MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
126 | PPPPTK Penjas dan BK
1 Edukatif, yakni layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada pencegahan dan pengembangan. Tetapi tidak berarti kuratif atau
terapeutik diabaikan. 2 Pengembangan, yakni titik sentral sasaran bimbingan dan konseling
adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian peserta didik atau konseli
3 Outreach, yakni yang menjadi target populasi layanan adalah semua individu dalam semua konteks kehidupannya.
2. Pengembangan Bimbingan dan Konseling Multibudaya
a. Pendekatan Bimbingan dan Konseling Multibudaya dalam Konstelasi Dunia Postmodern
Munculnya pendekatan bimbingan dan konseling multibudaya pada konstelasi dunia pasca modern postmodern dilatari oleh kesadaran
masyarakat terhadap makna keberagaman, konsensus para ahli mengenai pentingnya perspektif multibudaya dalam bimbingan dan
konseling, dan tantangan kehidupan global yang semakin menuntut konselor peka terhadap pengembangan kompetensi multibudaya
Hansen, 1997; Loewenthal, 2003; dan Baruth Manning, 2012. Ini semua perlu dipahami dan menjadi pola pikir mind set Guru
Bimbingan dan KonselingKonselor kini dan masa mendatang sehingga
mampu memberikan
layanan profesionalnya
pada masyarakat atau individu yang hampir dapat dipastikan multibudaya.
1 Kesadaran terhadap Keberagaman
Isu global yang terkait dengan permasalahan multibudaya telah menggugah kesadaran pelbagai bangsa di dunia akan pentingnya
apresiasi yang lebih arif terhadap keragaman dan pekembangan budaya Hansen, 1997:41. Kesadaran yang dimaksud adalah
pemahaman dan apresiasi yang tepat atas keberagaman budaya baik secara individual maupun kelompok. Ini amat penting sebab
keragaman budaya yang begitu kompleks di satu sisi dan perkembangannya yang tanpa mengenal batas ruang dan waktu di
sisi lain bukan sekedar memberikan peluang dan jalan hidup lebih baik namun bisa jadi merupakan ancaman serius dalam hidup.
Terlebih di Indonesia sebagai negara yang nyata-nyata mendapat
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
PPPPTK Penjas dan BK | 127 anugrah multibudaya merupakan potensi luar biasa untuk
memunculkan berbagai keunikan yang bisa jadi di era global ini menjadi daya tawar menggiurkan bagi masyarakat dunia. Namun
jika tidak terfasilitasi dengan baik sangat memungkinkan potensi ini berubah menjadi malapeta dan kenistaan bangsa. Oleh sebab itu
untuk memfasilitasi
keunikan 1.128
suku bangsa
yang menggunakan lebih dari 700 bahasa dan tersebar pada 17.508
pulau, sebagai wujud keinginan politiknya, Indonesia merumuskan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara Setjen MPR RI,
2012:2, yang salah satu adalah Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara. Inilah pilar kesadaran akan hidup bersama di
dalam kehidupan multibudaya yang sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak bangsa, jauh sebelum zaman modern.
Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, saat ini sedikitnya diperhadapkan kepada tiga tekanan globalisasi, yakni tekanan
antara pilihan individual dengan pilihan sosial, tekanan antara pasar bebas dengan intervensi pemerintah, serta tekanan antara
kekuasaan lokal dengan kekuasaan ekstra lokal Kartadinata, 2011:3. Tekanan tersebut sekali-kali dapat menjadi sumber konflik
batin berkepanjangan, menjadi stressor, menyebabimbingan dan konselingan termarjinalkannya kelompok etnik tertentu serta resiko-
resiko lainnya yang mungkin terjadi. Fenomena global seperti ini seyogianya diapresiasi secara arif berangkat dari kesadaran akan
arti keberagaman dan perkembangan budaya diikuti oleh komitmen untuk menghargai keberagaman dan mengikuti perkembangan
budaya yang terjadi Bichsel, 2001. Jika tidak demikian individu cenderung terjebak dalam suasana salah suai. Mereka cenderung
kurang adaptif terhadap keragaman dan perubahan yang terjadi.
2 Konsensus Para Ahli Mengenai Pentingnya Perspektif Multibudaya dalam Bimbingan dan Konseling
Sementara ini pendekatan bimbingan dan konseling seperti psikodinamik, behavioral, dan humanistik ditengarai sebagai
bimbingan dan konseling yang monobudaya McLeod 2003: 273.
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
128 | PPPPTK Penjas dan BK
Padahal pada era sekarang ke depan hampir tidak mungkin ada individu atau kelompok orang yang mono budaya. Perkembangan
manusia merupakan suatu proses berkelanjutan ongoing process sampai akhir hayat disertai variasi budaya dan individual yang ada
pada setiap periode perkembangannya Baruth and Manning, 2012:16. Menurutnya, variasi budaya yang dialami manusia dalam
rentang kehidupannya membuat manusia menjadi multibudaya. Ini mengimplikasikan bahwa untuk memahami manusia perlu
pendekatan multibudaya. Dalam konteks ini, Jackson, 2006:311 menegaskan bimbingan dan konseling multibudaya mengakui
bahwa budaya membentuk dasar perkembangan kognisi, emosi, perilaku, asumsi, keyakinan, dan harapan sehingga memengaruhi
setiap aspek kehidupan sehari-hari. Bimbingan dan konseling multibudaya dikembangkan atas dasar
kebutuhan konseli sesuai dengan keunikan perkembangan identitas budayanya Baruth and Manning, 2012:28. Bimbingan dan
konseling multibudaya ditujukan agar konseli memiliki fleksibiltas budaya, memahami persoalan personal dan realitas sosialpolitik,
serta mampu melakukan self-help dalam dunia multibudaya McLeod, 2003: 286-287. Oleh sebab itu para ahli seperti Sue
Sue 2003, McLeod 2003, Jackson 2006, Hays Erford 2010, Baruth and Manning 2012, sampai pada suatu konsensus
bahwa bimbingan dan konseling multibudaya secara filosofis sebagai upaya untuk memfasilitasi konseli atau peserta didikkonseli
berkembang optimal dan dapat hidup harmoni dalam kehidupan multibudaya.
3 Tantangan Kehidupan Global
Tantangan global pada abad 21 adalah bahwa skill yang mumpuni menjadi prasyarat seseorang untuk meraih sukses. Menurut Griffin
2012 skill yang diperlukan seseorang pada abad 21 akan tampak dari cara berpikir ways of thinking, cara kerja ways of working,
alat kerja tools of working, serta cara hidup living in the world. Cara berpikir ways of thinking manusia abad 21 adalah cara
berpikir yang kreatif dan inovatif, berpikir kritis critical thinking,
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL
PPPPTK Penjas dan BK | 129 berpikir yang yang mengarah kepada pemecahan masalah
problem solving, cara berpikir yang melahirkan pengambilan keputusan tepat dan akurat decision making, berpikir yang
memfasilitasi manusia belajar untuk belajar learning to learn, serta berpikir yang memiliki ketajaman metakognisi metacognition. Cara
kerja ways of working manusia abad 21 adalah cara kerja yang komunikatif dan kolaboratif. Pada abad 21 komunikasi menjadi skill
utama untuk memperoleh pekerjaan. Hasil Survei yang diterbitkan oleh National Association of Colleges and Employers, USA, 2002
terhadap 457 pimpinan ditemukan 10 besar urutan teratas skill yang diperlukan untuk memperoleh pekerjaan sebagai berikut ini.
Temuan tersebut sangat mengejutkan sebab IPK tidak termasuk sepuluh besar kriteria utama untuk memperoleh pekerjaan. Selain
pentingnya kerja sama, perlengkapan kerja tools of working pada kehidupan abad 21 dilengkapi dengan informasi dan ICT literasi
information and ICT literacy. Dalam hidup dan kehidupan di dunia global saat ini, dalam
melakukan perannya sebagai penduduk citizenship, manusia misti berupaya untuk mampu baik menjadi penduduk lokal maupun global
local and global citizenship. Ini berimbas juga kepada cara hidup dan karir, yakni pengembangan kehidupan dan karir tidak bisa lepas
dari pengaruh kehidupan global. Dalam konstelasi pengembangan sosial-pribadi, manusia abad 21 mengemban tanggung jawab
personal dan sosial. Selain itu manusia perlu memiliki kesadaran dan kompetensi budaya, yakni kemampuan dan kesanggupan
memecahkan masalah
yang dibangun
oleh kesadaran,
pengetahuan, serta keterampilan multibudaya.
b. Urgensi Bimbingan dan Konseling Multibudaya