Keabsahan Data METODE PENELITIAN

50 Berikut adalah skema proses analsis data Interactive Model Miles dan Conclusions DrawingVerifiying. Gambar 2. Analisis Data Interactive Model Miles dan Huberman

F. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Lexy J. Maleong 2005: 330 ada empat kriteria yang digunakan yaitu: 1. Kredibilitas Untuk memastikan apakah data yang dikumpulkan itu kredibel, maka ada beberapa teknik yang dapat dipergunakan. Teknik pemeriksaan data tersebut terdiri dari; a perpanjangan keikutsertaan, b ketekunan pengamatan, c triangulasi, d pemeriksaan sejawat melalui diskusi, e kecukupan refrensi, f pengecekan anggota. Data Display Data Collection Data Reduction Conclusions DrawingVerifiying 51 2. Transferbilitas Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. 3. Dependendabilitas Untuk menyakinkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan itu realiabel, maka dilakukan dengan cara auditing kebergantungan. Hal ini dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran dalam pemeriksaan terhadap kriteria kebrgantungan terdapat beberapa langkah. Pertama, tema auditor berurusan dengan kecukupan inquiry dan pemanfaatan metodeloginya. Juga auditor perlu menelaah sejauh manakah seluruh data telah dimanfaatkan dalam analisis dan sejauh manakah setiap bidang yang tercakup secara beralasan sudah ditelaah oleh si peneliti? Sejauh manakah tindak tanduk peneliti dipengaruhi oeleh persoalan praktis seperti karena pengaruh subjek? Sejauhmanakah peneliti menemukan kasus negatif dan data positif? Pengaruh perasaan dan emosi dari pihak peneliti perlu pula diperiksa. Terakhir unsur-unsur rancangan penelitian yang 52 muncul dari penelitian agar juga diperiksa dan auditor juga hendaknya mencatat jika sekiranya terjadi hambatan dan ketidak stabilan. 4. Confirmabilitas Untuk mendapatkan data yang obyektif, juga dilakukan dengan cara auditing kepastian data. Pertama-tama auditor perlu memastikan apakah hasil penemuannya itu benar-benar berasal dari data. Sesudah itu auditor berusaha membuat keputusan apakah secaralogis kesimpulan itu ditarik dan berasal dari data. Auditor juga perlu melakukan penilaian terhadap derajat ketelitian peneliti apakah ada kemencengan, memperhatikan terminology peneliti apakah dilakukan atas dasar terori dari dasar, apakah terlalu berlebihan menonjolkan pengetahuan apriori peneliti dalam konseptualisasi penemuan dan menelaah apakah ada atau tidak intropeksi. Terakhir auditor menelaah kegiatan peneliti dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data. Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi dalam menguji kredibilitas data. Lexy J. Moleong 2005: 330 menjelaskan, triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi metode dan sumber. Triangulasi metode menekankan penggunaan smetode pengumpulan data yang berbeda pada sumber 53 data yang sama untuk menguji kemantapannya. Dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara serta dokumentasi. Untuk triangulasi sumber menekankan penggunaan metode yang sama pada sumber yang berbeda-beda untuk menguji kemantapan data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber yaitu menggunakan teknik wawancara dengan tema atau topik yang sama pada sumber yang berbeda-beda. 54

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Profil

a. Sejarah

Melalui Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan yang ditetapkan oleh Menteri P K, sekolah-sekolah teknologi dengan jenjang pendidikan 4 tahun dibangun di berbagai kota besar di Indonesia. Proyek berskala nasional inilah yang menjadi awal berdirinya Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan STMP Yogyakarta yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Juni 1972. Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan Yogyakarta yang kemudian sering disebut dengan Stembayo ini merupakan sekolah ketiga yang diresmikan secara langsung oleh Presiden RI setelah STMP di Jakarta dan Semarang, lalu diikuti STMP di kota-kota lain seperti Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, Pekalongan, dan Temanggung. Di usianya yang mencapai lebih dari empat puluh tahun, Stembayo kini telah berganti nama menjadi SMKN 2 Depok Sleman Yogyakarta berdasarkan Surat Kepmen Depdikbud No. 003401997 tentang Perubahan Nomenklator tertanggal 7 Maret 1997. Meski telah berubah nama namun sekolah ini tetap melaksanakan program pendidikan 4 tahun. Untuk lebih jelasnya profil SMKN 2 dapat dilihat pada tabel berikut: