Bimbingan dan Konseling Sebagai Proses Individuasi.

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 31

5. Prinsip Bimbingan dan Konseling

a. Bimbingan dan Konseling Diperuntukkan bagi Semua Peserta DidikKonseli dan Tidak Diskriminatif Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta didikkonseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu guidance is for all individuals Yusuf Nurihsan 2005:17, menyatakan bahwa prinsip bimbingan diberikan kepada semua peserta didikkonseli, baik tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan kuratif; dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan individual. Prinsip ini berhubungan dengan sasaran layanan yang berdasarkan pada prinsip kesetaraan, yaitu bimbingan dan konseling tidak membedakan konseli dari latar belakang suku, agama, status sosial, dan jenis kelamin. Hal tersebut berarti bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang usia jenis, kelamin, dan status sosial, memperhatikan tahapan perkembangan, dan memperhatikan perbedaan individu.

b. Bimbingan dan Konseling Sebagai Proses Individuasi.

Setiap peserta didikkonseli bersifat unik berbeda satu sama lainnya dan dinamis, dan melalui bimbingan peserta didikkonseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh. Beberapa definisi para ahli konseling menegaskan hal-hal sebagai berikut. Definisi konseling Good 1990 menyatakan bahwa ―konseling merupakan bantuan yang bersifat individual dan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah pribadi, pendidikan dan vokasional, dalam bantuan tersebut semua fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut dipelajari, dianalisis dan berdasarkan hal-hal tersebut bantuan pemecahan masalah dirumuskan, seringkali dengan meminta bantuan para spesialis, nara sumber di sekolah dan masyarakat, menggunakan wawancara pribadi yang diarahkan agar konseli dapat membuat keputusan sendiri‖. Pepinsky and Pepinsky 1998 berpandangan hampir sama dengan MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BKKONSELOR SMA KK B PROFESIONAL 32 | PPPPTK Penjas dan BK Good 1990, bahwa hubungan konseling bersifat pribadi, dan tujuan konseling adalah membantu konseli agar konseli dapat mengubah perilakunya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya ―... counseling is a client in a private setting, with the purpose of helping the client change herhis behavior so that a satisfactory resolution of needs may be obtained ”: Pepinsky and Pepinsky dalam Sukmadinata 2007: 14- 15. Menurut Wrenn: ―...Konseling merupakan hubungan yang dinamis dan terarah antara dua orang, prosedurnya bervariasi sesuai dengan esensi dari kebutuhan siswa, tetapi di dalamnya selalu ada hubungan timbal-balik antara konselor dengan peserta didik yang dipusatkan pada klarifikasi dan penentuan sendiri oleh siswa‖. Hubungan dan kerja sama antara konselor dengan konseli, bagi perkembangan konseli agar mampu menciptakan keserasian antara dirinya dengan lingkungannya, mampu membina kehidupan bersama. Bimbingan bersifat individualisasi Yusuf Nurihsan 2005:18, menyatakan setiap individu bersifat unik berbeda satu dengan lainnya, dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingan menggunakan teknik kelompok.

c. Bimbingan dan Konseling Menekankan Nilai-Nilai Positif.