Screening DM Landasan Teori
12
Tabel 2.1. Klasifikasi Keadaan Berat Badan
11
Sumber: Sudoyo AW dkk, 2009
Berat badan individu ditentukan 40-70 oleh faktor genetik dan dipengaruhi oleh kebiasaan makan serta aktivitas fisik. Obesitas pada laki-laki
biasanya terjadi setelah umur 30 tahun, sedangkan pada wanita terjadi akibat obesitas pada masa kecil.
11
Obesitas, terutama obesitas sentral dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik seperti DM, dislipidemia, dan hiperurisemia.
11
80 pasien DMT2 adalah pasien yang obes.
14
Pada obesitas sentral penumpukan lemak terjadi di daerah abdomen. Lemak ini terdiri dari lemak subkutan dan lemak intrabdominal
yang terdiri dari lemak omental, mesenterial, serta retroperitoneal. Lemak subkutan abddomen inilah yang memiliki korelasi kuat terhadap terjadinya resistensi
insulin.
11
Obesitas sentral dapat dinilai salah satunya dengan mengukur lingkar perut. Menurut WHO 2009 pengukuran lingkar perut sebaiknya dilakukan di
pertengahan antara batas bawah iga dan krista iliaka. Pengukuran dilakukan dengan meggunakan pita secara horizontal pada saat akhir ekspirasi. Lingkar perut 90 cm
pada laki-laki dan 80 cm pada wanita berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas dan sindrom metabolik. Obesitas sentral dapat terjadi pada individu
walupun individu tersebut memiliki IMT 25 Kgm
2
.
11
Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang 18,5
Normal 18,5-22,9
Berat Badan Lebih 23,0
Berisiko 23,0-24,9
Obes I 25,0-29,9
Obes II 30,0
13
Resistensi insulin pada obesitas merupakan salah satu penyebab terjadinya sindrom metabolik. Insulin merangsang lipogenesis pada jaringan arterial dan
adiposa, sehingga terjadinya penumpukan lemak pada jaringan adiposa.
11
Pada keadaan obes terjadi peningkatan asam lemak, penumpukan lipid intrasel, dan pembentukan sitokin oleh adiposit yang dapat menyebabkan kerusakan
fungsi insulin. Selain itu, inflamasi terkait obesitas, termasuk infiltrasi makrofag dan induksi respon stres dapat menyebabkan resistensi insulin.
14