MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
PPPPTK Penjas dan BK | 137
b. Konsep Pendidikan Profesional Konselor
Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan KonselingKonselor disingkat PPG-BKK, yang ada saat ini merupakan salah satu bentuk amanah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang kemudian ditegaskan oleh Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Berdasarkan kedua produk hukum ini program pendidikan profesi guru adalah
program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat
dan minat menjadi guru, agar mereka dapat menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan dan
memperoleh sertifikat pendidik. Artinya, pendidikan profesi guru dilaksanakan paska S-1D-IV, selama satu tahun, tanpa membedakan
latar belakang, baik berlatar belakang kependidikan maupun non kependidikan.
Persoalan yang muncul adalah kedua produk hukum yang memayungi pendidikan profesi guru tersebut tidak memandang kompetensi guru
sebagai suatu keutuhan dan tidak memberikan perlakuan berbeda kepada lulusan pendidikan yang sudah nyata-nyata mempelajari
pendidikan sejak masuk kuliah. Oleh sebab itu Kartadinata 2011, hlm. 14 meluruskan kembali konsep pendidikan profesi guru ini dengan
menegaskan bahwa pendidikan profesi adalah pembentukan dan penajaman kiat profesional melalui latihan dan penerapan kompetensi
akademik di dalam praktik nyata yang berlangsung dalam seting otentik. Bahkan Kartadinata 2007, hlm. 573 menegaskan bahwa
pendidikan profesi konselor berupa program pengalaman lapangan selama dua semester yang ditujukan untuk mempertajam kiat
profesional sebagai seorang konselor. Kedua konsep pendidikan profesi ini menunjukkan bahwa pendidikan akademik dan pendidikan
profesi sebagai suatu keutuhan. Oleh sebab itu pendidikan profesi
konselor harus didudukan pada kerangka utuh pendidikan profesional konselor. Dengan demikian keutuhan kompetensi sebuah
profesi mencakup kompetensi akademik yang dikembangkan melalui
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
138 | PPPPTK Penjas dan BK
program pendidikan akademik, yang bermuara pada pencapaian kualifikasi akademik dengan penganugerahan gelar sarjana, dan
kompetensi profesional yang dibentuk melalui pendidikan profesi melalui penerapan kiat kompetensi akademik dalam praktik nyata
dalam setting otentik, yang bermuara dengan penganugerahan Sertifikat Profesi.
Bagi profesi bimbingan dan konseling, dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor, polemik konsepsional pendidikan profesi konselor sebagaimana pernah dialami profesi pendidik yang
lain, nyaris tidak terjadi. Pada Peraturan Menteri ini sangat tegas dijelaskan bahwa konselor adalah tenaga pendidik profesional yang
telah menyelesaikan pendidikan akademik strata satu S-1 program studi Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi
Konselor. Berdasarkan Peraturan Menteri ini jelas bahwa Pendidikan Profesi Konselor mesti mempertimbangkan latar belakang pendidikan,
yakni mahasiswa yang mengikuti Pendidikan Profesi Konselor harus yang berlatar belakang S-1 bimbingan dan konseling. Ini sangat jelas
bahwa bagi bimbingan dan konseling pendidikan profesi yang dimaksud adalah Pendidikan Profesional Konselor.
Seharusnya menjadi komitmen semua pihak yang terkait dengan
pendidikan profesi bahwa pendidikan profesional konselor terdiri
atas dua penggalan program yang satu sama lain tidak terpisahkan, yakni program pendidikan akademik dan program pendidikan profesi.
Kedua program ini berbeda dalam tujuan dan pengembangan orientasi berpikirnya. Dilihat dari sisi tujuan, program pendidikan akademik
bertujuan mengembangkan kompetensi akademik dalam bidang bimbingan dan konseling sebagai landasan keilmuan the scientific
basis of the art bagi praktik profesi bimbingan dan konseling. Adapun program pendidikan profesi bertujuan menerapkan dan mempertajam
kiat profesional melalui latihan dan penerapan kompetensi akademik di dalam praktik nyata yang berlangsung dalam situasi otentik di
lapangan, di bawah supervisi yang efektif oleh supervisor yang kompeten. Dilihat dari perbedaan orientasi berfikir, pendidikan
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
PPPPTK Penjas dan BK | 139 akademik berfikir keilmuwan sedangkan orientasi berfikir pendidikan
profesional berfikir profesi Natawidjaja, 2007, hlm. 555. Sementara itu Sukmadinata 2007, hlm. 349 mengemukakan perbedaan pendidikan
akademik dengan pendidikan profesi berdasarkan arah kajian, hasil pendidikan dan karya akhir yang dihasilkan.
c. Tujuan Pendidikan Profesional Konselor