Pembahasan ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil bahwa dari 100 orang subjek, 70 masyarakat suku Batak Toba mengevaluasi masyarakat suku Nias sebagai kelompok yang memiliki kehangatan dan 77 masyarakat suku Batak Toba mengevaluasi masyarakat suku Nias sebagai kelompok yang memiliki kompetensi. Sehinngga dapat disimpulkan bahwa hampir secara keseluruhan para partisipan dalam penelitian ini mengevaluasi atau menilai masyarakat suku Nias secara positif sebagai kelompok yang memiliki kehangatan dan berkompetensi.

B. Pembahasan

Di dalam penelitian ini peneliti memeriksa peran dari persepsi kongruensi budaya terhadap intergroup contact. Bagaimana persepsi kongruensi budaya yang dilakukan oleh kelompok mayoritas yaitu masyarakat suku Batak Toba terhadap kelompok minoritas yaitu masyarakat suku Nias sehingga mendorong terjadinya kontak atau interaksi. Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi kongruensi budaya dengan intergroup contact. Semakin seseorang mempersepsikan komponen budaya yang dimilikinya sesuai dengan budaya lain maka individu tersebut akan cenderung melakukan kontak dengan individu yang berasal dari kelompok budaya yang berbeda tersebut. Sebaliknya, jika seseorang mempersepsikan komponen budaya yang dimilikinya tidak sesuai dengan budaya lainnya maka individu tersebut akan cenderung tidak melakukan kontak dengan individu yang berasal dari kelompok budaya yang berbeda tersebut. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada hubungan antara persepsi kongruensi budaya dengan intergroup contact. Persepsi kongruensi yang dimiliki oleh individu akan mendorongnya untuk melakukan kontak karena pada dasarnya seseorang akan lebih tertarik untuk memulai interaksi ketika memiliki sebuah penilaian bahwa ada kesamaan diantara mereka, sehingga akan memudahkan dan memungkinkan untuk menjalin sebuah hubungan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukankan oleh Vaughan 2002, bahwa ketika semakin dianggap kongruen suatu budaya maka akan semakin ingin individu dari kelompok budaya tersebut untuk menjalin kontak dengan individu dari budaya lain yang memiliki kesesuai dalam komponen budaya. Dalam hidup bermasyarakat kesadaran akan pemahaman terhadap budaya yang dimiliki membantu seorang individu lebih mudah beradaptasi dengan kelompok budaya lain dan akan meminimalisir terjadinya prasangka. Melakukan penilaian seperti apakah persamaan dan perbedaan antara komponen budaya yang kita miliki dengan komponen budaya kelompok lain. Terutama ketika berada dalam lingkungan yang berdampingan dengan banyak kelompok budaya yang berbeda-beda, harus benar-benar bisa menumbuhkan pemahaman terhadap budaya agar bisa melakukan sebuah penilaian kesesuaian budaya. Sehingga dengan mudah akan menentukan bagaimana cara beradaptasi dan berinteraksi sampai akhirnya menjalin serta menciptakan sebuah hubungan sosial yang aman, damai, tentram dan harmonis Bourhis, 2009. Karena pada dasarnya sebuah perbedaan akan menjadi lebih indah ketika kita melihat adanya persamaan untuk dijaga dan dijadikan sebuah pondasi dalam hidup bermasyarakat. Universitas Sumatera Utara Selain penilaian dalam komponen budaya, melakukan evaluasi terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh individu dari kelompok budaya yang berbeda juga memberikan informasi tentang bagaimana sifat positif dan negatif budaya tersebut. Evaluasi yang dilakukan juga akan membantu ketika hendak memulai interaksi dengan anggota kelompok budaya yang berbeda. Semakin kita memiliki evaluasi yang positif terhadap sifat dan karakteristik individu-individu dari budaya yang berbeda maka kita dapat membuat suatu keputusan untuk berinteraksi Burn, 2004. Ketika kita mengevaluasi secara positif kelompok budaya tertentu sebagai kelompok yang memiliki kehangatan maka kita akan lebih mudah dalam menjalin sebuah kontak, nyaman saat berinteraksi dan tidak takut ditolak oleh kelompok tersebut. Begitu juga ketika kita mengevalusi individu-individu dari kelompok budaya tertentu memiliki kompetensi dalam pengetahuan dan keterampilan maka kita akan merasa bahwa kelompok tersebut dapat diajak untuk bekerja sama dalam suatu kegiatan Kenrick, 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti tentang hubungan persepsi kongruensi budaya dengan intergroup contact, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi akan kongruensi budaya memiliki hubungan yang signifikan dengan intergroup contact yang dilakukan oleh individu-individu yang berasal dari kelompok budaya yang berbeda. 2. Individu yang mempersepsikan bahwa komponen-komponen budaya yang mereka miliki sesuai atau kongruensi dengan budaya lain maka individu tersebut cenderung menjalin interaksi atau kontak antarkelompok dengan individu yang berasal dari budaya yang berbeda tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti dapat memberikan saran agar penelitian ini dapat berguna bagi penelitian lanjutan mengenai persepsi kongruensi budaya dan interegroup contact. Adapun beberapa sarannya antara lain: Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Psychological Well-Being yang Positif pada Janda Lansia Suku Batak Toba yang Tinggal dengan Anak (Anak Laki-laki)

7 103 146

Gambaran kepribadian suku bangsa batak toba di Pematangsiantar Menggunakan Big Five Inventory

16 72 76

Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Batak Toba di Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

3 77 92

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 12

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Anta

0 1 15

Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 23

BAB II LANDASAN TEORI A. Intergroup Contact 1. Pengertian Intergroup Contact - Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Persepsi Kongruensi Budaya dengan Intergroup Contact Pada Masyarakat Suku Batak Toba Terhadap Masyarakat Suku Nias di Kabupaten Simalungun

0 0 9

HUBUNGAN PERSEPSI KONGRUENSI BUDAYA DENGAN INTERGROUP CONTACT PADA MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA TERHADAP MASYARAKAT SUKU NIAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

0 1 12