Kondisi Umum BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda

7 Meningkatkan Aksebilitas penyandang masalah kesejahteraan sosial terhadap layanan sosial ; 8 Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan sosial, harkat, dan martabat kemanusiaan ; 9 Meningkatkan ketahanan sosial individu, keluarga dan komunitas masyarakat dalam mencegah dan menangani permasalahan kesejahteraan sosial ;

a. Kondisi Umum

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan Pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian- pengertian UMKM tersebut adalah : 1. Usaha Mikro Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Kecil Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3. Usaha Menengah Kriteria Usaha Menengah Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah UMKM menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan Omset yang dimiliki oleh sebuah usaha Tabel : 8.42 . Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM No Usaha Kriteria Asset Omzet 1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta 2 Usaha Kecil 50 Juta – 500 Juta 300 Juta – 2,5 Miliar 3 Usaha Menengah 500 Juta – 10 Miliar 2,5 Miliar – 50 Miliar Usaha mikro kecil, menengah dan koperasi UMKMK merupakan kelompok usaha ekonomi yang penting dalam perekonomian Kota Tebing Tinggi. Hal ini disebabkan unit usaha ini merupakan sektor usaha yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Oleh karena kesenjangan pendapatan yang cukup besar masih terjadi antara pengusaha besar dengan UMKMK, maka Bab VIII - 228 pengembangan daya saing UMKMK merupakan upaya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat banyak, sekaligus mempersempit kesenjangan ekonomi. Pengembangan UMKMK sebagai lokomotif perekonomian kota harus dilakukan dengan dukungan dan pelibatan berbagai komponen pembangunan kota baik pemerintah, swastapelaku bisnis, praktisi, dan stakeholder lainnya, serta dukungan kebijakan berupa regulasi untuk menciptakan UMKMK yang handal, tangguh dan mandiri sera memiliki daya saing yang tinggi. Secara umum 5 lima ruang lingkup pokok dalam peningkatan kedudukan, fungsi dan peranan UMKMK dalam perekonomian kota yaitu: 1 Mendorong tumbuh dan berkembangnya koperasi, 2 Mendorong akses UMKMK terhadap sumber-sumber keuangan bisnis dan sumber daya produktif, 3 Meningkatkan fasilitas dan pendampingan dalam pengembangan UMKMK, 4 Meningkatkan kapasitas pelaku UMKMK, 5 Mengembangkan industri kreatif. Kelima ruang lingkup tersebut dapat dijabarkan dalam uraian berikut : 1 Mendorong tumbuh dan berkembangnya koperasi Pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di Kota Tebing Tinggi selama periode tahun 2006 sampai tahun 2010 secara umum mengalami peningkatan. Hal tersebut diindikasikan dari beberapa Indikator utama di bidang perkoperasian seperti data tabel …… di bawah ini. Tabel : 8.43 Perkembangan Perkoperasian Sampai Tahun 2010 No URAIAN SATU AN 2006 2007 2008 2009 2010 1 Jlh Koperasi UNIT 193 193 193 200 209 2 Jlh Anggota Orang 20.350 20.850 21.458 21.504 21.604 3 Aset Koperasi Rp.00 44.896.8 89 35.001.73 5 36.451.3 78 41.977.7 81 106.244.1 58 4 Volume Usaha Rp.00 62.300.2 67 70.215.18 5 72.521.1 64 88.762.0 00 97.955.86 9 5 SHU Rp.00 6.887.89 7.017.215 7.427.72 1 8.669.00 9.017.716 6 Jlh Karyawan Orang 88 105 105 135 118 Sumber Data: Dinas Koperasi dan UMKM, perindustrian dan perdagangan Tahun 2006-2010 Hal ini dapat terindikasi dengan bertambahnya jumlah koperasi dan koperasi aktif. Selain itu juga terjadi penambahan jumlah anggota dari 20.350 pada tahun 2006 menjadi 21.604 pada tahun 2010, juga terjadi kenaikan jumlah aset koperasi, volume usaha, jumlah SHU serta peningkatan siginifikan jumlah karyawan. Begitupun, pertambahan jumlah koperasi belum dibarengi dengan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan daya saing koperasi. Di sisi lain budaya perkoperasian hingga kini masih belum tersosialisasi secara meluas di tengah masyarakat. Oleh karenanya perlu terus dilakukan upaya untuk mendorong koperasi sebagai sokoguru perekonomian daerah. Bab VIII - 229 2 Mendorong akses UMKMK terhadap sumber-sumber keuangan bisnis dan sumber daya produktif Kota Tebing Tinggi memiliki UMKM sampai dengan tahun 2010 berjumlah 6.383 UKM dengan jenis usaha perdagangan jasa, industri kerajinan dan aneka usaha. Tabel : 8.44 Perkembangan UMKM Tahun 2010 NO SEKTOR TAHUN 2010 UKM 1. Perdagangan 3.408 2. Aneka Usaha warung nasi kedai nasi, kios rokok dan jajanan 1.812 3. Jasa warnet, hotel, penjahit, dll 647 4. Industri 304 5. Koperasi 212 Jumlah 6.383 Sumber data : Dinas Koperasi dan UMKM, perindustrian dan perdagangan 3 Meningkatkan fasilitas dan pendampingan dalam pengembangan UMKMK Keinginan kuat dan kesungguhan Kota Tebing Tinggi untuk mewujudkan pengembangan UMKM diwujudkan dengan pemberian fasilitas dan pendampingan UMKM. Salah satunya dengan mengikut sertakan UMKM dalam pelaksanaan pameran promosi. 4 Peningkatan Kapasitas Pelaku KUMKM Kemampuan sumber daya pelaku UMKM di Kota Tebing Tinggi masih perlu mendapatkan perhatian dan menjadi masalah klasik bagi pelaku usaha tersebut untuk dapat bersaing. Diantaranya yang cukup menentukan adalah jiwa kewirausahaan dan keunggulan kompetitif para pelaku UMKMK masih rendah. Berbagai upaya peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif. Berdasarkan kondisi umum kedudukan, fungsi dan peranan UMKMK dalam perekonomian terdapat berbagai permasalahan pokok penyelenggaraan perkoperasian dan UMKM di Kota Tebing Tinggi, yaitu masalah finansial dan masalah nonfinansial organisasi manajemen. Masalah yang termasuk dalam masalah finansial diantaranya adalah : 1 Kurangnya kesesuaian antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UKM; 2 Tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UKM; 3 Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil; Sedangkan termasuk dalam masalah organisasi manajemen non-finansial di antaranya adalah : 1 Kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan; Bab VIII - 230 2 Kurangnya pengetahuan akan pemasaran, yang disebabkan oleb terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, selain karena ketetbatasan kemampuan UKM untuk rmenyediakan produk jasa yang sesuai dengan keinginan pasar; 3 Keterbatasan sumber daya manusia SDM secara kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM; 4 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi. Dan beberapa permasalahan lain yang sering terjadi adalah : 1 Mendorong tumbuh dan berkembangnya  Belum tersosialisasinya budaya perkoperasian secara meluas di kalangan masyarakat. 2 Mendorong akses UMKMK terhadap sumber-sumber keuangan bisnis dan sumber daya produktif  UMKMK memiliki struktur permodalan lemah dan masih sulitnya UMKMK menembus dunia perbankan bankable  Masih sangat terbatasnya fungsi fasilitasi lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan dalam mendukung perkuatan permodalan UMKMK 3 Meningkatkan fasilitas dan pendampingan dalam pengembangan UMKMK  Masih minimnya kemampuan manajerial dan penggunaan teknologi tepat guna oleh pelaku UMKMK sehingga produktivitas maupun daya saing produk UMKMK masih rendah  Masih sulitnya UMKMK mengakses pasar 4 Meningkatkan kapasitas pelaku UMKMK  Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif pelaku UMKMK masih rendah  Masih lemahnya daya saing koperasi dibandingkan dengan pelaku usaha lainya.

b. Sasaran