perusahaan asuransi bukan mengatur mengenai hubungan antara penanggung dan tertanggung.
d Menurut Putusan MA No.1455 KPdt2007
Dalam Putusan MA No. 1455 KPdt2007, hakim berpendapat bahwasannya peristiwa yang di alami oleh PT. WIRA PERCA adalah pembakaran yang diikuti
dengan penjarahan oleh orang-orang tak dikenal force majeure dan hal ini termasuk dalam resiko yang telah disepakati oleh kedua belah pihak melalui polis asuransi
berikut perluasan jaminan. Oleh karenanya dapat dikatergorikan kepada hal-hal yang dapat diminta pertanggungan asuransi yang harus dipenuhi oleh PT. ASURANSI
WAHANA TATA. Melihat dari keempat sumber hukum diatas dapat disimpulkan bahwasannya
perusahaan asuransi dapat dimintai pertanggung jawaban atas kerugian akibat force majeure oleh pemegang polis apabila hal mengenai force majeure tersebut telah disepakati dan
dicantumkan dalam polis asuransi oleh kedua belah pihak.
2. Pentingnya Menambahkan Klausula Perlindungan Perluasan Extension Coverge
terhadap Keadaan Force Majeure dalam Asuransi
Berkembangnya jaman yang semakin pesat semakin membuat kejadian-kejadian yang berhubungan perlindungan asuransi atas suatu objek semakin kompleks dan tidak dapat
dipandang sesederhana begitu saja. Proteksi objek atas kejadian force majeure dapat dikatakan akan menjadi luas dan force majeure itu sendiri tidak hanya terjadi akibat dari
gempa bumi atau banjir namun dapat terjadi akibat situasi politik yang tidak menentu ataupun situasi ekonomi yang mengguncang.
Force majeure dari itu sendiri pada awalnya hanya sebagai bentuk halangan yang muncul dari suatu kontrak atas suatu kejadian yang hebat dan menimbukan akibat yang besar
dan luas permanen seperti bencana alam, wabah penyakit peperangan ataupun kekacauan
Universitas Sumatera Utara
yang begitu hebatnya sehingga debitur tidak memungkinkan sama sekali untuk memenuhi prestasinya. akan tetapi pada kenyataannya force majeure termasuk juga pada kejadina-
kejadian penghalang yang tidak bersifat mutlak atau bersifat sementara yang cakupannya menurut Professor William F. Fox meliputi bentuk-bentuk halangan yang timbul dari bencana
alam hingga pada halangan-halangan yang timbul dari kekacauan politik suatu negara.
98
Asuransi pada dasarnya diawali dengan adanya suatu perjanjian yang dimaksud di dalam pasal 251 KUHD, yaitu:
a. Adanya kesepakatan
b. Kewenangan
c. Objek tertentu
d. Kausa yang halal
e. Pemberitahuan
Syarat-syarat khusus di dalam perjanjian asuransi mengenai realisasi hak dan tanggung jawab tertanggung dan penanggung, seperti:
99
a. Penyebab timbul kerugian evenemen
b. Sifat kerugian yang menjadi beban penanggung
c. Pembayaran premi oleh tertanggung
d. Klausula-klausula tertentu
Terhadap syarat khusus yang dimaksud dalam Pasal 256 KUHD, bahwa polis kecuali asuransi jiwa, harus memuat syarat-syarat khusus sebagai berikut:
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b. Naman tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk pihak ketiga
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan
98
Ricardo Simanjuntak, Op.Cit., hal. 248.
99
Op.Cit. Abdulkadir Muhammad. hlm. 58
Universitas Sumatera Utara
e. Bahaya-bahayaevenemen yang ditanggung oleh penanggung
f. Saat bahayaevenemen mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
g. Premi asuransi
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dari segala janji-janji
khusus yang diadakan antara para pihak.
Dapat dipahami bahwa dalam perancangan suatu kontrak perlu dicantumkannya ketentuan force majeure yang bersifat permanen yang mengakibatkan kontrak tidak dapat
dilaksanakan secara keseluruhan ataupun bersifat kontrak tersebut menjadi berkahir. selain itu juga, pentingya menyertakan pengaturan force majuere yang bersifat menunda
pelaksanaan bersifat menunda pelaksanaan prestasi yang sementara yang memberikan konsekuensi memungkinkan dilakukannya penyesuaian-penyesuaian dalam mengatasi akibat
dari force majuere sementara tersebut.
100
Pada dasarnya ruang lingkup force majeure terletak adanya halangan untuk melaksanakan kontrak secara keseluruhan ataupun sebagian. Adanya
halangan untuk melaksanakan kotrak tesebut karena atas suatu kejadian yang tidak terduga, keadaan memaksa dan perbuatan tersebut dilarang untuk dilaksanakan.
Pentingnya Menambahkan klausula perlindungan perluasan extension coverge terhadap keadaan force majeure dalam Asuransi sangatlah penting karena adalah sebagai bentuk
perlindungan terhadap pemegang polis. Dalam kasus di atas PT. WIRA PERCA bisa mendapatkan ganti kerugian akibat penjarahan tersebut karena dalam polis asuransi tersebut
telah terdapat klausula perlindungan perluasan terhadap kerusuhan dan penjarahan yang terjadi selama kerusuhan.
Perlindungan perluasan terhadap keadaan force majeure ini seperti yang dimaksud sebelumnya adalah bukan hanya terhadap peristiwa dari guncangan keadaan alam yang
100
Ibid. Hal 249.
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan terhalangnya suatu kegiatan tertentu namun juga diakibatkan diluar dari keadaan alam atau God acts yaitu seperti ekonomi dan situasi politik.
Menambahkan klausula ini seharusnya dapat dilakukan oleh semua perusahaan asuransi dengan tujuan memberikan perlindungan asuransi yang efektif kepada tertanggung.
Selanjutnya halangan-halangan di dalam polis yang harus ditambahkan klausulnya adalah suatu halangan yang bersifat:
101
a. Tidak dapat diperhitungkan kehadirannya dari peristiwa force majeure tersebut ketika
kontrak tersebut disepakati b.
Terjadinya bukan merupakan akibat kesalahan ataupun diakibatkan oleh tindakan debitur sendiri
c. Halangan tersebut berada diluar dari kemampuan debitur tersebut untuk mengatasinya
Pada dewasa ini sudah banyak perusahaan asuransi menawarkan untuk menambahkan klausula perlindungan perluasan terhadap force majeure dalam polis asuransi.
Contoh dalam perusahaan asuransi terkemuka ACA. Dalam produk Asuransi ACA Otomate memberikan perlindungan lengkap yaitu : Allrisk Comprehensive kehilangan dan
kerusakan, Huru hara Terorisme Sabotase SRCC, Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak ketiga TJH 3 maksimum 20 juta, Kecelakaan yang menyebabkan kematian, Bencana
alam Banjir, Gempa, Tsunami, angin ribut maksimum 10 dari nilai pertanggungan.
Begitu juga dalam perusahaan asuransi Adira Insurance juga terdapat Perlindungan Perluasan Extention Coverage dengan penambahan premi, Pemegang polis dapat
menambahkan perlindungan perluasan di bawah ini:
102
Banjir Angin Topan Flood Winstorm Jaminan ganti rugi atau biaya perbaikan terhadap kerusakan pada kendaraan yang
disebabkan oleh angin topan, badai, hujan es, banjir, dan genangan air.
Gempa Bumi, Tsunami dan Letusan Gunung Berapi Earthquake, Tsunami, and Volcanic Eruption
101
Ibid. Hlm. 247
102
“Produk Asuransi Adira Insurance”, dalam http:www.asuransi.adira.co.idProductsAutocillinAutocillinProductInformationtabid92languageid-
IDDefault.aspx , diakses pada 10 November 2013
Universitas Sumatera Utara
Jaminan ganti rugi atau biaya perbaikan terhadap kerusakan pada kendaraan yang disebabkan oleh gempa bumi, tsunami dan atau letusan gunung berapi.
Pemogokan, Kerusuhan, dan Makar Strike, Riot, and Civil CommotionSRCCTS Jaminan ganti rugi atau biaya perbaikan terhadap kerusakan pada kendaraan yang
disebabkan oleh kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja, tawuran, huru-hara, pembangkitan rakyat, revolusi, makar, terorisme dan atau sabotase.
Penambahan klausula terhadap perlindungan perluasan terhadap keadaan force majeure dengan mencantumkan fleksibilitas dari pelaksanaan suatu prestasi. Hal ini diakibatkan
karena perubahan-perubahan prestasi tersebut dapat pula mengakitbakan perubahan- perubahan pada bentuk pelaksanaan dari prestasi itu sendiri dari hal-hal yang telah disepakati
sebelumnya. Salah satu klausula yang dapat ditambahkan adalah dengan membuka kesempatan untuk menegosiasikan ataupun merevisi kembali pola pelaksanaan prestasi yang
tertunda, misalnya konsekuensi harga kontrak atau juga pengaturan tentang konsekuensi pelaksanaan kontrak tersebut dalam hal langkah ataupun pembicaraan untuk merevisi kontrak
tersebut ternyata tidak berhasil disepakati.
103
3. Penyelesaian Sengketa Dalam Asuransi 1. Lembaga Peradilan