Suku Batak Toba di Kabupaten Simalungun Suku Nias di Kabupaten Simalungun Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact

Secara garis besar riwayat sosial budaya masyarakat Nias meliputi sistem patrilineal, sistem kekerabatan dan kerjasama cukup menonjol, penggunaan huruf vocal dominan dalam kata atau kalimat akhiran vocal, memiliki tingkatan kasta siulu = bangsawan, siila = menteri, banuasato = rakyat biasa, tata hidup masyarakat dijalankan lembaga fondrako, budaya owase pesta adat untuk menaikkan derajat sosial dan kekuatan sosial yang tinggi, hombo batu bentuk keperkasaan dan ketangguhan bagi laki-laki dan mengutamakan prinsip gotong-royong Koestoro dan Wiradnyana, 2007. Hal inilah yang nantinya akan membentuk karakteristik psikologis masyarakat Nias ketika berinteraksi dengan masyarakat mayoritas di Kabupaten Simalungun serta mempengaruhi persepsi masyarakat mayoritas dalam menginterpretasikan kongruensi budayanya dengan budaya masyarakat Nias, begitu juga sebaliknya akan mempengaruhi persepsi masyarakat Nias dalam menginterpretasikan dan menilai kongruensi budayanya dengan budaya masyarakat mayoritas Kabupaten Simalungun.

C. Suku Batak Toba di Kabupaten Simalungun

Suku Batak Toba adalah salah satu dari rumpun suku Batak yang memiliki jumlah marga paling banyak dibandingkan dengan marga dari s uku Batak lainnya. Keberadaan dari masyarakat suku Batak Toba sudah tersebar hamper di seluruh wilayah Indonesia, dan bahkan ada juga telah berdomisili di Negara lain diluar Negara Indonesia. Universitas Sumatera Utara Jumlah marga yang cukup banyak dari masyarakat suku Batak Toba mengakibatkan keberadaannya bisa menjadi kelompok mayoritas atau kelompok minoritas tergantung wilayah atau daerah tempat berdomisili. Salah satu wilayah yang menjadi lokasi berdomisilinya masyarakat suku Batak Toba adalah di daerah Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Di Kabupaten Simalungun sendiri masyarakat suku Batak Toba sudah menjadi sebuah kelompok Mayoritas dibandingakan dengan suku-suku lainnya seperti Suku Batak Karo, Batak Mandailing, Nias, jawa dan juga Tionghoa.

D. Suku Nias di Kabupaten Simalungun

Suku Nias merupakan suku yang jumlah marganya tidak begitu banyak dibandingkan dengan marga dari suku lain. Keberadaan dari masyarakat suku Nias sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah marga yang cukup sedikit dari masyarakat suku Nias menjadikan keberadaannya bisa sebagai kelompok mayoritas atau kelompok minoritas tergantung wilayah atau daerah tempat berdomisili. Salah satu wilayah yang menjadi lokasi berdomisilinya masyarakat suku Nias adalah di daerah Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Di Kabupaten Simalungun sendiri masyarakat suku Nias menjadi kelompok minoritas dibandingakan dengan suku lainnya seperti Suku Batak Toba dan Batak Simalungun. Universitas Sumatera Utara

E. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses penilaian yang bersifat positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana suatu objek bernilai namun juga digunakan untuk membuat keputusan apakah objek tersebut memnag bernilai atau tidak Margaret, 2011. Mempertimbangkan definisi tersebut maka kami mendefinisikan evaluasi dalam penelitian ini sebagai proses memberikan penilaian terhadap aspek-aspek yang bersifat positif dan negatif yang dimiliki oleh kelompok budaya tertentu.

2. Aspek yang Diukur Dalam Evaluasi

Pada penilitian ini kami menggunakan dua aspek yang akan dievaluasi antara lain: a. Kehangatan warmth, yaitu adanya kedekatan, persahabatan dan suasana yang hangat Lestari, 2012. Dalam penelitian ini kehangatan yang dimaksud adalah sifat-sifat kedekatan dan persahabatan yang dimiliki oleh suatu kelompok budaya. b. Kompetensi competence, yaitu karakteristik dari seseorang yang merupakan perpaduan dari pengetahun, keterampilan dan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir serta bertindak yang dapat dilihat dari perilakunya Sudarman, 2010. Dalam penelitian ini kami mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu dari suatu kelompok budaya. Universitas Sumatera Utara

F. Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact

Pada kelompok budaya tertentu ada hal yang membuat orang-orang akan merasa terikat erat dalam suatu sistem dan pada kelompok budaya lainnya orang- orang merasa relatif bebas untuk melakukan sesuatu Berry, 2004. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya faktor sosial berupa riwayat sosial budaya yang mempengaruhi dan mendukung suatu kelompok budaya sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu karakteristik-karakteristik psikologis dalam kelompok budaya tersebut Matsumoto, 2008. Tujuh karakteristik psikologis tersebut akan berbeda pada setiap kelompok budaya dan ketika dua kelompok budaya yang berbeda berada di lingkungan yang sama maka perbedaan tersebut sebisa mungkin diminimalisir supaya terjalin hubungan interaksi dua arah dalam kelompok. Sebelum menentukan apakah akan menjalin sebuah hubungan interaksi maka kedua kelompok budaya yang berbeda tersebut harus saling menggunakan persepsi untuk menilai apakah ada terjadi sebuah kongruensi dan seperti apa kekongruensiaan atau kesesuaian budaya diantara kedua kelompok budaya. Persepsi atau penilaian yang dimiliki oleh individu dapat mempengaruhi perilakunya dan perlakuannya terhadap suatu objek serta situasi lingkungannya, dengan kata lain perilaku seseorang terhadap suatu objek akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap objek tersebut Solso, Maclin Maclin 2007. Persepsi seseorang terhadap kesesuaian budaya antara dua kelompok budaya berbeda diproses lebih lanjut dalam bentuk perilaku ataupun kecenderungan berperilaku untuk menjalin dan membangun sebuah hubungan Universitas Sumatera Utara atau kontak antarakelompok. Semakin kongruensi atau sesuai komponen- komponen budaya antara dua kelompok budaya yang berbeda maka akan cenderung terjalin sebuah interaksi atau kontak antarkelompok sehingga akan terjadi kontak yang lebih tinggi dan bersifat positif. Sebaliknya, semakin tidak kongruensi atau sesuai komponen-komponen budaya antara dua kelompok budaya yang berbeda maka akan cenderung tidak terjalin sebuah interaksi atau kontak antarkelompok sehingga kontak akan akan terjadipun sangat sedikit bahkan ada kemungkinan menimbulkan interaksi atau hunbungan yang bersifat negatif. Berdasarkan uraian tersebut, persepsi seseorang tentang kongruensi budaya berhubungan dengan bagaimana individu melakukan interaksi atau kontak untuk menciptakan sebuah hubungan diantara kelompok budaya yang berbeda sebagai sebuah wujud interaksi untuk bertahan di lingkungan sosial.

G. Hipotesa Penelitian

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Psychological Well-Being yang Positif pada Janda Lansia Suku Batak Toba yang Tinggal dengan Anak (Anak Laki-laki)

7 103 146

Gambaran kepribadian suku bangsa batak toba di Pematangsiantar Menggunakan Big Five Inventory

16 72 76

Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Batak Toba di Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

3 77 92

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 12

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 15

Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 23

BAB II LANDASAN TEORI A. Intergroup Contact 1. Pengertian Intergroup Contact - Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 9

HUBUNGAN PERSEPSI KONGRUENSI BUDAYA DENGAN INTERGROUP CONTACT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA TERHADAP MASYARAKAT SUKU NIAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

0 1 12