Analisis post optimal dilakukan untuk mencari kemungkinan- kemungkinan besarnya perubahan pada solusi optimal atau nilai dual jika terjadi
perubahan pada koefisien nilai fungsi tujuan dan nilai ruas kanan batasan. Dengan adanya analisis tersebut, pemecahan optimal yang baru akibat adanya perubahan
koefisien nilai fungsi tujuan dan nilai ruas kanan batasan akan dapat dihasilkan. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis post optimal dengan tiga
skenario. Skenario I adalah peningkatan harga bahan baku sebesar 14,63 persen, sehingga menyebabkan naiknya biaya produksi sebesar 10,68 persen. Hal ini
didasarkan pada kenaikan harga tertinggi pada bulan juni yaitu dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 8.200 per kg akibat gagalnya panen kedelai di Amerika Serikat.
Selain itu naiknya harga kedelai tersebut juga terjadi akibat impor besar-besaran kedelai yang dilakukan oleh China sehingga mengurangi stok kedelai di Pasar
Dunia. Skenario II adalah peningkatan jumlah asam tahu sebesar 48,61 persen. Jumlah penambahan tersebut didapatkan dari selisih antara ketersediaan maksimal
dan ketersediaan rata-rata asam tahu per bulannya. Sedangkan skenario III merupakan penggabungan dari skenario I dan skenario II. Adapun tujuan dari
skenario-skenario tersebut adalah untuk melihat sejauh mana perubahan tersebut dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya, jumlah produksi, dan keuntungan pada
usaha agroindustri tahu.
3.5 Konsep Operasional
1. Agroindustri tahu adalah industri yang menggunakan bahan baku utama dari produk pertanian yaitu kedelai.
2. Sumberdaya adalah input yang digunakan dalam proses produksi tahu, meliputi kedelai, asam tahu, jam kerja tenaga kerja, jam kerja mesin giling,
dan modal. 3. Sumberdaya aktif adalah sumberdaya yang habis terpakai dalam proses
produksi. 4. Sumberdaya tidak aktif adalah sumberdaya yang tidak habis terpakai dalam
proses produksi. 5. Kedelai adalah bahan baku utama yang digunakan pada agroindustri tahu
KgBulan. 6. Asam tahu adalah bahan penunjang yang digunakan pada agroindustri tahu
yang berfungsi untuk menggumpalkan sari kedelai LiterBulan. 7. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi tahu meliputi tenaga
kerja dalam kegiatan penyortiran, pencucian, perendaman, penggilingan, perebusan, penyaringan, penggumpalan, percetakan dan pemotongan tahu
HOKBulan. 8. Jam kerja tenaga kerja adalah jam kerja yang digunakan tenaga kerja selama
proses produksi JamBulan. 9. Jam kerja mesin giling adalah jam kerja yang digunakan pada mesin giling
kedelai selama proses produksi JamBulan. 10. Total biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegitan
produksi seperti biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja, dan biaya perawatan mesin RpBulan.
11. Harga tahu adalah harga tahu yang dibeli oleh konsumen untuk dikonsumsi RpUnit.
12. Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual RpUnit.
13. Keuntungan adalah total penerimaan yang diperoleh pengusaha setelah dikurangi total biaya RpBulan.
14. Optimalisasi adalah pencapaian suatu tindakan atau keadaan yang terbaik dari sebuah masalah keputusan pembatasan sumberdaya.
15. Program linear adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang
bersaing, dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan. 16. Analisis optimasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui dan
menentukan kombinasi produksi terbaik yang dapat menghasilkan tujuan dengan keterbatasan sumberdaya.
17. Analisis sensitivitas adalah analisis yang digunakan untuk menentukan parameter dalam model yang sangat kritis atau sensitif dalam memberikan
suatu solusi. 18. Analisis post optimal adalah analisis yang digunakan untuk mencari
kemungkinan-kemungkinan besarnya perubahan pada solusi optimal atau nilai dual value jika terjadi perubahan pada koefisien fungsi tujuan dan ruas kanan
sumberdaya.
IV. Keragaan Responden dan Proses Pengolahan Tahu
4.1 Keragaan Responden
Usaha agroindustri tahu yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah usaha agroindustri tahu yang memiliki Tanda Daftar Industri TDI dan Surat Izin
dari Kepala Desa setempat. Dari 25 pelaku usaha agroindustri tahu yang menjadi populasi dalam penelitian ini, hanya 22 pelaku usaha yang bersedia untuk
memberikan data proses kegiatan usahanya. Dari 22 pelaku usaha agroindustri tahu, hanya 16 responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu usaha
agroindustri tahu yang memproduksi tahu putih saja. Keragaan responden tersebut