36 industriprakerin; 2 pemagangan guru; 3 pembiayaan pendidikan dan
pelatihan; 3 pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Kemitraan dalam evaluasi dapat berupa 1 pelaksanaan uji kompetensi; 2 pemberian
sertifikasi; dan 3 rekrutmen tamatan Anwar, 1999:6. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa dengan kemitraan dapat memberikan kemudahan bagi SMK untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kemajuan industri dan kebutuhan
pasar. Kemitraan juga dapat membantu dalam operasional sekolah dalam bentuk dana maupun sarana dan prasarana, serta kemudahan pada pelaksanaan
kegiatan pelatihan baik pada guru maupun siswa. Selain itu dengan adanya kemitraan, SMK diharapkan dapat memberikan kemudahan pada lulusan
dalam mencari peluang pekerjaan salah satunya melalui rekruitmen tamatan oleh suatu perusahaan.
D. Penelitian yang Terkait
Penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya mengenai modal sosial adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tyas Ambar Sari pada tahun 2009, skripsi mahasiswa Sosiologi, FISE, UNY. Skripsi ini berjudul “Peran Modal Sosial
dalam Perdagangan Sapi di Pasar Pedan Kabupaten Klaten”. Membahas tentang bentuk modal sosial dan peran modal sosial dalam perdagangan sapi di Pasar
Pedan. Bentuk-bentuk modal sosial dalam perdagangan sapi berasarkan hasil penelitian adalah kepercayaan, jaringan sosial, dan norma memiliki peran
37 penting. Kepercayaan didapatkan dari terwujudnya sikap jujur para aktor
perdagangan sapi, reputasi dan kedisiplinan dalam trensaksi pembayaran. Kepercayaan dalam kegiatan perdagangan penjualan sapi menjadi dasar
terjalinnya hubungan antar aktor satu dengan lainnya. Jaringan sosial dalam perdagangan sapi membantu mengakses informasi, membantu mendapatkan
rekan bisnis dan membantu mengakses sumberdaya. Norma yang melekat pada kegiatan perdagangan sapi berupa kesepakatan harga, kesepakatan pembayaran
serta masa tenggang pembayaran. Norma sangat berperan dalam kelangsungan kegiatan perdagangan karena berfungsi untuk meminimalkan kemungkinan
penyimpangan dalam perdagangan, membantu mengatur transaksi, serta membantu tiap pelaku perdagangan mendapatkan kepercayaan dan jaringan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rajoki Simarmata pada tahun 2009, tesisi mahasiswa Pacasarjana, Universitas Sumatra Utara. Tesis ini berjudul “Peran
Modal Sosial dalam Mendorong Sektor Pendidikan dan Pengembangan Wilayah di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran modal sosial yang ditemukan dalam sektor pendidikan adalah : 1 saling percaya kejujuran dan kemurahan hati. 2
jaringan sosial partisipasi, solidaritas dan kerjasama dan 3 pranata sosial. Disamping itu, nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Batak
merupakan sarana yang efektif untuk menumbuh kembangkan keswadayaan masyarakat dalam pembangunan sekolah dan pendidikan yang berkualitas,
sehingga ketergantungan akan peran pemerintah dalam pembangunan akan
38 semakin berkurang dan akan mampu menciptakan kemandirian masyarakat.
Peran modal sosial secara nyata memberi pengaruh positif signifikan terhadap pengembangan wilayah.
Penelitian di atas oleh Tyas Ambar Sari memaparkan tentang peran modal sosial dalam Perdagangan Sapi di Pasar Pedan Kabupaten Klaten, dan penelitian
yang sudah dilakukan oleh Rajoki Simarmata tentang Peran Modal Sosial dalam Mendorong Sektor Pendidikan dan Pengembangan Wilayah di Kecamatan Garoga
Kabupaten Tapanuli. kesamaan antara kedua penelitian yang sudah dilakukan di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti kali ini yaitu, sama-sama
membahas tentang peran modal sosial. Namun perbedaanya adalah peneliti lebih memfokuskan pada peran modal sosial dalam membangun kemitraan antara SMK
dengan dunia usaha, dan studi penelitian dilakukan di SMK N 2 Depok Yogyakarta.
E. Kerangka Pikir