Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan Sumberdaya

satuan liter maka keuntungan optimalnya akan bertambah sebesar perkalian antara nilai dual value dan jumlah penambahannya. Sumberdaya kedelai, jam kerja tenaga kerja, jam kerja mesin giling, dan ketersediaan modal merupakan sumberdaya pasif atau berlebih. Sumberdaya- sumberdaya tersebut memiliki nilai dual value sama dengan nol dan nilai slack yang lebih dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan satu-satuan nilai ruas kanan sumberdaya-sumberdaya tersebut tidak akan mempengaruhi besarnya nilai fungsi tujuan. Apabila para pelaku usaha tetap ingin menambah nilai ruas kanan sumberdaya tersebut, maka para pelaku usaha hanya melakukan pemborosan saja.

5.2.2 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan

Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang diperbolehkan pada nilai kontribusi keuntungan setiap variabel tujuan yang tidak mengubah solusi optimalnya. Hasil analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound X 1 339.242,1 229,84 189,372 Infinity X 2 32.474 151,96 -infinity 184,434 Sumber: Data Hasil Survei Tahun 2012, diolah Dari Tabel 12 diketahui bahwa tahu besar memiliki nilai batas bawah dan nilai batas atas yaitu 189,372 dan infinity. Hal ini berarti apabila pelaku usaha menurunkan keuntungan per unit tahu besar hingga menjadi Rp 189,372 atau meningkatkan keuntungan per unit tahu besar hingga tak terhingga maka penurunan atau peningkatan tersebut tidak akan mempengaruhi solusi optimalnya. Sedangkan tahu kecil memiliki nilai batas bawah sebesar negatif tak terhingga dan batas atas keuntungan sebesar Rp 184,434. Apabila pelaku usaha menurunkan keuntungan per unit tahu kecil hingga menjadi negatif tak terhingga hingga menjadi Rp 184,434 maka penurunan atau peningkatan tersebut tidak akan mempengaruhi solusi optimalnya.

5.2.3 Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan Sumberdaya

Analisis sensitivitas nilai ruas kanan sumberdaya menunjukkan selang perubahan nilai RHS yang tidak mengubah nilai dual sumberdaya tersebut. Selang kepekaan ditunjukkan dengan nilai antara batas maksimum dan batas minimum dari peningkatan dan penurunan ketersediaan sumberdaya RHS. Apabila perubahan nilai ruas kanan sumberdaya masih berada pada selang kepekaan, perubahan tersebut tidak akan merubah nilai dual value. Namun, jika perubahan nilai ruas kanan sumberdaya berada diluar selang kepekaan sekecil apapun maka akan mengubah dual value sumberdaya tersebut. Hasil analisis sensitivitas nilai ruas kanan sumberdaya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan Sumberdaya Sumberdaya Dual Value Slack Surplus Original Value Lower Bound Upper Bound Kedelai 747,1572 9.187,5 8.440,343 Infinity Asam Tahu 11.239,12 6.937,5 7.535,69 3 Jam Kerja TK 9.174,212 22.570,875 13.396,67 Infinity Jam Kerja Mesin Giling 283,0379 300 16,9621 Infinity Modal 31.401.29 77.270.210 45.868.92 Infinity Sumber: Data Hasil Survei Tahun 2012, diolah Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa sumberdaya asam tahu merupakan sumberdaya aktif yang memiliki selang kepekaan yaitu masing-masing antara 0 hingga 7.535,693. Apabila terjadi perubahan nilai ruas kanan sumberdaya sebesar satu-satuan pada sumberdaya tersebut dimana perubahannya masih dalam selang kepekaan maka tidak akan mengubah nilai dual value. Namun, jika perubahan nilai ruas kanan sumberdaya diluar selang kepekaan sekecil apapun maka perubahan tersebut akan mengubah nilai dual value sumberdaya aktif tersebut. Sedangkan sumberdaya lainnya yaitu sumberdaya bahan baku, jam kerja tenaga kerja, jam kerja mesin giling, dan modal merupakan sumberdaya pasif yang memiliki batas atas tak terhingga infinity. Artinya apabila nilai ruas kanan kendala ditambahkan hingga tak terhingga, maka nilai dual value sumberdaya tersebut akan tetap bernilai nol. Sehingga, apabila pelaku usaha tetap melakukan penambahan nilai RHS maka hal itu hanya menjadi pemborosan saja.

5.2 Analisis Post Optimal