sungai. Dua sistem ini saling terkait dan memerlukan perhatian seimbang, artinya satu sistem tidak akan bekerja dengan baik tanpa dukungan sistem yang lain. Kelancaran sistem drainase tidak berarti banyak dalam mengatasi banjirgenangan air apabila sistem persungaiannya yang merupakan lokasi akhir pematusan air mengalami hambatan seperti kapasitas air kurang maupun hambatan aliran yang lain, demikian pula sebaliknya. Secara umum sistem persungaian yang ada di Sumatera dilihat dari sejarah geologi, terbentuk akibat pengangkatan lapisan kulit bumi sehingga terbentuk alur-alur sungai. Melihat kondisi lapisan kulit bumi yang ada terkait dengan sistem persungaian, bahwa di wilayah Sumatera sangat sedikit terdapat tampungan air bawah tanah yang merupakan salah satu sumber air sungai. Sumber air sungai yang ada berupa cekungan- cekungan bumi yang dapat berupa danau, rawa maupun tampungan air permukaan yang lain. Saat ini banyak tampungan-tampungan air tersebut yang mengalami sedimentasi secara alami maupun akibat reklamasi menjadi lokasi pemukiman. Kondisi ini mempunyai dampak bahwa sumber air sungai akan mempunyai fluktuasi yang besar antara musim kemarau dengan musim penghujan. Kondisi di atas dapat menggambarkan bahwa pada saat musim kemarau air tampungan di cekungan- cekungan tersebut tidak mampu mensuplay air ke sungai untuk mempertahankan muka air sungai, hal ini karena volume tampungan air dicekungan tersebut telah banyak berkurang akibat sedimentasi. Sedangkan pada saat musim penghujan, fungsi cekungan, rawa maupun danau sebagai retensi banjir sangat terbatas dan sebagai akibatnya puncak banjir yang terjadi akan semakin tinggi dan waktu datang banjir pun menjadi semakin cepat. Jaringan drainase saluran sekunder mempunyai fungsi sebagai saluran perantara untuk mengalirkan air limpasan hujan, air buangan rumah tangga, industri dan penggunaan lain sebelum masuk ke saluran kolektor yang selanjutnya masuk ke sistem pembuangan akhir sungai. Melihat kondisi umum daerah pedesaan atau Kelurahan di Kota Tebing Tinggi, diketahui bahwa sistem drainase yang ada belum tertata dengan baik dan benar. Saat ini belum dapat dipisahkannya sistem drainase air hujanlimpasan permukaan dan sistem pembuangan air kotor dari rumah tangga. Di wilayah Kota Tebing Tinggi pada umumnya sistem drainase merupakan sistem drainase gabungan antara drainase air hujan dan air buangan rumah tangga. Kondisi yang demikian ini dipandang kurang menguntungkan, sebab air buangan rumah tangga biasanya membawa material sedimen yang menyebabkan bau busuk di saluran drainase.

5.5. Konsep Umum Pengendalian Banjir Kota Tebing Tinggi