III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Perencanaan produksi yang optimal disusun oleh suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat produksi optimal yang dapat dihasilkan perusahaan tersebut.
Pada awalnya, penyusunan perencanaan produksi yang optimal untuk pelaku usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru dilakukan dengan membuat model
program linear untuk masalah optimalisasi produksi. Model program linear disusun dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi
perusahaan. Untuk menghasilkan tingkat produksi yang optimal, pelaku usaha agroindustri di Kota Pekanbaru memiliki berbagai batasan. Batasan-batasan
tersebut dapat berupa batasan bahan baku, batasan bahan penunjang, batasan jam kerja tenaga kerja, batasan jam kerja mesin penggiling, dan batasan ketersediaan
modal. Pemecahan masalah optimalisasi produksi dilakukan dengan
menggunakan model program linier. Penggunaan alat analisis ini adalah dengan mempertimbangkan bahwa program linier merupakan suatu teknik yang sudah
banyak digunakan dalam kegiatan produksi diberbagai jenis usaha. Selain itu, program linier juga sudah dibuktikan kemudahan dan keakuratannya berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu. Program linier memberikan solusi bagi perencanaan produksi optimal, dengan mengidentifikasi aktivitas dan sumberdaya
pada kegiatan produksi yang dilakukan pelaku usaha agroindustri kedelai. Pemecahan persoalan dengan linear programming akan memberikan rumusan
perencanaan produksi optimal mengenai berapa jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal.
Solusi optimal dari model linear programming dianalisa dengan menggunakan analisis optimasi, analisis sensitivitas, dan analisis post optimal.
Analisis optimasi yaitu untuk menunjukkan berapa banyak jumlah produksi optimal dari tiap ukuran produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha sehingga dapat
mencapai keuntungan maksimal. Selain itu, analisis optimasi juga digunakan untuk mengetahui sumberdaya yang menjadi sumberdaya aktif habis terpakai
dan sumberdaya pasif tidak habis terpakai dalam proses produksi. Analisis sensitivitas ditujukan untuk mengetahui perubahan persediaan sumberdaya dan
perubahan keuntungan per unit. Perubahan persediaan sumberdaya menunjukkan rentang perubahan dalam ketersediaan tiap sumberdaya yang diperbolehkan agar
nilai shadow priceatau dual value dapat dipertahankan dengan parameter lain konstan, begitu pula dengan keuntungan per unit. Sedangkan analisis post optimal
digunakan untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi pada sumberdaya dan keuntungan per unit dapat mempengaruhi solusi optimal.
Pada Gambar 6 dapat dilihat bagan atau alur proses analisis yang digunakan untuk memperoleh perencanaan produksi yang optimal bagi pelaku
usaha agroindustri tahu di Kota Pekanbaru. Hasil optimalisasi dengan menggunakan model linear programming akan dijadikan sebagai bahan
rekomendasi untuk pengambilan suatu keputusan atau implikasi kebijakan bagi para pelaku usaha agroindustri tahu agar mendapatkan produksi yang optimal.
Sehingga pada saat pelaku usaha menghasilkan produksi yang optimal, para pelaku usaha bisa mendapatkan pendapatan yang maksimal.
Gambar 6. Bagan Kerangka Pemikiran Optimalisasi Usaha Agroindustri Tahu di Kota Pekanbaru.
Permasalahan: -
Tidak adanya pencatatan dalam kegiatan produksi
- Permintaan tahu tidak menentu
- Penggunaan sumberdaya belum
optimal
Analisis Linear Programming
Analisis Sensitivitas Analisis Optimasi
Pengembangan Agroindustri Tahu
Peluang pasar: Sangat terbuka karena Tahu merupakan
makanan yang bergizi, harga terjangkau dan disenangi semua kalangan.
Optimalisasi Usaha Agroindustri Tahu di Kota Pekanbaru
Implikasi Kebijakan untuk Mengoptimalkan Usaha Agroindustri Tahu di Kota Pekanbaru
Analisis Post Optimal
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian